Hari Quds Sedunia tahun ini sangat penting. Karena sistem dominasi yang dipimpin oleh Amerika bersama dengan beberapa rezim reaksioner Arab bekerjasama dengan rezim penjajah Zionis berupaya memarjinalkan masalah Palestina dan al-Quds.
Imam Khomeini ra, Pendiri Republik Islam Iran atas inisiatif penamaan hari Jumat terakhir Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia, berhasil membuat masalah Palestina menjadi perhatian dunia. Beliau menegaskan bahwa memperhatikan cita-cita Palestina menjadi masalah pertama dunia Islam dan rezim Zionis Israel adalah musuh pertama umat Islam dan Arab.
Dalam masalah Palestina dan al-Quds, Imam Khomeini ra berhasil menggagalkan konspirasi Arab-Amerika-Israel yang berusaha agar cita-cita bangsa Palestina dilupakan. Kini, berkat pemikiran pendiri Republik Islam Iran ini, front Intifada dan Muqawama berhasil mengalahkan front kompromisasi. Resistensi yang ditunjukkan bangsa Palestina dalam bentuk Intifada mampu mengubah konstelasi di Palestina, sehingga kebijakan kompromi dengan rezim Zionis Israel menjadi redup. Para pemuda Palestina saat ini dengan memanfaatkan pengalaman Intifada I (Intifada Batu tahun 1978) dan II (Intifada al-Aqsa tahun 2000) menambah keefektifan Intifada al-Quds (Intifada Ketiga). Sekalipun ada saja upaya untuk melakukan sabotase terhadap Intifada III baik oleh anasir internal atau Arab, Intifada Ketiga bangsa Palestina tetap yang mendominasi.
Intifada al-Quds terbentuk pada Oktober 2015 dalam kondisi rezim Zionis Israel meningkatkan konspirasi anti Masjid al-Aqsa di balik upaya kompromi sebagian rezim reaksioner Arab dengan musuh pertama umat Islam dan Arab. Intifada rakyat Palestina ini berubah menjadi tantangan serius bagi keberadaan rezim Zionis Israel. Pengalaman tiga Intifada rakyat Palestina sangat transparan bagi seluruh dunia, sehingga kebijakan kompromi tidak berhasil. Sebaliknya, Intifada berhasil fokus pada strategi "menghidupkan kembali cita-cita bangsa Palestina".
Ketika rakyat, faksi-faksi muqawama dan tokoh-tokoh politik Palestina percaya akan kekuatan Intifada dan dunia Islam memiliki satu cara pandang akan masalah Palestina, konspirasi rezim Zionis Israel anti anti al-Quds pasti gagal. Dalam konteks ini, Zakir Ahmad, analis politik Afghanistan pada Kamis (22/6) dalam sebuah wawancara dengan radio Dari IRIB mengatakan, "Ketika umat Islam bersatu, tidak ada negara adidaya yang mampu mendikte mereka. Bila hari ini Palestina dan Baitul Maqdis diduduki Zionis Israel dikarenakan umat Islam tidak benar-benar memperhatikan masalah persatuan, khususnya banyak negara arab yang bungkam di hadapan kejahatan Israel dan sikap ini menjadi noktah hitam bagi dunia Islam.”
Transformasi kekinian kawasan Asia Barat, khususnya tantangan serius terorisme dan konflik di negara-negara regional dengan masalahnya sendiri merupakan konspirasi terorganisir dari kekuatan arogan dunia yang dimotori Amerika dan rezim Zionis Israel. Tujuan mereka adalah masalah al-Quds dan cita-cita bangsa Palestina sebagai prioritas utama dunia Islam menjadi terlupakan. Strategi yang dilakukan adalah menciptakan konflik internal dunia Islam agar tidak lagi memperhatikan rezim Zionis Israel sebagai musuh pertama dunia Islam, bahkan berupaya mengubah musuh menjadi teman.
Kini, sebagian negara-negara Arab seperti Arab Saudi dengan bekerjasama dengan Amerika tengah berusaha keras melakukan kompromi dengan Zionis Israel agar Iran sebagai sahabat bangsa tertindas Palestina dikenalkan sebagai musuh. Sebaliknya, rezim Zionis Israel yang membantai anak-anak Palestina sebagai sahabat. Mencermati kebijakan yang telah diprogram sejak lama, Hari Quds Sedunia tahun ini menjadi sangat penting untuk mengungkap apa sebenarnya yang tengah terjadi.
Sekaitan dengan masalah ini, Alaeddin Boroujerdi, Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Syura Islami Iran Kamis malam (22/6) kepada televisi Iran menyebut pembentukan kelompok-kelompok teroris seperti Daesh (ISIS) bertujuan agar negara-negara Islam terus tenggelam dalam konflik dan melindungi rezim Zionis Israel. Ia menegaskan, "Iran dan negara-negara sekutunya di kawasan berusaha mematikan api yang dibuat untuk membakar umat Islam dan memobilisasi segala kapasitas yang dimiliki agar umat Islam tahu musuh utamanya adalah rezim Zionis Israel."