Perisai rudal Iron Dome Israel dalam beberapa hari ini benar-benar terbukti tidak efektif, padahal sistem ini membutuhkan dana besar baik untuk memproduksi, pemasangan dan pemeliharaan. Menurut Qodsna, pasca kekalahan memalukan Israel di perang 33 hari dari Hizbullah, Tel Aviv semakin merasa membutuhkan sistem anti roket dan rudal untuk menghadang roket yang ditembakkan dari luar ke arah Palestina pendudukan. Setelah bertahun-tahun, Israel akhirnya menggunakan sistem Iron Dome.
Berikut kinerja empat tahap Iron Dome:
· Pertama roket ditembakkan dari mesin pelontar
· Kedua, roket yang ditembakkan dikontrol oleh radar dan informasi radar dikirim ke pusat kontrol.
· Di tahap ketiga, informasi yang diterima pusat kontrol diolah dan dikirim ke sistem peluncur roket.
· Di tahap keempat, roket akan menuju target sesuai dengan data yang diterima.
Di perang 33 hari Lebanon, roket-roket muqawama telah memberi kerugian dan korban besar kepada Rezim Zionis Israel. Hal ini memaksa menteri peperangan Israel saat itu, Amir Peretz menandatangani kontrak pembuatan serta pembelian sistem anti rudal dengan perusahaan Rafael. Perusahaan Israel ini kemudian menggandeng perusahaan raksasa Amerika Serikat, Lockheed Martin untuk menjalankan program ini. Program Iron Dome tuntas di tahun 2011 dan kemudian diserahkan kepada militer Israel.
Pada tahun 2009 bidang pertahanan Israel membuat pengumuman pertama bahwa dalam tes, Iron Dome berhasil mencegat dan menghancurkan target. Pada bulan Mei tahun itu, Panglima Angkatan Udara Ido Nechushtan mengatakan Batalyon 947, yang telah dilengkapi dengan sisterm peluncur rudal Stinger, akan dikonversi ke sistem Iron Dome. Saat ini unit ini tepat disebut unit Iron Dome.
Tes langsung pertama Iron Dome pada bulan April 2011. Di uji coba ini Iron Dome berhasil mencegat serta meledakkan roket yang ditembakkan dari Beersheba. Keberhasilan uji coba ini telah memuaskan para petinggi Israel. Sementara itu, kepuasan mereka telah membuat petinggi Israel ini tak mengacuhkan besarnya anggaran yang harus dikeluarkan. Untuk peluncuran satu roket Iron Dome dibutuhkan biaya lebih dari 60 ribu dolar. Dengan sistem ini petinggi Tel Aviv telah beranggapan memiliki sistem pertahanan kokoh dalam menghadapi roket-roket pejuang Palestina. Namun dalam prakteknya ternyata Iron Dome bukan hanya tidak memiliki sistem pertahanan sempurna, bahkan data statistik menunjukkan tingkat keberhasilan sistem ini di bawah 20 persen.
Sebelum serangan terbaru Rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza, kita dicekoki alasan ketidakefektifan perisai rudal Iron Dome dikarenakan jumlahnya yang minim. Bahkan setelah sistem ini diperbanyak, kita hanya mendengar pujian akan ketangguhan Iron Dome tanpa pernah memperoleh data akurat. Kini ketika pelontar perisai rudal Iron Dome ditingkatkan hingga 40 persen ternyata sistem ini hanya mampu membendung 30 persen roket muqawama Palestina.
Menurut keterangan juru bicara militer Israel, perisa rudal Iron Dome selama tiga hari berhasil menghancurkan 245 roket dari 900 roket muqawama. Di sejumlah kesempatan media pro Zionis malah bertindak berlebih-lebihan dengan menyebar cerita palsu serta mengklaim bahwa Iron Dome berhasil menghancurkan 90 persen roket yang ditembakkan muqawama. Namun seperti ujar-ujar kuno, orang yang bohong lemah ingatannya, media tersebut di pemberitaannya melaporkan tembakan lebih dari 800 roket mengenai sasaran di berbagai wilayah Palestina pendudukan.
Tel Aviv menjadi tempat terakhir yang dilengkapi dengan sistem perisai Iron Dome, namun seperti yang dilaporkan media massa internasional, lima roket muqawama akhirnya lolos ke Tel al-Rabi (Tel Aviv). Serangan roket ke Tel Aviv di luar perkiraan para petinggi Zionis, namun demikian muqawama telah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menembakkan roket lebih jauh lagi dari Tel Aviv.
Brutalitas terbaru Israel ke Jalur Gaza menjadi ujian serius bagi kemampuan perisai rudal Iron Dome yang menghabiskan dana jutaan dolar yang sebagian besarnya disuplai oleh Amerika Serikat khususnya pemerintahan Barack Obama. Baru-baru ini Amerika Serikat memberi bantuan sebesar 200 juta dolar kepada Israel untuk meningkatkan kemampuan sistem Iron Dome. Namun hingga kini Iron Dome belum menampakkan hasil memuaskan sesuai dengan biaya besar yang dikeluarkan,
Militer Israel masih tetap memperingatkan warga Palestina pendudukan untuk tidak keluar dari rumah mereka dan jika terpaksa keluar rumah mereka dihimbau untuk secepatnya lari ke tempat persembunyian dalam waktu satu menit.
Biaya bagi satu pelontar di sistem Iron Dome sekitar 50 juta dolar dan hingga kini jumlah pelontarnya mencapai lima buah. Rencananya hingga tahun depan jumlah pelontar tersebut bertambah menjadi 13 buah. Roket yang diluncurkan dari Iron Dome seharga 60 ribu dolar. (IRIB Indonesia/MF)