Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menilai faktor utama sanksi Barat terhadap Iran adalah kejayaan dan spirit independen bangsa Iran. Rahbar dalam pidatonya di hadapan puluhan ribu warga Provinsi Khorasan Utara, Rabu (10/10) menyatakan bahwa sanksi bukan masalah baru, dan senantiasa ada sejak 33 tahun lalu. Ayatullah Khamenei memandang resistensi, dan independensi Iran merupakan berkah dari Islam dan al-Quran membuat musuh geram.
Iran dalam beberapa bulan terakhir menjadi sasaran sanksi sepihak dan ilegal Barat yang tidak menghendaki kemajuan Republik Islam. AS dan Eropa mengerahkan segala cara untuk mewujudkan ambisinya, termasuk dengan melancarkan sanksi di sektor minyak dan finansial. Dengan menghantam fondasi ekonomi Iran, Barat mengira bisa merusak persatuan bangsa Iran dan menggoyahkan Republik Islam.Tapi Barat keliru besar.
Iran selama lebih dari tiga dekade pasca kemenangan Revolusi Islam berhasil menghadapi krisis yang jauh lebih besar dan kompleks. Rangkaian ancaman seperti disintergrasi bangsa, perang pertahanan suci yang dipaksakan rezim Baath Irak selama delapan tahun, dan beragam sanksi dihadapi Iran. Berbagai masalah itu berhasil dilalui dengan kemenangan, dan kini bangsa Iran terus membangun di bawah gelombang tekanan Barat.
Dalam beberapa bulan terakhir, musuh-musuh Revolusi Islam menjadikan kemajuan yang dicapai para ilmuwan nuklir Iran sebagai alasan untuk meningkatkan tekanan terhadap bangsa Iran. Tapi, seperti ditegaskan Rahbar, hal itu hanya alasan bohong Barat belaka, sebab sanksi sudah diterapkan di saat aktivitas program nuklir Iran belum dimulai. Ayatullah Khamenei menepis klaim AS dan sekutunya bahwa mereka akan mencabut sanksi terhadap Iran jika Tehran menghentikan program energi nuklirnya.
"Mereka berpura-pura bahwa sanksi akan dicabut jika bangsa Iran menghentikan energi nuklirnya. Mereka bohong! Mereka membuat keputusan itu atas dendam dan kebencian [terhadap Iran] dan menjatuhkan sanksi tidak rasional," tegas Rahbar.
Kini muncul pertanyaan besar, apa masalah utama adidaya global terhadap Republik Islam Iran? Jawaban atas pertanyaan ini bisa dilacak pada potensi bangsa Iran dan akar pemerintahan Republik Islam. Di tengah derasnya gelombang sanksi Barat, bangsa Iran saat ini tampil merdeka, independen, bermartabat, maju dan terus membangun dengan caranya sendiri.
Potensi bangsa Iran dan akar keyakinan Islam yang menjadi faktor utama kebencian dan permusuhan Barat terhadap agama Islam, merupakan faktor pemicu kemajuan dan keberhasilan bangsa Iran. Inilah yang dimaksud Rahbar sebagai berkah Islam dan al-Quran yang mampu mengubah sejarah kawasan, sekaligus mempengaruhi gerakan perubahan dunia.
Sukacita Barat atas munculnya sejumlah masalah ekonomi yang menimpa Iran berlangsung di saat negara-negara Eropa terutama dalam setahun terakhir dilanda krisis ekonomi dan gelombang protes rakyat yang semakin deras. Di AS sendiri, problem ekonomi ini menjadi salah satu masalah penting pilpres.
Di tengah euforia Washington, Tel Aviv dan sekutunya terhadap gejolak ekonomi Iran akibat sanksi ekonomi terbaru, tampaknya Republik Islam akan kembali berhasil mengatasi masalah tersebut. Pengalaman membuktikan berkat kinerja pemerintah dan kewaspadaan rakyat, Iran bisa mengendalikan krisis ekonomi dan finansial saat ini, yang terlalu besar dibandingkan krisis sebelumnya. Inilah yang dimaksud Ayatullah Khamenei bahwa Republik Islam bisa mengatasi masalah gejolak ekonomi saat ini, dan kembali lagi konspirasi musuh membentur dinding. (IRIB Indonesia/PH)