Hari Quds Sedunia Di Mata Imam Khomeini Dan Imam Khamenei

Rate this item
(0 votes)
Hari Quds Sedunia Di Mata Imam Khomeini Dan Imam Khamenei

Hari Quds Sedunia kembali tiba. Jutaan pecinta kebebasan di seluruh dunia turun ke jalan-jalan dan siap membela rakyat tertindas Palestina. Mereka menyuarakan dengan lantang pembebasan al-Quds dari tangan Rezim Zionis Israel. Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran pada Agustus 1979, sekitar enam bulan pasca kemenangan Revolusi Islam menetapkan Jum'at terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia. Imam Khomeini ra menulis, "Saya meminta seluruh umat Islam dunia untuk menjadikan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan - yang termasuk malam-malam Lailatul Qadar dan juga dapat menjadi penentu nasib bangsa Palestina - sebagai Hari Quds dan mengumumkan solidaritas internasional umat Islam dalam mendukung hak-hak legal bangsa Palestina." Beliau menambahkan, saya selama beberapa tahun telah memperingatkan kepada umat Islam terkait ancaman Rezim Zionis Israel. Kini Israel dengan buas menyerang saudara-saudara kita di Palestina serta Lebanon selatan. Untuk memberantas pejuang Palestina, Israel tak segan-segan membombardir rumah-rumah warga.

 

Tiga dekade pasca instruksi Imam Khomeini menamakan Jum'at terakhir sebagai Hari Quds Sedunia berbagai nasehat dan prediksi beliau kini mulai terealisasi. Peringatan Hari Quds Sedunia khususnya tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena harapan terbebasnya al-Quds semakin besar. Seperti yang sebelumnya diprediksikan Imam Khomeini, Islam kembali akan bangkit. Kebangkitan Islam muncul mulai dari Afrika Utara hingga negara Arab di Teluk Persia. Pemerintahan despotik Arab dukungan Barat mulai runtuh atau berada di ambang kehancuran. Umat Islam dengan berpegang teguh pada ajaran Islam dan tanpa mempedulikan kelompok baik kanan maupun kiri bangkit menentang pemerintahan despotik.

 

Hari Quds Sedunia tidak terbatas ungkapan solidaritas dan dukungan terhadap bangsa tertindas Palestina dari penjajahan Rezim Zionis Israel. Selama tiga dekade terakhir, Hari Quds Sedunia berubah menjadi simbol resistensi anti imperialisme dan arogansi dunia. Terkait hal ini Imam Khomeini berkata, Hari Quds Sedunia adalah hari penentuan nasib bangsa tertindas, bangsa tertindas harus menyatakan eksistensinya dihadapan negara arogan. Seluruh bangsa tertindas dunia harus bangkit seperti rakyat Iran melawan negara arogan serta membuang bibit penyakit ini ke tong sampah. Pendiri Republik Islam Iran menyebut Hari Quds Sedunia sebagai hari kebangkitan Islam. Imam Khomeini berkata,"Hari Quds, hari Islam. Hari Quds adalah hari di mana kita harus membangkitkan Islam."

 

Tibanya Hari Al-Quds Sedunia kembali mengingatkan umat Islam dunia tentang tugas dan kewajiban mereka membela bangsa Palestina yang teraniaya. Dengan mendeklarasikan Hari Al-Quds Sedunia, Imam Khomeini ra telah menanamkan isu Palestina ke dalam hati nurani manusia, memadukan dan memusatkan semua pekik kecaman kepada Zionisme, dan kitapun menyaksikan antusiasme umat Islam dalam menyambut peringatan ini.

 

Para pejuang yang gigih berjihad di Tanah Pendudukan dan hidup dalam getirnya perjuangan sebagai satu-satunya jalan untuk membebaskan Palestina dan melenyapkan rezim pendudukan harus merasa dan tahu persis bahwa bangsa-bangsa di Dunia Islam selalu mengingat dan menyokong mereka. Agar para mujahidin yang terasing di kampung halaman mereka sendiri itu dapat memiliki perasaan demikian, maka unjuk rasa Hari Al-Quds harus dilakukan di Dunia Islam. Inisiatif Pemimpin Besar kita, Imam Khomeini ra, dalam mendeklarasikan Hari Al-Quds adalah dalam rangka ini. Tanpa cara demikian, warga sipil di Teheran -misalnya- tidak bisa memberikan kontribusi apapun bagi perjuangan Palestina, sebab mereka tidak bisa ikut mengangkat senjata ke sana dan berperang melawan Israel.

 

Dunia Islam harus memperingati Hari Al-Quds. Umat Islam jangan sampai terlena oleh ketenangan dan ketenteraman absurd yang diciptakan oleh pemerintah-pemerintah yang telah menggadaikan dirinya kepada asing. Umat jangan terbuai oleh ketentraman artifisial yang sengaja diperlihatkan supaya masalah Palestina perlahan-lahan terabaikan dan hilang dari ingatan setiap orang. Umat Islam jangan sampai mengabaikan pengkhianatan yang dilakukan pemerintah sebagian negara demi keuntungan Rezim Zionis dan mengorbankan nasib bangsa Palestina.

 

Peringatilah dan besarkan Hari Al-Quds Sedunia, dan jangan pernah peduli apakah media massa dunia meliputnya atau tidak. Orang-orang yang mendekam di ?penjara-penjara' Palestina mengatakan kepada kita bahwa pekikan slogan kita, solidaritas kita, dan kepalan tangan kita yang semuanya menunjukkan tekad dan ketulusan kita telah menambah kekuatan mereka dalam perjuangan. Orang-orang yang tersekat dalam dinding-dinding raksasa Palestina jangan sampai merasa sendirian. Kaum pria dan perempuan Palestina yang hidup di jalanan dan perkampungan Baitul Maqdis, Jalur Gaza, dan kota-kota Palestina Pendudukan lainnya dalam kondisi mengenaskan akibat kekejaman Zionis harus merasa bahwa Anda ada di belakang mereka supaya mereka bisa bertahan berjuang. Dalam hal ini pemerintah di Dunia Islam tentunya juga memikul kewajiban.

 

Jika Dunia Islam sudi memperingati Hari Al-Quds secara kongkret dan menjadikannya sebagai momentum untuk meneriakkan yel-yel anti Zionis, tak pelak lagi akan banyak ambisi musuh yang kandas dan musuh lantas mengambil langkah mundur. Dalam hal ini, bangsa Iran telah menjadikan Hari Al-Quds sebagai momentum untuk menegaskan kembali pendiriannya terhadap kasus Palestina sehingga rakyat tertindas Palestina menyadari bahwa di jagad raya ini masih ada orang yang peduli akan problema mereka. Sensibilitas ini harus dibuktikan. Israel harus lebih ditekan lagi. Orang-orang Palestina juga harus merasa bertanggungjawab untuk menghidupkan sendiri persoalan-persoalan Palestina dan berjuang. Berjuang memang berat, tetapi hidup di bawah penindasan kaum Zionis lebih berat dari beban perjuangan. Selain itu, perjuangan akan mencerahkan masa depan mereka, sedangkan berdiam diri hanya akan memperburuk nasib mereka.

 

Umat Islam Palestina di tanah-tanah pendudukan Palestina sekarang sedang bangkit. Hanya saja, perjuangan dari dalam negeri Palestina ini harus bereskalasi dan merambah ke seluruh bagian tubuh umat Islam, dan bangsa-bangsa Muslim di seluruh penjuru dunia harus membantu saudara-saudara mereka di Palestina.

 

Upaya menghapus Hari Al-Quds yang ditunjukkan para pendukung formal maupun informal Israel cukup mencolok. Mereka membuat hari tandingan agar Hari al-Quds terlupakan. Di negara-negara Muslim sendiri para suporter Israel tidak memperkenankan pemerintah mengizinkan adanya pawai unjuk rasa untuk memperingati Hari Al-Quds Sedunia. Naifnya, mereka memiliki pengaruh di sejumlah besar negara Muslim. Ini jelas petaka bagi umat dan Dunia Islam. Aneh sekali jika pemerintah negara-negara Muslim ikut-ikutan tidak menganjurkan masyarakatnya berunjuk rasa mendukung perjuangan bangsa Palestina di Hari Al-Quds. Apa yang kurang dari negara-negara Muslim jika menyukseskan peringatan Hari Al-Quds Sedunia? Mengapa mesti bersikap demikian jika mereka memang menyokong aspirasi Palestina?!

 

Para ulama Islam dari mazhab apapun sepakat bahwa jika bagian dari kawasan Islam direbut dan dikuasai oleh musuh Islam maka segenap bangsa Muslim berkewajiban membela dan mengembalikan kawasan itu ke pangkuan umat Islam. Dengan demikian, umat Islam di manapun berada harus menunjukkan partisipasi perjuangannya dalam bentuk semampunya. Dan inilah yang menjadi sebab mengapa gagasan Imam Khomeini ra menjadikan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Al-Quds Sedunia mendapat sambutan antusias dari Dunia Islam.

 

Pada prinsipnya, Hari Al-Quds bukan milik orang Iran semata, melainkan milik Dunia Islam sehingga wajar apabila umat Islam menjadikan hari itu sebagai momen untuk setidaknya menunjukkan solidaritas mereka kepada saudara-saudara mereka di Palestina. Yaitu, solidaritas yang mencerminkan penolakan dan perlawanan mereka terhadap konspirasi AS dan Zionis Israel di bumi Palestina yang terpanggang oleh tragedi pendudukan.

 

Luka lama yang ditorehkan kaum Zionis dan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang membekingnya adalah luka yang juga sangat menyakitkan dan kian hari kian parah untuk segenap masyarakat dan Dunia Islam. Karena itu, Dunia Islam jangan sampai melupakan atau menyepelekan tragedi Palestina. Umat Islam harus senantiasa terjaga di depan segala perkembangan yang terjadi pada kemelut Palestina. Umat Islam harus selalu ingat bahwa keterbiusan mereka dari rasa sakit yang disebabkan oleh luka itu adalah target yang sangat diharapkan oleh AS dan segenap kekuatan dunia yang getol mendukung kaum Zionis Israel.

Read 1959 times