Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran hari Senin (20/05) menyinggung dominasi mafia senjata atas kebijakan luar negeri Amerika dan mendesak Donald Trump, Presiden Amerika serikat agar menghadapi mereka.
Zarif dalam Twittnya menyinggung sebagian dari ucapan Trump ketika diwawancarai Fox News mengatakan, "Donald Trump dengan benar menyatakan kebenciannya atas "kompleks industri-militer" yang menyeret Amerika dalam perang abadi."
Trump di bagian dari wawancaranya dengan Fox News yang dipublikasikan Senin pagi (20/05) menjelaskan peran mafia senjata atau yang disebut dengan istilah "kompleks industri-militer" dalam kebijakan perang Amerika Serikat.
Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran
"Kompleks militer-industri" adalah koalisi tidak resmi antara militer suatu negara dan industri pertahanan yang memasok senjata dan peralatan militer kepada angkatan bersenjata. Para anggota kompleks industri militer dengan menghadirkan gambaran ancaman yang tidak realistis atau membesar-besarkan ancaman keamanan yang ada, berusaha mendorong kebijakan luar negeri negara mengarah pada militerisasi dan mengadopsi kebijakan keamanan dan peningkatan anggaran militer.
Dalam hal ini, Zarif mengingatkan Trump akan janji-janji kampanyenya bahwa jika dirinya tiba di Gedung Putih, dia akan mengeringkan "lumpur hisap Washington" (merujuk pada bagian rahasia yang mengarahkan kebijakan pemerintah) dan melajutkan Twittnya, "Apakah belum tiba waktunya mengeringkan lumpur hisap Washington?”
Kemudian Zarif merujuk pada bagian rahasia ini dan menambahkan, “Namun memberikan izin kepada Tim B memerah para penjagal zalim dan menjual banyak senjata kepada mereka, berarti menghancurkan diplomasi dan terlibat dalam kejahatan perang. Makna dari capaian ini adalah memperkuat kompleks militer-industri."
Tim B adalah grup yang terdiri dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, John Bolton, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih dan Putra Mahkota Abu Dhabi Abdullah Mohammed Bin Zayed, di mana nama mereka semua dimulai dengan huruf "B". Namun apa yang pasti dan pengalaman telah menunjukkan bahwa Amerika Serikat, untuk mempertahankan kepentingan berlebihan dan dominasi atas kawasan memanfaatkan semua alat dan segala cara seperti perang, kudeta, sanksi, ancaman dan dipengaruhi sejumlah faktor seperti "kompleks industri-militer "untuk mencapai sasaran kotornya.
Dengan penekanan pada arus rahasia dan tampak, menteri luar negeri Iran menulis dalam menanggapi retorika Trump, "Donald Trump, dengan provokasi Tim B, berharap untuk mencapai sesuatu yang tidak mampu direalisasikan oleh Alexander Agung (Makedonia), Genghis Khan dan para penjarah lainnya. Iran telah bertahan selama ribuan tahun, sementara para penjarah telah musnah."
Zarif menekankan, "Jangan pernah mengancam orang Iran. Beri penghormatan. Metode penghormatan lebih berhasil."
Beberapa analis mengatakan bahwa pemerintah AS sedang mengerjakan semacam pembagian kerja untuk menunjukkan Trump pribadi yang mendukung dialog dengan Iran. Padahal, selama setahun lalu ketika Trump keluar dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) ia melakukan kebohongan besar dengan menuduh Iran mendukung terorisme, ancaman bagi stabilitas dan keamanan regional dan berusaha untuk mendapatkan senjata nuklir.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran pada waktu itu berbicara dihadapan para pejabat kementerian pendidikan dan para guru dalam rangka memperingati Hari Guru menyinggung ucapan rendah Trump dan mengatakan, "Orang ini selain menyampaikan lebih dari 10 kebohongan besar, juga mengancam bangsa Iran dan Republik Islam Iran. Saya mewakili bangsa Iran mengatakan kepadanya 'Anda salah besar'."
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran pekan lalu dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi negara menyinggung langkah-langkah jahat Amerika Serikat untuk "mengubah perhitungan dan menyerahnya pejabat" dan "memisahkan rakyat dari negara" menekankan, "Bernegosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat saat ini adalah racun. Tentu saja perang tidak akan terjadi, tetapi yang akan terjadi adalah perang tekad. Dalam hal ini, tekad bangsa Iran dan sistem Republik Islam lebih kuat dari musuh dan dengan izin Allah Swt, kali ini kita juga akan menang."