Gedung Putih mereaksi keputusan parlemen rendah Inggris menolak berpartisipasi dalam serangan militer ke Suriah. Dalam pernyataannya, kantor Presiden Amerika Serikat menegaskan bahwa Washington menyusun politik luar negerinya hanya berdasarkan penekanan terhadap kepentingan nasionalnya. Dalam pernyataan itu disebutkan pula bahwa Gedung Putih menilai penggunaan senjata kimia di Suriah bertentangan dengan kepentingan mendasar Amerika Serikat.
Dengan demikian, Gedung Putih secara implisit ingin menegaskan bahwa seandainya sekutu terdekatnya di tingkat global, yaitu Inggris, tidak menyertai AS dalam menyerang Suriah, Washington tidak akan menghapus opsi intervensi militernya ke Damaskus.
Amerika Serikat menuntut dunia untuk mengecam penggunaan senjata kimia di Suriah dan memaksa Damaskus bertanggungjawab di hadapan ketentuan internasional soal penggunaan senjata kimia.
Reaksi Washington itu diumumkan pasca konferensi video Presiden Barack Obama dengan penasehat keamanan nasional Suzan Rice, menteri pertahanan Chuck Hagel, dan para pemimpin lembaga dan komite Amerika Serikat.
Penekanan Gedung Putih untuk menyerang Suriah itu mengemuka di saat para tim investigator PBB belum merampungkan tugas mereka menyelidiki kasus penggunaan senjata kimia di dekat Damaskus.
Muncul berbagai berita simpang siur terkait serangan kimia itu. Militer Suriah dan militan saling melempar tudingan. Namun Amerika Serikat, akibat tuntutan program perubahan geografi politik di Timur Tengah, bersikeras melancarkan serangan ke Suriah dan enggan menanti hasil laporan tim penyidik PBB. Tanpa menyodorkan bukti, Amerika Serikat secara lantang menyalahkan pemerintah Suriah atas menggunaan senjata kimia, serta berharap masyarakat dunia akan menyertainya.
Inggris merupakan sekutu terpenting Amerika Serikat yang dapat membantu dalam serangan ke Suriah. Namun David Cameron yang juga tidak pernah ketinggalan mengekor kebijakan luar negeri Amerika Serikat--sama seperti pendahulunya--gagal meyakinkan para panggota parlemen dari kelompok oposisi atau bahkan para anggota partainya sendiri, untuk ikut menyerang Suriah.
Parlemen Inggris pada hari Kamis (29/8) dalam sebuah sidang darurat menolak partisipasi negara ini dalam serangan ke Suriah. Dalam sidang tersebut, Cameron juga berkomitmen untuk tidak mengabaikan pendapat parlemen dalam segala bentuk keputusan terkait serangan ke Suriah.
Para pejabat Amerika Serikat sebelum sidang darurat itu digelar, sudah menyampaikan kekhawatiran tentang kegagalan Cameron dalam membujuk para panggota parlemen. Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih, sebelum sidang di parlemen Inggris itu dalam konferensi persnya mengatakan bahwa Inggris harus berperan dalam mengecam sebuah negara yang telah menggunakan senjata kimia.
Mengutip pernyataan Hagel (Menhan AS), Earnest mengatakan, meski friksi pemerintah Inggris dan parlemen negara itu tentang transformasi Suriah, Washington akan tetapi menjaga hubungan dekat dan perundingan dengan London tentang Damaskus.
Dengan kata lain, Washington tidak menggubris reaksi negatif parlemen rendah Inggris dalam rencana intervensi militer di Suriah serta berharap pemerintah London dapat mengiringi Washington menyusun rencana baru di Timur Tengah.