Sekjen Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan Nasrullah dalam pidatonya di malam kelima Muharram (Senin, 19/11) menyinggung konsistensi muqawama Palestina dan mengatakan, "Konsistensi muqawama di Gaza dan komitmennya terhadap persyaratan yang telah ditetapkan, memaksa Israel mengupayakan gencatan senjata agar kondisi dapat dipulihkan kembali sebelum teror Ahmad al-Jabari, panglima Brigade Izzuddin Qassam. Akan tetapi muqawama menolak solusi tersebut."
Target-target serangan Israel ke Gaza telah berakhir atau sedang berakhir dan Israel sedang membombardir kembali atau bahkan untuk ketiga kalinya target yang sebelumnya telah dibombardir. Akan tetapi roket muqawama akan terus ditembakkan dari Gaza menuju Palestina pendudukan.
Sayid Hasan Nasrullah kembali menyinggung watak buas Israel yang terbukti dalam pembantaian massal warga sipil, perempuan dan anak-anak. Dikatakannya bahwa aksi Israel ini membuktikan kegagalan operasi militer mereka dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Serangan membabi buta itu bertujuan menekan muqawama membatalkan persyaratannya.
Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, pengalaman tahun 2008 di Gaza dan Lebanon membuktikan bahwa muqawa, rakyat, dan para pemimpinnya, telah melewati tahapan dimana tekanan dengan pembantaian massal warga sipil, perempuan dan anak-anak sudah tidak efektif lagi.
Di bagian lain, Sekjen Hizbullah Lebanon mengkritik sikap negara-negara Arab mereaksi agresi Israel ke Gaza dan juga statemen para menteri luar negeri Arab yang hanya mengecam serangan tersebut.
Dikatakan Sayid Nasrullah, statemen tahun 2012 dan tahun 2009 liga Arab hanya berbeda di beberapa poin, salah satunya adalah seruan kepada seluruh negara untuk menghentikan proses normalisasi hubungan dengan Israel. Selain itu ditekankan pula agar komite program perdamaian Arab untuk merevisi proses perdamaian negara-negara anggota .
Sayid Hasan Nasrullah menyinggung pernyataan seorang menteri luar negeri Arab dalam sidang terbaru Liga Arab di Kairo dan mengatakan, "Menteri ini [PM dan Menlu Qatar, Hamad bin Jassem al-Thani] mengatakan bahwa kami tidak mampu memberikan harapan lebih dari apa yang dapat kita lakukan saat ini."
"Menteri ini mengakui bahwa sejumlah negara Arab berpartisipasi dalam blokade Israel terhadap Gaza. Akan tetapi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana persenjataan termasuk berbagai jenis roket, Grad, Fajr-5 dan roket-roket anti-tank itu dapat sampai ke Gaza?"
Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah juga menegaskan bahwa dukungan Iran dan Suriah terhadap muqawama Gaza tidak dapat dipungkiri.
Dikatakannya, "Sekarang mengirim senjata ke Gaza dan pembukaan seluruh jalur perbatasan, merupakan salah satu kewajiban yang paling penting."
Lebih lanjut Sayid Nasrullah menjelaskan, "Menteri itu [PM dan Menlu Qatar] menyatakan bahwa mayoritas Arab adalah domba, akan tetapi dia pasti sedang berbicara tentang dirinya sendiri karena mayoritas rakyat Lebanon dan Palestina adalah singa dan pahlawan."
"Setiap orang harus mengatakan tentang dirinya sendiri dan tidak berhak untuk memberikan penilaian terhadap mayoritas."
"Lebih dari 60 tahun terjadi perselisihan Arab dan Israel meski berbagai propaganda dari sebagian pemerintah Arab, akan tetapi kita tetap menyaksikan ketegaran muqawama. Palestina dan Baitul Maqdis akan tetap memiliki tempat isitimewa di hati rakyat ini, akan tetapi ‘para domba' akan pergi ke tempat yang khusus untuk mereka."
"Masa depan di kawasan adalah masa depan milik para pahlawan, bukan milik para domba."
Menyinggung pentingnya dukungan negara-negara Arab terhadap Gaza, Sayid Nasrullah mengatakan, "Diharapkan negara-negara Arab mengirim senjata ke Gaza, bukan malah menjadi mediator antara Israel dan Gaza."
Menurut Sayid Nasrullah, peran sekarang negara-negara Arab di Gaza sama seperti peran bulan sabit merah dan negara-negara tersebut tidak punya tekad politik apapun terkait masalah ini. Oleh karena itu peran mereka sama seperti peran lembaga bulan sabit merah.
"Manfaat negara-negara Arab untuk Gaza sama seperti para pelayat jenazah."
Pemimpin muqawama Lebanon ini menegaskan, "Islam yang sejati adalah negara-negara Islam mengirim senjata ke Gaza, membuka perbatasannya dan membiarkan roket-roket lebih banyak menuju Gaza."
"Para kaum Arab telah mengirim kapal penuh senajta untuk para pemberontak [teroris] Suriah akan tetapi mereka tidak berani mengirim bahkan satu peluru ke Gaza."
Di akhir pidatonya, Sayid Nasrullah menegaskan, "Iran, Suriah dan Hizbullah tidak akan melepaskan dukungan terhadap Gaza dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kami akan tetap bersama mereka. Ini merupakan kewajiban agama, iman, nasional, dan kemanusiaan kami." (IRIB Indonesia/Muiz Sulistiono)