Poin-Poin Demo Irak

Rate this item
(0 votes)
Poin-Poin Demo Irak

 

Secara geopolitik, Irak adalah Negara strategis di kawasan Barat Asia. Dari sisi paduan etnis, agama dan budaya, Irak memiliki keistimewaan bagi pemerintah Iran. Stabilitas dan instabilitas politik, keamanan dan ekonomi Irak akan berpengaruh besar bagi negeri para Mulla, baik langsung maupun tidak. Peristiwa demo Irak akhir-akhir ini dan tuntutan beberapa kelompok atas situasi politik dan ekonomi, telah menarik banyak pengamat untuk meninjau kondisi rakyat Baghdad. Dan merekapun menganalisa situasi Baghdad jauh dari hiruk-pikuk media.

Cendikiawan Irak; Reformasi Harus Fundamental
Jika Anda mendengar teriakan para pendemo, Anda akan mengerti jelas situasi dalam negeri Irak. Pendemo mengeluh keburukan administrasi, tidak adanya layanan memadai dan pengangguran. Abdul Jalil Deiri, jurnalis dan ahli media, tidak melihat reformasi pemerintah Irak kemaren sebagai reformasi fundamental. Ia yakin bahwa sistem pemerintahan Irak, yang dibangun atas agama dan etnis, harus segera berubah.

Mahdi Hamid Jasim, 16 tahun anggota Dewan kota Baghdad, sependapat dengan pandangan Deiri. Sistem kepemimpinan diyakininya sebagai jalan keluar krisis Irak. Pemimpin pemerintah harus memiliki kekuatan untuk memilih dan mencopot menteri kabinetnya. “Demo kemaren memiliki dua sisi negatif dan positif. Sisi positifnya adalah tidak mengekor arahan partai atau gerakan dalam ataupun luar negeri. Demo ini adalah kebangkitan pemuda, pemberani dan negarawan. Lalu sisi negatif demo ini adalah tidak adanya ketua atau pemimpin yang bisa diikuti oleh warga”, yakinnya.

 

Marjaiyat dan Tuntutan Warga
Salah satu pembahasan hangat bangsa Irak adalah pernyataan pedas dan tegas marja’ (ulama besar), yang menuntut pemerintah untuk transparan mengenai faktor penyebab peristiwa baru-baru ini.

Sebagian warga menuntut peran lebih para marja’ di ranah politik. Tetapi Doktor Ja’far al-Tha’an, seorang cendikiawan dan dosen, yakin bahwa peran marjaiyat dalam sosial masyarakat sudah diatur jelas. Para marja’ agama memiliki peran untuk mengisi kekosongan dalam sosial kemasyarakatan, “Tapi lebih dari ini, mereka tidak bisa ikut campur langsung dalam masalah politik dan ekonomi”, jelasnya.

 

Koordanitor Demo
Dalam demo Irak ini, jangan sampai dilupakan perang dingin para musuh. Sepertinya gerakan politik oposisi pemerintah –meskipun berkoalisi dengan gerakan lain- sudah terkoordinir dengan partai Baath untuk menjatuhkan pemerintah saat ini.

 

Laman-laman facebook saat ini, menurut sumber keamanan Irak, menuju ke satu arah, yaitu Iran. Banyak oposisi pemerintah Irak dan musuh, yang tersingkir karena gelombang gerakan Mukawamah, tidak memiliki jalan lain kecuali mengeksploitasi kekuatan cyber dan menumpangi demo untuk propaganda Iran dan mengaburkan nilai-nilai longmarch Arbain. Iran mereka isukan sebagai sumber krisis Irak, khususnya setelah diketahui bahwa mayoritas pejabat saat ini memiliki hubungan baik dengan Teheran.

 

Sedikit menguak rahasia alur propaganda ini, sumber keamanan menjelaskan bahwa mayoritas laman facebook berubah dari laman ekonomi dan perdagangan menjadi provokator demo anti-Iran, tepatnya 3 hari sebelum dimulainya demo. “Ini sudah terkoordinasi”, yakinnya.

Yang perlu diperhatikan adalah koordinasi sudah terbangun di seluruh segi. Salah satu pejabat intelijen, yang melihat langsung demo, selain merekam beberapa senjata, bahan ledak dan obat terlarang, juga menekankan kehadiran beberapa orang berpengaruh di tengah-tengah demo. “Rekaman ini membuktikan bahwa ada tangan di balik tirai yang mengarahkan alur demo”, lapornya.

Tuntutan Rakyat dan Reaksi Pemerintah
Jalal Khaledi, jurnalis Irib, melaporkan nir fasilitas serta layanan layak kepada warga dan tidak adanya penanganan khusus pemerintah atas pengangguran.

“Inilah penyebab demo”, menurutnya. Dalam pandangan jurnalis ini, ketiadaan elemen al-Hashd al-Shaabi adalah nilai positif dalam hal ini, “Karena al-Hashd al-Shaabi juga mengiringi tuntutan masyarakat”, jelasnya.

 

Jurnalis tersebut mengkritik pemerintah dan menuntut mereka untuk turun ke jalan merasakan dan mendengarkan rintihan rakyat langsung, karena demo yang rentan ditumpangi.

Mengenai klip-klip anti-Iran, Khaledi memandangnya sebagai hal biasa. “Klip-klip tersebut tidak berkaitan. 80% pendemo adalah pemuda yang mengkritik dan protes atas situasi dalam negeri. Dan wajar jika beberapa pihak menungganginya”, jelasnya.

Read 696 times