Para menteri perminyakan dari negara-negara pengekspor gas tiba di Tehran pada Sabtu malam (2/11) untuk menghadiri pertemuan Forum Negara Pengekspor Gas (GECF). Pertemuan itu dimulai pada hari Ahad, dengan partisipasi para menteri perminyakan dan energi dari 17 negara anggota dan negara pengamat GECF.
Anggota forum tersebut menguasai 42 persen dari produksi gas dunia, 70 persen dari cadangan gas dunia, 38 persen pengangkutan gas melalui pipa transmisi, dan 85 persen dari perdagangan gas alam cair (LNG).
Aljazair, Bolivia, Mesir, Guinea Ekuatorial, Republik Islam Iran, Libya, Nigeria, Qatar, Rusia, Trinidad dan Tobago, Venezuela, Uni Emirat Arab, dan Oman merupakan 13 negara anggota GECF. Sementara Belanda, Kazakhstan, Irak, dan Norwegia menyandang status sebagai negara pengamat di forum tersebut.
Wacana untuk meningkatkan kerjasama di negara-negara pengekspor gas melalui sebuah lembaga internasional untuk pertama kalinya disampaikan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
GECF dibentuk tahun 2001 di Tehran atas inisiatif Republik Islam dan dihadiri oleh tiga negara dengan cadangan gas alam terbesar dunia yaitu, Iran, Qatar, dan Rusia.
Pertemuan pertama GECF diselenggarakan di Tehran dan untuk pertama kalinya di industri gas dunia, sebuah lembaga bernama Forum Negara Pengekspor Gas diresmikan.
Dengan memperhatikan peran besar gas alam sebagai bahan bakar yang bersih, ekonomis, dan mudah dijangkau, maka GECF dapat memainkan peran signifikan dalam menjamin kebutuhan energi dunia di era sekarang dan masa depan.
Pertemuan tingkat menteri GECF digelar setahun sekali, sementara sidang komite eksekutif forum diselenggarakan dua kali dalam setahun, dan jika diperlukan, organisasi ini akan melaksanakan pertemuan kelompok-kelompok pakar. Semua kegiatan itu hingga sekarang telah menghasilkan keputusan-keputusan penting untuk meningkatkan kerjasama dalam mengelola pasar gas dunia.
Kondisi pasar energi sepertinya akan menguntungkan negara-negara anggota GECF seiring meningkatnya kebutuhan negara-negara industri dan berkembang terhadap sumber-sumber energi.
Menurut prediksi Badan Energi Internasional (IEA), permintaan dunia terhadap gas akan terus meningkat dan bersaing ketat dengan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan energi dunia.
Meski demikian, produksi shale gas di Amerika Serikat dan penurunan harga gas di negara itu, telah mendorong negara-negara lain untuk memulai kegiatan produksi jenis gas tersebut.
Shale gas adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan "shale" atau tempat terbentuknya gas bumi, dan tergolong gas non-konvensional. Proses yang diperlukan untuk mengubah batuan shale menjadi gas, membutuhkan waktu sekitar lima tahun.
Para pakar tetap percaya bahwa produksi shale gas tidak akan tergolong ekonomis bagi negara-negara lain karena biaya produksinya terbilang mahal. Dalam kondisi seperti ini, negara-negara anggota GECF perlu melakukan koordinasi untuk menjaga sahamnya di pasar gas dunia dan mengakses pasar-pasar yang menjanjikan.
Kerjasama negara-negara anggota GECF di tingkat regional dan internasional akan mendorong penguatan landasan-landasan forum tersebut dan menguntungkan semua negara anggota.