Eskalasi Penumpasan Oposisi Mesir

Rate this item
(0 votes)
Eskalasi Penumpasan Oposisi Mesir

Bersamaan dengan laporan tahun 2015 mengenai kondisi tahanan politik di Mesir yang semakin parah, The Strong Egypt Party (Hizb Misr al-Qawia) menuding Departemen Dalam Negeri meningkatkan penindasan dan tekanan terhadap tahanan politik.

Laman al-Masryoon Ahad (10/1) mengutip statemen Hizb Misr al-Qawia melaporkan, Departemen Dalam Negeri Mesir meningkatkan represi dan penyiksaan terhadap tahanan politik dan kian melanggar hak-hak mereka.

Hizb Misr al-Qawia di statemennya menambahkan, para sipir penjara hampir setiap hari memukul dan menyiksa tahanan serta memperlakukan mereka secara tak manusiawi. Partai Mesir ini menyatakan, para tahanan tidak mendapat makanan, pakaian dan fasilitas pemanas yang memadai dan mereka menggelar aksi mogok makan sebagai protes atas kondisi yang ada. Di sisi lain, sipir penjara malah memukuli serta menyiksa mereka.

Sementara itu, pembunuhan oposan di Mesir terus berlanjut dan pasukan keamanan negara ini membunuh salah satu oposan yang menentang kudeta militer tahun 2013. Oposan tersebut seorang dokter berusia 30 tahun di Provinsi al-Faiyum.

Pejabat Mesir sejak kudeta terhadap Mohammad Morsi, presiden Mesir saat itu di tahun 2013 yang berujung pada pelengseran presiden terpilih ini menempatkan kebijakan represif dan mencegah protes warga. Para kudeta tidak segan-segan melakukan berbagai bentuk kejahatan terhadap warga Mesir.

Di kondisi seperti ini, yang sejatinya bentuk pelanggaran HAM dan hak sipil di Mesir, muncul berita kondisi semakin parah para tahanan politik dan mahasiswa di penjara-penjara negara ini. Tentu saja berita ini membuat kekhawatiran akan pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan di Mesir semakin besar.

Disebutkan bahwa sejak tersingkirnya Morsi dari kursi kepresidenan Mesir oleh militer di tahun 2013, aparat keamanan dan militer negara ini telah membantai ratusan demonstran pro Morsi dan ribuan lainnya dijebloskan ke penjara dengan hukuman berat, termasuk penjara seumur hidup. Selain itu, sejak saat itu hingga kini, ratusan pendukung Morsi dijatuhi vonis hukuman mati.

Meski agitasi pejabat Mesir meningkat, para pendukung Morsi memahami bahwa Abdel Fattah el-Sisi adalah pemimpin gerakan kudeta yang mengabaikan hasil pemilu presiden tahun 2012 dan yang membuat Morsi terpilih sebagai presiden pertama pilihan rakyat di negara ini serta kemudian el-Sisi melengserkannya.

El-Sisi setelah berkuasa mulai mengumbar janji kepada warga bahwa pemerintahannya akan bergerak ke arah demokrasi, namun menurut pengakuan kubu oposisi, kinerja el-Sisi hanya semakin membuat para aktivis menderita dengan perlakuan kejam,intimidasi dan represi terhadap mereka. Tentu saja kebijakan el-Sisi ini mendorong Mesir semakin ke arah krisis yang berkepanjangan dan akut.

Perilaku despotik el-Sisi mengindikasikan bahwa ia bergerak selaras dengan sistem pemerintahan Hosni Mubarak, diktator terguling Mesir dan dapat dikatakan bahwa el-Sisi bahkan lebih kejam dari Mubarak dalam menyikapi kubu oposisi.

Di kondisi seperti ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut vonis yang dirilis oleh pengadilan Mesir belum pernah terjadi dalam sejarah kontemporer. Hal ini menunjukkan kondisi parah aktivis politik di Mesir.

Read 1760 times