Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam pada hari Rabu, 30 Oktober, hadir di acara wisuda ke-17 dan pelantikan mahasiswa Sekolah Tinggi Perwira Angkatan Darat Iran di Universitas Pertahanan Udara Khatam Al-Anbia. Setelah melihat unit-unit yang berdiri rapih di alun-alun, Pemimpin Besar Revolusi Islam berbicara kepada hadirin tentang sejumlah masalah, termasuk keamanan regional dan perencanaan musuh-musuh untuk membuat kekacauan di beberapa negara kawasan.
Ayatullah Khamenei di Universitas Pertahanan Udara Khatam Al-Anbia
Keamanan dan menjaganya adalah hal pertama yang dibicarakan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam. Beliau menyebut perlindungan keamanan menjadi tanggung jawab suci dan sensitif angkatan bersenjata Republik Islam dan menjelaskan bahwa kerusakan terbesar yang mungkin dapat dilakukan musuh terhadap negara adalah mencabut keamanan negara itu.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Dalam dunia kekuatan arogan hari ini, lebih dari semua adalah Amerika Serikat, dinas-dinas intelijen Barat dengan dukungan dana sebagian negara-negara reaksioner kawasan berusaha menciptakan kekacauan di negara-negara tetangga kita, dekat kita dan negara-negara kawasan ini dengan merusak keamanan. Ini adalah musuh terburuk dan kebencian paling berbahaya terhadap satu bangsa. saya ambil kesempatan di sini, untuk bersimpati dengan negara-negara ini, seperti Irak, seperti Lebanon, yang dalam kesulitan, sehingga dari sini saya mengatakan bahwa prioritas mereka adalah mengobati rasa tidak aman. Rakyat mereka juga harus tahu bahwa [meskipun] mereka memiliki tuntutan dan tuntutan itu benar, tetapi mereka hanya dapat dipenuhi dalam kerangka struktur hukum. Musuh ingin mengganggu struktur hukum. Ketika tidak ada struktur hukum di suatu negara, muncul kekosongan, tidak ada yang bisa dilakukan, tidak ada langkah positif yang bisa dilakukan; mereka telah memikirkan hal yang sama untuk negara kita tercinta; untungnya, bangsa hadir di medan dengan tepat waktu dan waspada, dan Angkatan bersenjata juga hadir dan berhasil menetralkan. Ini adalah solusi bagi semua negara yang mengalami masalah ini."
Ayatullah Khamenei menyebut hal terpenting yang dimiliki sebuah bangsa dan menjadi kunci bagi hal-hal yang lain adalah keamanan. Rahbar kemudian membandingkan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dengan militer negara-negara arogan. Beliau menyebut perbedaan Angkatan Bersenjata Iran dengan militer kekuatan arogan adalah substantif, alami dan dalam. Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, Menurut pemimpin revolusi, sementara tanggung jawab utama militer Iran adalah untuk menjaga keamanan negara, tetapi lihat misi pasukan kekuatan arogan selama satu abad terakhir, jejak kejahatan militer kekuatan arogan dalam seratus tahun terakhir dapat dilihan diseluruh dunia. Militer Inggris di anak benua India, yakni di Pakistan, India dan Bangladesh sekarang, di burma dan negara-negara kecil di Samudera Hindia ... di sebagian utara Afrika ... mereka berbuat kejahatan sedemikian rupa terhadap bangsa-bangsa, sehingga tidak akan pernah terlupakan ... Semua ini tercatat dalam sejarah dan akan tetap ada."
Di bagian lain dari pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam merujuk pada kejahatan tentara Perancis, dengan mengatakan, "Perancis, yang saat suara kajian hak asasi manusia mereka dan tuntutan demokrasi mereka yang memekakkan telinga hingga tulis, telah melakukan begitu banyak kejahatan di utara Afrika, di Aljazair, Maroko, dan di Tunisia.! Di Asia Timur di Vietnam, sebelum Amerika memasuki Vietnam, ... mereka telah melakukan banyak kejahatan... Di Suriah dan Lebanon saat ini, demikianlah sifat militer kekuatan arogan.
Ayatullah Khamenei seraya merujuk pada kekejaman militer AS di dua pemboman nuklir Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945, menewaskan 150.000 dan menyebabkan puluhan ribu orang cacat dan teradiasi gelombang nuklirsenjata nuklir diracuni, menambahkan, "Sifat militer kekuatan arogan adalah tentara tanpa agama, tidak bertuhan dan tidak memiliki moralitas, inilah perbedaan pasukan mereka. Ini, tentu saja, beberapa contoh terbatas yang saya berikan. Jika ada yang ingin berbicara tentang kejahatan pasukan arogan dan melampaui seratus tahun yang telah saya katakan - dalam dua ratus tiga ratus tahun - beberapa buku dapat ditulis dan harus ditulis."
Pidato Ayatullah Khamenei di Universitas Pertahanan Udara Khatam Al-Anbia
Pemimpin Revolusi Islam mengangkat pertanyaan tentang dari mana pasukan ini mendapat dukungan dan dari mana kemampuan pasukan ini berasal?
Beliau mengatakan, "Tentara ini bergantung pada negara arogan, yaitu masalahnya bukan pada tentara itu sendiri, tetapi dengan tempat bersandar militer, yaitu sistem arogan. Lihat! Rahasia yang Anda dan saya tekankan, kami ulangi bahwa kami mengandalkan al-Quran, kami menginginkan sistem Islam, ini dia. Ketika manusia jatuh ke dalam sistem tanpa moralitas, tanpa agama, tanpa orientasi yang tepat, inilah hasilnya, tentara menjadi seperti ini. Dukungan pasukan ini yang melakukan semua kejahatan ini adalah kekuatan politik yang memerintah negara-negara ini, mereka mendukung pasukan itu, dan tentara-tentara ini, pada gilirannya, memelihara dan menjaga sistem-sistem itu, inilah sifat alami dari pekerjaan itu."
Pemimpin Besar Revolusi Islam selanjutnya menyinggung kinerja revolusioner Angkatan Bersenjata Iran pada awal kemenangan Revolusi Islam, menghadapi kelompok disintegrasi yang berafiliasi dengan kekuatan asing di awal revolusi, dalam delapan tahun pertahanan suci, di perbatasan pada tahun-tahun setelah kemenangan pertahanan suci dan dalam mendukung front Muqawama. Universitas-universitas perwira Angkatan Bersenjata Republik Islam sebagai lembaga yang menonjol dan penting yang, seiring waktu, memiliki komandan yang setia dan kompeten mampu menciptakan perubahan pada kemampuan internal, organisasi, taktik operasional, konstruksi dan pemikiran serta budaya militer. Sedemikian besar perubahan itu sehingga orientasi anti-agama dari militer selama periode taghut berubah 180 derajat dan mengarah pada orientasi agama, budaya dan Islam. Pemimpin Revolusi Islam menunjukkan tugas masa depan Angkatan Darat Republik Islam Iran dengan ucapannya:
"Ada tugas untuk masa depan. Para hadirin! Lihat, apa arti negara bebas? ... Bangsa yang bebas adalah bangsa yang bebas berkehendak, bertindak bebas serta mengidentifikasi kepentingan sejati dan nasionalnya, dan dengan itu kemandirian kehendak dan kemandirian tindakan, ia menyediakan semua kepentingan itu untuk bangsanya sendiri dan untuk negaranya sendiri ..."
Demi meraih semua hal-hal penting ini, menurut Ayatullah Khamenei, membutuhkan hati nurani dan kesadaran.
"Jika kita tidak memiliki kesadaran, jika kita tidak memiliki visi yang benar, mata terbuka, tidak memiliki kewaspadaan yang diperlukan, tidak mampu mengidentifikasi kepentingan hakiki kita dengan tepat, tidak mengidentifikasi cara yang tepat untuk mencapai kepentingan itu dan tidak mampu mengenali dengan tepat orang yang dapat menanggung beban besar ini, ketika tidak ada kesadaran, seperti manusia yang tidak memiliki mata, ia tidak dapat melihat jalan. Kesadaran bagi sebuah negara, sebuah bangsa dan setiap orang sangat penting. Bila kekhususan ini ada pada satu negara dan satu bangsa, pada waktu itu, bangsa tersebut akan sampai pada hasil yang diinginkan. Kesadaran ini menyebar pada semua rakyat. Dalam sistem Islam, setiap dari kalian harus melihat, memikirkan dan mengenali, mengidentifikasi dan melakukan, merasa punya keweajiban dan tetap waspada jangan sampai musuh mempengaruhi perhitungan pemikiran kalian," ungkap Rahbar.
Menyimpulkan bagian dari pidato ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan bahwa musuh tidak boleh dipercaya dan tidak merasa optimis dengan mereka secara sederhana. Begitu juga tidak boleh mengabaikan pergerakan musuh, harus selalu waspada terhadap rencana dan pergerakan musuh. Jangan menganggap hina musuh dan lemah. Ayatullah Khamenei mengatakan kita harus mengetahui musuh dengan ukurannya sendiri dan mempersiapkan diri untuk membela diri melawan musuh yang menyerang.
Rahbar mengatakan, "Hadirin! Jangan lalai dengan kemenangan. Kemenangan sesuatu yang bernilai dan patut bergembira, tetapi jangan lalai dengan kemenangan."
Beliau menyinggung perang Uhud yang terjadi di masa Nabi Muhammad Saw, dimana kemenangan yang telah diraih berubah menjadi kekalahan akibat kelalaian umat Islam. Kemenangan, menurutnya, harus dipertahankan. Mempertahankan kemenangan berarti menjaga faktor-faktor kemenangan seperti iman, jihad berkesinambungan, usaha terus menerus, persatuan dan sinergi.
Pidato Ayatullah Khamenei di Universitas Pertahanan Udara Khatam Al-Anbia
Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan pasukan angkatan bersenjata, "dalam al-Quran di satu tempat disebutkan al-Fitnatu Asyaddu Min al-Qatl, di bagian lain disebutkan al-Fitnatu Akbaru Min al-Qatl. kata Asyadd berarti lebih sulit, sementara Akbar berarti lebih besar. Membunuh adalah sesuatu yang buruk dan tidak diinginkan, tetapi fitnah lebih buruk dari itu. Baiklah. Bila fitnah lebih buruk dari membunuh, maka pasukan keamanan harus mengambil formasi dan ketertiban yang diperlukan dalam menghadapi fitnah. Mereka harus mempertahankan kesiapan mereka sendiri untuk penghasutan. Ini adalah sesuatu yang harus diperhatikan oleh lembaga-lembaga."
Akhir dari pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei berkenaan dengan masalah harapan akan masa depan. Rahbar menyinggung terwujudnya janji-janji ilahi dalam perang para pemuda mukmin Lebanon dan Palestina dengan rezim Zionis Israel.
Rahbar mengatakan, "Hari ini kita melihat pemenuhan janji ilahi di depan mata kita. Hadirin sekalian! Siapa yang membayangkan bahwa rezim Zionis yang tidak bisa ditangani oleh angkatan bersenjata dari beberapa negara - dalam satu perang, pasukan Zionis Israel mampu mengalahkan kekuatan tiga negara Arab dalam waktu enam hari; dalam sebuah perang lain hanya dalam jangka waktu sekitar 10 hingga 12 hari mereka mampu mengalangkah - pasukan bersenjata yang kuat ini dan tiga pasukan dari tiga negara tidak mampu melawannya, terpaksa mundur dari posisinya oleh para pemuda mukmin Hizbullah dan akhirnya kalah lalu tangan mereka diangkat ke atas sebagai tanda kalah hanya dalam waktu 33 hari! Lebih penting dari ini, pasukan Zionis kalah menghadapi para pemuda penuh dedikasi Palestina di Gaza ... dalam 22 hari, pernah juga kalam dalam 7 hari dan memohon untuk gencatan senjata. Siapa yang membayangkan semua ini? Ketika ada perlawanan, kesabaran, tawakal kepada Allah, ketika meyakini janji-janji Allah, ini yang terjadi... Saya ingin menyampaikan kepada kalian. Pawai akbar Hak Kepulangan yang dilakukan hari-hari ini di Gaza, suatu hari akan berujung pada kembalinya warga Palestina secara pasti ke tanah airnya dan para pemilik tanah ini akan kembali ke tanahnya. Insya Allah."