Iran Menang, Timteng Abad 21 akan Merdeka dari Negara Abad Pertengahan

Rate this item
(0 votes)
Iran Menang, Timteng Abad 21 akan Merdeka dari Negara Abad Pertengahan

Analis dan jurnalis Libanon, Wafiq Ibrahim, dalam tulisannya di surat kabar al-Binaa menjelaskan masa depan Timteng yang bergantung pada upaya Iran melawan ketamakan AS dan merubah arah kepentingan ke poros Mukawamah Kawasan.

“Strategi politik Iran pertama demi membela kedaulatannya sendiri. Kesuksesan Teheran telah menambah percaya diri sekutu Iran dan kembang kempis relasi antara AS dan sekutu, bahkan kemenangan Iran telah merubah medan berpihak kepada Mukawamah dan gerakan resistensi Kawasan”, jelasnya.

Menurut analis surat kabar al-Binaa ini, boikot serta embargo diaktifkan berdasarkan pengamatan Gedung Putih sendiri. Mereka menganalisa satu perang jangka panjang dengan senjata klasik karena besaran wilayah Teheran. Luas wilayah ini akan memudahkan sekutu Iran untuk masuk ke medan perang dan perang akan berevolusi menjadi perang dunia III dengan secepat kilat.

Pemilu AS sudah semakin dekat, 2020. Para kandidat, termasuk Donald Trump, berusaha menahan diri untuk tidak menyanyikan lagu perang. Karena fakta menunjukkan bahwa psikologis warga AS tidak siap menghadapi perang yang akan membuat ekonomi mereka terjun.

AS menggunakan kekuatannya untuk menarik perhatian Eropa, Arab Teluk Persia dan Asia untuk melanjutkan tekanan ekstremnya terhadap Iran. AS berharap perang ekonomi berperan sebagai perang klasik yang penuh biaya.

Berdasarkan strategi AS ini, bisa dipahami bahwa pertama; AS yakin bahwa strategi pres ekstrem atas Iran bisa berhasil dengan bantuan tak langsung Israel dan Negara-negara Arab Teluk Persia. Hal kedua yang bisa dimengerti adalah mayoritas Negara Uni Eropa yakin bahwa tidak akan ada pemenang antara AS dan Iran di kasus Teluk Persia. Via realita inilah, Eropa akan menyalahgunakan jasa Iran, yang sudah berhasil membuat loyo Washington, untuk masuk ke Timur Tengah.

Adapun hal ketiga berasal dari pihak Rusia dan Cina, yang nantinya akan mendukung Iran. Mereka percaya bahwa kesuksesan Iran keluar dari tekanan ekstrem Pentagon akan memperluas koalisi Iran di Timur Tengah dan memukul hegemoni Washington. Keberhasilan ini akan membuka ruang gerak besar di Timteng bagi mereka, Rusia-Cina.

Dengan demikian, banyak pihak yang berharap kemenangan Iran dalam menyelesaikan krisis di Timteng. Tapi mereka tidak bisa koar-koar kepentingan politiknya, karena takut kemarahan penduduk Gedung Putih.

Saat ini apa yang dikerjakan Iran menghadapi pres tinggi AS? Aksi-reaksi Iran menunjukkan bahwa petinggi Iran tahu alasan di balik AS mengaktifkan strategi tekanan ekstrem ini.

Konflik Iran-AS hanya berkisar nuklir, rudal dan koalisi politik. Mengenai nuklir, harus disebutkan bahwa klaim-klaim AS hoaks. Iran tidak memiliki senjata nuklir. Adapun rudal hanya sebagai tameng. Begitu juga koalisi Iran, mereka adalah rakyat Arab. Rakyat Arab yang menolak koalisi AS-Arab-Israel. Dengan kata lain, oposisi koalisi Arab-Zionis-AS.

“Mana masalah utama AS dengan Iran?”, tanya surat kabar al-Binaa. Permusuhan AS ini hanya akan berakibat pada kemarahan warga Iran beserta koalisi warga Arabnya.

Lika-liku ini menandakan hasil konferensi terakhir Vienna yang dihadiri 4 negara ditambah anggota JCPOA. Cina, Prancis, Inggris dan Jerman tidak setuju pres ekstrem AS atas Iran. Tapi di satu sisi, mereka takut mengambil langkah mendukung Iran. Oleh karena itulah, secara lahir mereka berusaha memutuskan kebijakan yang sejalan dengan Washington, tapi juga tidak ingin membakar janggut Iran.

“Negara-negara ini berharap akan perlawanan Iran atas hegemoni AS. Dari sekian banyak Negara, hanya Rusia dan Cina yang mampu meminimalkan dampak negatif boikot ekonomi AS terhadap Teheran”, tulis Wafiq Ibrahim mengambil kesimpulan.

Dengan kesuksesan ini, Iran akan memberikan angin segar bagi Timur Tengah, Rusia, Cina dan Eropa untuk mengambil kesempatan tekuk lutut AS. Akan terbangun poros-poros baru. Timur Tengah modern abad 21 akan berdiri merdeka dari Negara-Negara abad pertengahan.

Read 933 times