Thomas de Maiziere, menteri pertahanan Jerman secara mendadak berkunjung ke Afghanistan. Menurut laporan Kantor Berita AFP, Senin (12/11) setelah tiba di kota Mazar-i-Sharif dan bertemu dengan serdadu Jerman, Thomas de Maiziere langsung bertolak ke Kabul guna berdialog dengan petinggi keamanan Afghanistan.
Saat bertemu dengan sejawatnya dari Afghanistan, Bismillah Mohammadi, Maiziere menandaskan, pemerintah Jerman selama beberapa hari mendatang akan mengambil keputusan terkait langkah-langkah penarikan pasukannya dari Afghanistan. Ini merupakan lawatan kedua de Maiziere ke Afghanistan selama menjabat menteri pertahanan Jerman.
Jerman saat ini menempatkan sekitar 4800 pasukannya di Afghanistan dan menempati urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris yang paling banyak mengirim pasukan ke Kabul. Meski Jerman terhitung sekutu ketiga AS di Afghanistan, namun di operasi militer anti Taliban di Kabul, Berlin tidak memainkan peran mencolok. Tentara Jerman ditempatkan di wilayah yang relatif aman di kawasan utara Afghanistan. Sementara bentrokan selama ini yang terjadi antara pasukan asing dan Taliban terjadi di wilayah selatan.
Proses transisi tanggung jawab keamanan dari pasukan asing ke militer Afghanistan menjadi isu utama perundingan antara para petinggi Barat dan Afghanistan. Berdasarkan kesepakatan pemimpin NATO di sidang Lisbon, bertepatan dengan penarikan bertahap pasukan asing dari Afghanistan di akhir tahun 2014, seluruh pasukan AS dan NATO akan meninggalkan Kabul. Proses transisi tanggung jawab keamanan dimulai sejak tahun 2011 dan diharapkan proses ini berakhir di pertengahan tahun 2013 mendatang.
Menurut keterangan Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen mulai tahun 2014 dan seiring dengan berakhirnya misi militer organisasi ini di Afghanistan, maka kami memiliki misi baru di Kabul yaitu melatih serta menjadi penasehat tentara Afghanistan. Sejak satu tahun lalu ketika tiga tahap penyerahan tanggung jawab keamanan dari pasukan asing kepada militer Afghanistan, indek keamanan di negara ini mengalami peningkatan signifikan.
Pengamat meyakini bahwa penarikan pasukan asing dari Afghanistan akan membuka peluang kerjasama antara rakyat dan pemerintah guna menjamin keamanan nasional. Rakyat Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir tidak bersedia bekerjasama dengan pemerintah di bidang keamanan mengingat kinerja buruk pasukan asing di negara mereka. Namun setelah proses transisi tanggung jawab keamanan dimulai, mereka menyambut upaya pemerintah untuk memulihkan kemanan dan stabilitas nasional.
Oleh karena itu, Presiden Afghanistan beberapa waktu lalu menilai penarikan pasukan asing dari negaranya menjadi faktor stabilitas di Afghanistan. Pemerintah Kabul optimis bahwa setelah tahun 2014, negara-negara Barat khususnya Jerman yang telah menandatangani kerjasama strategis dengan Afghanistan tetap komitmen terkait pelatihan dan perlengkapan kemampuan pertahanan pasukan Afghanistan serta bantuan di bidang pembangunan negara ini. (IRIB Indonesia/MF)