Pidato Rahbar di Jumat Bersejarah

Rate this item
(0 votes)
Pidato Rahbar di Jumat Bersejarah

 

Jumat, 17 Januari 2020, menjadi momentum yang yang tak terlupakan. Jutaan orang; tua, muda, laki-laki, perempuan, berkumpul di suatu tempat di bawah cuaca sangat dingin dan salju yang turun. Satu hal yang menjadi motif mereka, mengikuti shalat Jumat diimami Rahbar.

Beberapa hari lalu, sejarah kembali mencatat peristiwa penting yang terjadi dalam dinamika sosial politik Iran kontemporer. Jemaah Shalat Jumat di Tehran pekan ini membludak hingga ke jalan-jalan sekitar Mushalla Besar Imam Khomeini ra. Meskipun suhu berada di bawah 4 derajat celsius karena musim dingin telah masuk hari ke-27, namun tidak menghalangi warga Tehran untuk menunaikan Shalat Jumat.

Warga Tehran antusias hadiri shalat Jumat yang diimami Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran membacakan surat Ibrahim ayat 5 yang berbunyi:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِآیَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَکَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَکِّرْهُم بِأَیَّامِ اللَّـهِ ۚ إِنَّ فِی ذَٰلِکَ لَآیَاتٍ لِّکُلِّ صَبَّارٍ شَکُورٍ  

yang artinya, "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.

Ayatullah Khamenei menyitir surat Ibrahim ini dan menggambarkan antusiasme puluhan juta orang warga Iran yang mengiringi prosesi duka Syahid Letjen Qasem Soleimani  sebagai tanda dari Ayyamullah, hari-hari Allah. Beliau berkata, "Hari ketika kita menyaksikan melihat tangan kuasa Tuhan dalam berbagai peristiwa. Hari ketika puluhan juta orang di Iran, serta ratusan ribu di Irak dan beberapa negara lain turun ke jalan-jalan untuk memberikan penghormatan terhadap darah komandan pasukan Quds Sepah Pasdaran yang menjadi sambutan terbesar di dunia. Itu adalah salah satu dari Ayamullah. Apa yang terjadi tidak lain dari kuasa Tuhan. Hari ketika rudal Korp Garda Revolusi Islam menghantam pangkalan militer AS juga salah satu dari Ayamullah,".

Beliau menegaskan, "Hari-hari tersebut telah berakhir, tetapi dampaknya masih terasa dalam kehidupan bangsa-bangsa, dalam spirit dan karakter mereka di jalur yang ditempuhnya. Efek-efek yang ditinggalkan hari-hari itu terus melekat dan sebagian akan abadi."

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran  menyinggung perkembangan terakhir di Iran. Rahbar mengatakan, mereka yang mencoba menunjukkan sesuatu yang lain dari bangsa besar kita kepada masyarakat dan kpublik asing maupun opini publik domestik, tidak jujur kepada masyarakat; lihatlah siapa masyarakat Iran sebenarnya.

"Apakah beberapa ratus orang yang menghina gambar syahid yang kita hormati bersama, ataukah jutaan orang yang sangat besar turun ke jalan? Para juru bicara pemerintah AS yang jahat terus menerus mengulangi klaim 'kami bersama rakyat Iran'. Kalian berbohong! Jika kalian bersama orang-orang Iran mengapa berusaha menusukkan belati beracun ke dada bangsa Iran. Tentu saja tidak akan berhasil melakukannya, dan sampai sekarangpun kalian tidak akan bisa melakukannya."

Jutaan orang mengikuti shalat Jumat
Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Khamenei menyampaikan duka cita mendalam atas insiden jatuhnya pesawat Ukraina dan bersimpati kepada keluarga para korban. Rahbar mengungkapkan, "Sebesar kesedihan mendalam kita atas insiden jatuhnya pesawat ini, musuh kita berbahagianya, karena mereka mengira memiliki sarana untuk mempertanyakan Sepah Pasdaran, mempertanyakan angkatan bersenjata, dan mempertanyakan Republik Islam. Mereka ingin melakukan itu, mungkin supaya bisa mempengaruhi peristiwa besar itu, tapi mereka keliru. 

وَ مَکَروا وَ مَکَرَ اللهُ وَ اللهُ خَیرُ الماکِرین

Mereka melakukan makar, tapi tidak tahu bahwa makar mereka tidak berpengaruh menghadapi kekuasaan Allah, dan mereka tidak bisa melakukannya. Peristiwa Yaumullah persemayaman Syahid Soleimani, dan Yaumullah malapetaka di pangkalan militer AS tidak akan bsia dihapus dari ingatan bangsa ini, dan hari-hari Tuhan itu akan lebih hidup lagi,".

Masalah lain yang disoroti Rahbar dalam pidatonya mengenai sikap tiga negara Eropa; Inggris, Prancis, dan Jerman yang mengancam Iran akan melimpahkan membawa masalah nuklir ke Dewan Keamanan PBB. Ayatullah Khamenei menegaskan, "Ketiga negara ini adalah tiga negara yang pernah membantu Saddam Hossein selama perang yang dipaksakan kepada kita. Pemerintah Jerman memberi Saddam Hussein alat, bahan kimia, dan senjata kimia untuk menargetkan kota dan daerah di Iran dengan senjata tersebut, yang dampaknya masih dirasakan oleh para veteran pejuang kita. Perancis juga menyediakan helikopter tempur super standar kepada Saddam Hussein untuk menyerang kapal tanker minyak kita. Jejak mereka demikian.  Setelah Amerika Serikat keluar dari JCPOA, ketiga negara ini terus berbicara, mereka terus berkicau, ketika itu saya sudah tegaskan tidak mempercayai mereka; mereka tidak akan melakukan apa-apa, mereka akan melayani Amerika hari ini. Kini semua begitu jelas. Setelah berlalu sekitar setahun, sekarang ini benar-benar terbukti bahwa mereka  kaki Amerika, mereka  kaki Amerika." 

Rahbar juga menentang segala bentuk perundingan dengan Amerika Serikat, dengan menyatakan bahwa perundingan yang harus diprioritaskan kepada negara-negara tetangga, Asia Barat dan negara yang memiliki kepentingan bersama, daripada negara-negara Barat dan Amerika Serikat. beliau menegaskan, "Mereka mengajak berunding, tapi perundingan ini  bercampur dengan penipuan, dan tipu daya. Orang-orang yang muncul di meja perundingan,  tidak lain dari teroris di bandara Baghdad, mereka sama, mereka tidak berbeda, mereka berganti pakaian saja. Mereka menarik keluar sarung tangan beludru dan menunjukkan dirinya, tapi batin mereka sama saja, tidak berbeda sedikitpun. Mereka bukan orang yang bisa dipercaya."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pidatonya menegaskan bahwa Iran adalah negara kaya yang bisa berdiri dengan tegar menghadapi berbagai serangan, sanksi dan gerakan musuh. Beliau mengatakan, "Bangsa Iran terhormat harus menguatkan tekadnya berusaha menjadi lebih kuat. Sebab satu-satunya jalan ke depan bagi rakyat Iran adalah menjadi kuat. Kita harus berusaha menjadi kuat. Kita juga tidak meninggalkan negosiasi, tapi tidak dengan Amerika Serikat, tapi dnegan yang lain. Tetapi tidak dengan posisi lemah, harus berdiri kuat, ini masalah kekuatan. Alhamdulillah kita memiliki kekuatan, dan dengan taufik ilahi akan lebih kuat lagi. Tentu saja, kekuatan bukan hanya kekuatan militer; kekuatan, kekuatan militer menyelamatkan dari ketergantungan ekonomi kita terhadap minyak. lompatan ilmiah dan teknologi harus berlanjut. Semua ini didukung oleh kehadiran bangsa kita tercinta."

Dalam khotbah kedua shalat Jum'at, Ayatullah Khamenei mengingatkan rakyat supaya senantiasa waspada terhadap musuh yang ingin mempengaruhi kondisi dalam negeri Iran, termasuk dalam masalah pemilu legislatif. Kemudian beliau melanjutkan pidatonya dalam bahasa Arab.

Rahbar dalam khutbahnya menyebut aksi teroris terhadap syahid Soleimani sebagai tindakan pengecut yang dilakukan musuh karena kelemahan dan ketidakmampuannya menghadapi Iran di medan perang. Tetapi IRGC menyerang balik pangkalan AS dengan rudalnya dan mencoreng rezim yang kejam dan arogan dengan hukuman utama pengusirannya dari kawasan.

Beliau juga menyinggung era baru Islam, dengan menekankan bahwa Amerika Serikat harus meninggalkan kawasan Asia Barat. Di Zaman baru ini Palestina akan dibebaskan dari cengkeraman rezim Zionis, dan semua bangsa akan mendekati tujuan luhurnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan era baru Islam, dengan mengatakan, "Dunia Islam harus menghilangkan faktor-faktor pemicu perpecahan. Persatuan ulama, dan upaya menemukan solusi Islam untuk gaya hidup Islam. Kolaborasi universitas dengan meningkatkan kerja sama sains dan teknologi, akan membangun fondasi peradaban baru. Koordinasi media kita akan mereformasi budaya publik dari akarnya. Angkatan bersenjata kita akan menjauhkan dari potensi perang dan agresi di seluruh wilayah. Pasar kita, ekonomi negara kita akan mengeluarkan dari dominasi perusahaan penjarah. Perjalanan dan lalu lintas orang-orang kita akan menghasilkan persatuan dan persahabatan,".

Setelah Khutbah, momentum bersejarah ini diakhiri dengan shalat Jumat berjamaah yang diikuti jutaan orang warga Iran.

Read 693 times