Imam Ali as Teladan Untuk Para Gembong Politik

Rate this item
(0 votes)
Imam Ali as Teladan Untuk Para Gembong Politik

Imam Ali bin Abithalib as pada masa kalifatnya bersabda kepada Malik Bin Asytar beberapa perintahan tentang cara pengurusan tugas-tugas masyarakat pada waktu dia ditentukan sebagai gubernur masyarakat Mesir. Beliau bersabda:

Ketahuilah, wahai Malik! Bahwa saya telah mengutus Anda ke suatu daerah, dimana sebelumnya pernah dipimpin oleh penguasa-penguasa, yang adil maupun yang dzalim. Sekarang, rakyat akan memperhatikan tindakan-tindakan Anda, sebagaimana Anda telah memperhatikan tindakan-tindakan para penguasa sebelum Anda. Dan, mereka (rakyat) akan menilai Anda sebagaimana Anda pernah menilai mereka (para penguasa).
Sesungguhnya orang bijak diketahui dengan nama baik yang Allah tebarkan untuk mereka melalui lidah hamba-hamba-Nya. Maka itu, jadikanlah amal saleh sebagai koleksi yang terbaik. Untuk itu, kuasailah hawa nafsu Anda dan sayangilah diri Anda dari melakukan apa yang diharamkan atas Anda, karena menyayangi diri berarti menyeimbangkan diri di antara apa yang disukainya dan apa yang dibencinya.
Jadikan hati Anda belas kasih, cinta dan ramah kepada rakyat. Janganlah Anda layaknya binatang buas yang siap menerkam mereka, karena mereka itu adalah satu di antara dua golongan: saudara Anda dalam agama, atau sesama Anda dalam ciptaan. Mereka akan melakukan kekeliruan dan menghadapi kesalahan. Mereka mungkin berbuat salah dengan sengaja atau karena lalai. Maka, ulurkanlah kepada mereka ampunan dan maaf Anda, sebagaimana Anda menginginkan Allah mengulurkan ampunan dan maaf-Nya kepada Anda, karena sesungguhnya Anda di atas mereka, dan pemimpin Anda di atas Anda, sementara Allah di atas orang yang telah mengangkat Anda. Dia (Allah) mengendaki Anda mengurus tata kehidupan mereka (rakyat) dan menguji Anda melalui mereka.
Janganlah mengambil langkah untuk memerangi Allah, karena Anda tidak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya, dan Anda senantiasa bergantung pada ampunan serta rahmat-Nya. Jangan menyesal karena memaafkan, dan merasa puas ketika melakukan hukuman. Jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan pada saat emosi memuncak. Jangan katakan, “Aku telah diberi kewenangan, aku harus ditaati kapan saja saya mengeluarkan perintah”. Karena, hal itu dapat membusukkan hati, melemahkan agama dan mempercepat keruntuhan (pemerintahan)-nya.
Di saat-saat Anda merasa bangga atau sombong karena kekuasaan Anda, maka tengoklah besarnya kerajaan dan kekuasaan Allah di atas Anda. Sesungguhnya Allah kuasa melakukan sesuatu yang tidak sanggup Anda lakukan meski terhadap diri Anda sendiri. Demikian ini akan meluluhkan kesombongan Anda, menyeimbangkan temperamen Anda yang tinggi, dan mengembalikan Anda kepada kebijaksanaan yang telah pergi jauh dari Anda.
Hati-hatilah dari berkompetisi dengan Allah dalam kebesaran-Nya, atau menyerupakan diri dengan-Nya dalam kekuasaan dan keperkasaan-Nya, karena Allah menghinakan setiap pendakwa kekuasaan dan melemahkan setiap orang yang sombong.
Tempatkanlah Allah sebagaimana posisi-Nya, tempatkan pula posisi rakyat yang selayaknya di hadapan Anda, kerabat Anda dan orang-orang yang Anda cintai. Jika Anda tidak memperlakukan mereka demikian, maka Anda telah melakukan kedzaliman. Dan, jika seseorang telah melakukan kedzaliman terhadap hamba-hamba Allah, maka di belakang mereka adalah Allah sendiri yang menjadi lawannya. Dan, apabila Allah adalah lawan seseorang, Dia-lah yang akan menghancurkan kekuatannya. Ia akan tetap sebagai musuh yang memerangi Allah sampai ia menghentikan kedzalimannya dan bertaubat. Tak ada yang lebih menyebabkan hilangnya karunia Allah atau mempercepat pembalasan-Nya selain meneruskan kedzaliman. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar doa orang yang tertindas dan mengintai para penindas.

Read 2102 times