Republik Islam Iran menyatakan bahwa mereka berhasil memaksa turun sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat yang terbang di zona Teluk Persia. Di sisi lain meski Amerika Serikat mengklaim tidak kehilangan sebuah pesawat tanpa awaknya setelah melakukan penghitungan, namun statemen petinggi Pasdaran (IRGC) Iran mengindikasikan peran pesawat tanpa awak dalam hubungan tak harmonis Tehran-Washington.
Kendala utama yang dihadapi AS dan sekutu Eropanya serta Rezim Zionis Israel menghadapi Republik Islam Iran adalah program nuklir Tehran. Iran menekankan program nuklirnya bertujuan damai, namun keraguan Washington terkait kebenaran pengakuan Iran telah menumbuhkan perang terselubung antara Iran dan Amerika Serikat.
The Christian Science Monitor tahul lalu dilaporannya menyebutkan perang terselubung ini meliputi teror para ilmuwan nuklir Iran, peledakan instalasi rudal dan industri, penyebaran virus internet seperti Stuxnet terhadap instalasi nuklir Iran serta target pesawat tanpa awak Amerika oleh Iran.
Laporan yang dirilis televisi Iran hari Selasa (4/12) menampilkan gambar pesawat tanpa awak ScanEagle produksi perusahaan Boing yang terbang di atas peta Republik Islam serta disertai tulisan berbahasa Persia dan Latin "Kami Akan Menghancurkan AS di bawah kaki kami".
Associated Press (AP) terkait hal ini melaporkan, jika klaim petinggi Iran benar maka ini merupakan ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir drone AS menjadi target Tehran. Sebelumnya pada hari yang sama, Panglima Antkatan Laut Pasdaran mengkonfirmasikan penangkapan sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh pasukan angkatan laut Pasdaran di kawasan Teluk Persia.
Drone ScanEagle, pesawat bersayap tiga meter itu merupakan pesawat tanpa buatan Insitu, anak perusahaan Boeing yang memiliki durasi terbang paling lama. Situs Wall Street Journal dalam laporannya Ahad 2 Desember 2012 mengutip keterangan seorang pejabat AS yang mengatakan bahwa Washington telah meningkatkan operasinya memata-matai instalasi nuklir Bushehr di selatan Iran "selama dua bulan terakhir."
Setahun lalu, Iran juga berhasil mendaratkan pesawat tanpa awak RQ-170 "Sentinel" yang terbang menyusup wilayah udara Republik Islam di kota Kashmar, sekitar 140 mil (225km) dari perbatasan Afghanistan. Bulan lalu, pasukan Iran mengusir pesawat tanpa AS yang berusaha menerobos wilayah udara Republik Islam di perairan Teluk Persia.
Pengingkaran AS
Sementara itu, juru bicara Armada Kelima militer AS di Bahrain saat diwawancarai Reuters menyatakan, AL Amerika bertanggung jawab mengenai pesawat tanpa awak dan mengoperasikannya berdasarkan ketentuan internasional. Ia menambahkan, dalam beberapa waktu terakhir kami tidak merasa kehilanga pesawat tanpa awak.
Meski mengingkari kehilangan pesawat tanpa awak, namun Iran Desember lalu juga berhasil menangkap sebuah pesawat tanpa awak AS yang tengah melakukan spionase terhadap instalasi nuklir negara ini. Seorang insinyur Iran dalam wawancaranya dengan Almonitor menyatakan bahwa Iran berhasil memaksa turun pesawat tanpa awak ini dengan menerobos sistem kontrol dan GPS.
Scott Peterson, analis Koran New York Times yang tahun lalu merilis penangkapan sentinel RQ-170 menandaskan, jika statemen petinggi Iran terbukti kebenarannya maka kemungkinan besar negara ini menggunakan strategi serupa dengan tahun lalu. Artinya Iran memanfaatkan data dan informasi sentinal yang telah mereka rebut sebelumnya untuk memaksa turun pesawat tanpa awak berikutnya. Di sisi lain, petinggi AS tidak bersedia mengakui keunggulan teknologi Iran dan mengklaim bahwa sentinel RQ-170 mengalami kerusakan teknis dan jatuh di wilayah Iran.
Seorang insinyur Iran yang diwawancarai Almonitor mengingatkan bahwa sistem GPS merupakan salah satu kelemahan pesawat tanpa awak, karena dengan menimbulkan kebisingan (noise) pada sistem telekomunikasi maka hal ini akan mengaktifkan autopilot dan dikondisi seperti ini sistem kontrol pesawat tanpa awak dapat diterobos. Ia menambahkan, akses ini akan membuat pesawat tanpa awak dapat diarahkan oleh orang yang mengontrol ke arah manapun tanpa menimbulkan kerusakan. Di sisi lain, tidak akan ada informasi yang akan dikirim ke pusat kontrol Amerika.
Peterson menandaskan, menurut para pengamat, Amerika memahami dengan benar kemampuan dan pengalaman cyber dan perang elektronik Iran. Disebutkan bahwa Iran baru-baru ini melayangkan surat protes kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadukan 8 kasus pelanggaran zona udaranya oleh pesawat Amerika Serikat.
Penggunaan Luas ScanEagle
Menurut laporan AP, ketika jubir angkatan laut AS meragukan statemen petinggi Iran di hari Selasa (4/12) terkait keberhasilan negara ini menurunkan paksa ScanEagle, perlu diperhatikan poin ini bahwa negara-negara lain seperti Uni Emirat Arab juga menggunakan pesawat tanpa awak jenis ini. Di sisi lain, negara seperti Perancis, Inggris dan Rusia pun aktif di bidang ini dan kemungkinan dalam waktu dekat Cina juga akan memasarkan produknya ke pasar.