Tanggal 5 Azar 1358 Hijriyah Syamsiah (26 November 1979), Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah pelatihan militer massal dan pembentukan tentara rakyat dengan kekuatan 20 juta orang.
Berbicara di hadapan pasukan Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) di Tehran, Imam Khomeini mengajak semua lapisan masyarakat bersatu dan memiliki kesiapan untuk menghadapi ancaman terhadap negara.
"Negara Islam semuanya harus militeris dan memiliki pelatihan militer… harus demikian di seluruh negara di mana setelah beberapa tahun memiliki 20 juta pemuda, memiliki 20 juta pemanggul senjata dan 20 juta tentara…," kata Imam Khomeini.
Sebuah asumsi keliru jika mengira Basij (Organisasi Basij Mustaz’afin) lahir karena perang yang dipaksakan atau Revolusi Islam. Basij adalah sebuah pemahaman yang baik kaum Muslim tentang persatuan, tekad, dan keikhlasan, yang lahir dengan munculnya Islam dan kemudian berkembang di tengah bangsa-bangsa Muslim.
Organisasi Basij Mustaz’afin adalah salah satu dari lima kekuatan Korps Pasdaran (Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Pasukan Quds, dan Basij). Basij bertugas merekrut dan mengorganisir sukarelawan rakyat yang sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi.
Tentara relawan rakyat ini dikenal dengan sebutan Basij Mustaz’afin atau pasukan perlawanan Basij, yang dibentuk pada 5 Azar 1358 HS atas perintah Imam Khomeini. Basij diakui sebagai salah satu kekuatan melalui keputusan Parlemen Iran pada bulan Dey tahun 1359 HS dan berada di bawah Korps Pasdaran.
Anggota tentara relawan rakyat ini dipanggil basiji dan berdasarkan pasal 13 undang-undang perekrutan Korps Pasdaran, basiji adalah individu yang secara sukarela berada di bawah Pasdaran untuk mewujudkan tentara 20 juta personel.
Menurut pasal tersebut, anggota basiji dibagi menjadi tiga divisi Basij Biasa, Basij Aktif, dan Basij Khusus atau Pasdaran Kehormatan. Selama perang Iran dan Irak, anggota basiji dikirim secara sukarela dan terorganisir ke medan tempur.
Mengenai Organisasi Basij Mustaz’afin, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Jika kita ingin memperkenalkan Basij dalam sebuah definisi singkat, maka harus kita katakan, 'Basij adalah sebuah organisasi yang diisi oleh orang-orang yang bersih, yang paling rela berkorban, dan para pemuda yang paling siap mengabdi yang berkumpul untuk tujuan luhur bangsa ini dan untuk mengantarkan negara ini pada kebahagiaan…
Basij adalah kumpulan dari berbagai individu yang berada di bawah sebuah institusi yang besar dan kuat, sebuah kumpulan yang sadar, berkomitmen, arif, dan peduli terhadap persoalan negara dan kebutuhan bangsa.
Sebuah perkumpulan yang membuat musuh takut dan sahabat merasa optimis dan tenang. Sebenarnya, semua orang mukmin, sadar, arif, cinta, berkomitmen, dan menyukai pengabdian di setiap medan dari medan-medan yang membawa manfaat bagi bangsa, mereka adalah bagian dari basiji. Oleh karena itu, Basij adalah sebuah nama suci."
Masalah pelatihan rakyat muncul seiring pecahnya perang yang dipaksakan dan pada masa itu, Organisasi Basij mampu menyelesaikan berbagai persoalan negara. Masyarakat yang sudah terlatih juga diterjunkan ke medan perang secara berkelompok.
Organisasi Basij Mustaz’afin yang berada di bawah Korps Pasdaran, mengorganisir pengiriman masyarakat yang sudah terlatih ke medan perang selama delapan tahun agresi sepihak rezim Saddam Irak.
Imam Khomeini ra berulang kali memuji pengorbanan pasukan Basij, termasuk dalam memikul misi berat selama perang dengan musuh asing dan antek-antek mereka di dalam negeri. Ia menganggap negara berhutang budi kepada Basij. Ayatullah Khamenei menganggap Basij sebagai warisan Imam Khomeini yang paling besar, paling berharga, dan paling langgeng.
Sejak awal dibentuk, Basij mampu memainkan peran efektif dalam mendukung dan menjaga cita-cita Revolusi Islam. Sejak awal perang, organisasi ini memainkan peran efektif di medan tempur yang ditandai dengan kehadiran pasukan mereka di garis depan, hingga memberikan pengabdian yang luas kepada masyarakat.
Dalam menghadapi bencana alam, pasukan Basij menjadi tumpuan masyarakat dan andalan pemerintah, seperti pengabdian yang mereka berikan pada gempa bumi kota Rudbar 1990.
Kajian sejarah Iran dalam beberapa abad terakhir menunjukkan bahwa tidak ada gerakan rakyat dan perubahan yang terjadi tanpa kepemimpinan atau dukungan dari kalangan ulama. Salah satu tugas ulama adalah melawan penindasan dan memperjuangkan keadilan.
Basij juga merupakan institusi yang lahir dari rahim rakyat dan selalu menyaksikan kehadiran para ulama pejuang di tengahnya. Para ulama Basij mendedikasikan banyak martir selama masa perang. Hari ini mereka juga terlibat aktif di bidang ideologi, militer, politik dan lainnya.
Komposisi utama dari setiap masyarakat dibentuk oleh perempuan dan mereka memainkan peran besar di bidang pendidikan. Tidak berlebihan jika kita menganggap perempuan sebagai elemen pembentuk budaya di setiap bangsa. Islam menaruh perhatian khusus terhadap posisi perempuan dan menekankan partisipasi positif mereka di masyarakat.
Ideologi Basij juga berkembang dan tumbuh di tengah perempuan Iran. Mereka memiliki saham besar dalam kemenangan Revolusi Islam karena kehadirannya yang efektif dan kontribusi yang diberikan selama perang yang dipaksakan. Basij perempuan bertugas merekrut, melatih, dan mengorganisir kalangan perempuan di Iran. Selama ini, perempuan Basij telah memberikan kontribusi besar di bidang militer, bantuan sosial, ideologi, politik, dan literasi.
Pasukan Basij juga menerima pelatihan teknik penyelamatan dan metode untuk mengurangi dampak kerugian dalam menghadapi bencana alam. Saat ini, mereka selalu diterjunkan untuk membantu proses evakuasi dan penyelamatan masyarakat di setiap bencana alam.
Hari ini Iran menjadi salah satu negara yang mampu memberikan pertolongan tercepat di daerah bencana, karena pasukan Basij memiliki keahilan untuk melakukan itu dan terbukti sukses, seperti kegiatan-kegiatan mereka di bidang lain.