Rusia kembali menyatakan penentangannya terhadap paket ketiga energi Uni Eropa. Sergei Ivanov, Kepala Kantor Presiden Rusia pada hari Sabtu (1/12) memperingatkan, pelaksanaan paket ketiga energi Uni Eropa dalam jangka panjang akan berakibat pada kelangkaan sumber energi di Eropa.
Ivanov yang berbicara di saluran satu televisi Rusia menandaskan, Moskow menolak paket ini, karena telah mengeluarkan investasi besar di bidang ekplorasi minyak dan gas di wilayah utara. Padalah biaya transportasi dan operasional di kilang minyak dan pengangukatannya memerlukan biaya mahal.Poin penting di paket ketiga energi Uni Eropa adalah pemisahan perusahaan ekplorasi minyak dan pengedar minyak untuk menghadapi monopoli di pasar energi Eropa. Masalah ini membuat Rusia sangat khawatir.
Dengan dijalankannya piagam energi baru Uni Eropa, aktivitas perusahaan Rusia Gazprom yang tercatat sebagai perusahaan energi terbesar Rusia dan Eropa di pasar energi Eropa akan semakin terbatas. Uni Eropa berulang kali menuding perusahaan Gazprom melanggar undang-undang anti monopoli.
Rusia yang memiliki cadangan gas sebesar 48 trilyun meter persegi terbukti sebagai negara dunia terbesar yang memiliki sumber energi gas. Angka ini dari satu sisi merupakan cadangan tetap gas dunia. Dari sisi ini, Rusia memiliki posisi penting sebagai penyuplai utama gas ke negara-negara Eropa. 18 negara Eropa sekitar 20-90 persen kebutuhan gasnya diperoleh dari Rusia. Sejatinya Rusia menjadi penyuplai 25-30 persen kebutuhan energi Eropa.
Sementara perusahaan Gazprom menguasai sebagian besar infrastruktur eksplorasi gas, pengadaan pipa gas dan pengirimannya ke Eropa. Oleh karena itu, Gazprom memiliki posisi terbaik di antara perusahaan-perusahaan gas dan minyak Eropa lainnya. Tidak ada perusahaan minyak dan gas Eropa yang mampu bersaing dengan Gazprom. Di sisi lain, Uni Eropa melalui piagam energi terbarunya berusaha untuk mengendalikan Gazprom dan mengurangi ketergantungan mereka terhadap sumber energi (gas dan minyak) dari Rusia.
Gas dan minyak di abad 21 bukan sekedar sebuah produk ekonomi, namun memiliki dimensi politik dan keamanan. Para pemilik sumber energi dan para konsumen saling berlomba menyusun strategi khusus di bidang energi. Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan minyak dan gas terbesar dunia selain berusaha mencari sumber pendapatan juga mengejar kepentingan politik serta keamanan di Eropa.
Adapun Uni Eropa sebagai konsumen minyak dan gas terbesar dunia tengah berusaha merumuskan strategi keamanan permanen bagi energinya. Perbedaan pandangan di pasar energi Eropa mengakibatkan terjadinya pergesekan kepentingan Rusia dan Uni Eropa. Dari satu sisi, Rusia dengan melaksanakan proyek pemasangan pipa gas North Stream dan South Stream berusaha meningkatkan ekspor gasnya ke Eropa dan memperluas pengaruhnya di pasar energi Eropa.
Sementara itu, di sisi lain Uni Eropa setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Rusia terkait sebuah piagam energi telah menjalankan sendiri piagam baru energi yang memberi batasan besar terhadap perusahaan Gazprom di pasar energi Eropa.
Poin penting yang tak boleh dilupakan di sini adalah baik Eropa maupun Rusia saling membutuhkan. Oleh karena itu friksi antara mereka di pasar energi tidak akan melebar. Kedua pihak berusaha berusaha memanfaatkan pengaruhnya di pasar energi guna menjamin lebih besar kepentingan mereka. Oleh karena itu, friksi antara Rusia dan Uni Eropa di pasar energi harus dicermati dari sudut pandang ini.