Obama Dilematis Hadapi Konflik Suriah

Rate this item
(0 votes)

Ancaman Amerika Serikat untuk menyerang Suriah dinilai banyak pihak sebagai sebuah upaya untuk menyelamatkan wibawa Washington dan citra negara itu di tengah para sekutu, ketimbang kebutuhan untuk tujuan-tujuan kemanusiaan.

Bahasa ancaman telah menjadi alat komunikasi yang lumrah bagi negara-negara Barat di kancah internasional. Barat tak henti-hentinya mengancam negara lain dengan berbagai tindakan, dan kali ini pemerintahan Presiden Bashar al-Assad diancam dengan serangan militer.

Para pejabat Gedung Putih menganggap penggunaan senjata kimia di Suriah sebagai garis merah AS. Sementara pemerintah Damaskus membantah keras tudingan tersebut dan mengecam penggunaan senjata kimia. Pasukan pemerintah Suriah meraih kemenangan beruntun dalam menumpas teroris selama beberapa bulan terakhir dan tidak ada kebutuhan untuk menggunakan senjata kimia.

Presiden Barack Obama saat ini berada di antara dua pilihan yang sulit. Serangan militer AS ke Suriah meskipun terbatas, akan menghadapi masalah legalitas mengingat tidak ada mandat dari Dewan Keamanan PBB.

Kondisi itu mendorong Obama meminta bantuan Kongres untuk mendapatkan otorisasi sekaligus mengulur waktu untuk membangun koalisi internasional sebelum menyerang Suriah. AS telah kehilangan sekutu dekatnya, Inggris setelah ada penolakan dari parlemen negara itu.

Dari sisi lain, kegagalan AS dalam menyerang Suriah akan ditafsirkan sebagai langkah mundur negara itu dalam percaturan global, di mana citra hegemoni AS akan dipertanyakan.

Yang jelas, klaim-klaim AS tentang dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah tidak akan menciptakan payung hukum untuk menyerang sebuah negara yang berdaulat dan merdeka.

Menurut situs Foreign Policy, AS sama sekali tidak mampu menjustifikasi serangan ke Suriah baik dari segi hukum maupun moral. Utusan Khusus PBB untuk Suriah Lakhdar Brahimi menyatakan bahwa serangan tanpa persetujuan Dewan Keamanan jelas melanggar hukum internasional.

Gagasan bahwa serangan akan menegakkan norma-norma internasional atau aturan hukum adalah tidak rasional.

Sementara itu, mantan anggota Kongres Ron Paul mengatakan, AS harus menarik diri dari perang sipil Suriah karena AS akan berada di jalan untuk membantu Al Qaeda jika terus mendukung pemberontakan oposisi.

Paul menentang rencana AS untuk menyerang Suriah dan percaya bahwa siapa pun yang terlibat dalam perang sipil akan menghadapi risiko besar. Perang selalu melebar karena konsekuensi yang tidak disengaja.

Read 1783 times