Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel Sabtu malam (20/4) memulai lawatannya selama sepekan ke Timur Tengah. Di safarinya ini, Hagel akan mengunjungi Palestina pendudukan, Yordania, Arab Saudi, Mesir dan Uni Emirat Arab. Agenda terpenting Hagel di lawatannya ke Timur Tengah adalah isu berlanjutnya krisis Suriah, program nuklir Iran dan penjualan senjata Amerika senilai 10 miliar dolar kepada Arab Saudi, Emirat dan Israel.
Mengingat tujuan pertama lawatan Hagel adalah Palestina pendudukan maka dipastikan ia bakal berusaha menunjukkan sikap persahabatannya dengan Israel mengingat sikapnya sebelum ini terhadap rezim penjajah al-Quds tersebut. Hal ini sangat penting ketika saat menjadi senator di Senat, Hagel terkenal dengan sikap kerasnya terhadap Israel serta penentangannya terhadap sanksi atas Republik Islam Iran.
Saat duduk di Senat Hagel juga mendukung perundingan dengan kelompok muqawama seperti Hizbullah dan Hamas. Masalah ini sempat menyulitkan Hagel saat pembahasan kelayakan dirinya untuk menempati posisi menteri pertahanan Amerika. Petinggi Israel menentang keras penunjukan dirinya menempati posisi strategis tersebut. Meski adanya banyak penentangan, akhirnya Hagel ditunjuk juga sebagai menhan Amerika. Selanjutnya ia langsung mengubah sikap terdahulunya dan berusaha mendekati Israel.
Lawatan Hagel ke Timur Tengah ini digelar ketika Amerika Serikat pada hari Sabtu (20/4) berhasil menyelesaikan kontrak penjualan senjata baru senilai 10 miliar dolar kepada Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Rezim Zionis Israel. Proyek ini dalam rangka menyebarkan Iranphobia dan mendorong pemerintah Arab pro Barat untuk terus mempersenjatai diri. Adapun penjualan senjata kepada Israel dimaksudkan untuk memperkuat dan meningkatkan kemampuan militer rezim penjajah ini.
Selain itu, sepertinya pembahasan mengenai masa depan Suriah dan langkah Amerika dalam menyikapi krisis di Damaskus merupakan agenda utama perundingan Hagel di Timur Tengah. Lawatan Hagel ke negara-negara kawasan serta Palestina pendudukan juga ditujukan untuk mengkoordinasi lebih besar lagi di antara mereka untuk melancarkan kebijakan anti Suriah. Di sisi lain, di tengah lawatan Hagel ini, Washington mengkonfirmasikan kebijakannya menambah bantuannya kepada kubu pemberontak Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry sebelumnya menyatakan Washington akan memberi bantuan baru kepada kubu anti Suriah sebesar 123 juta dolar. Tak ketinggalan, Hagel juga mengkonfirmasikan rencananya untuk mengirim unit satu pasukan lapis baja beserta 200 tim ahli di bidang pelacakan dan logistik serta operasi khusus ke Yordania.
Berdasarkan berbagai laporan, Gedung Putihberada dalam tekanan sejumlah senator berpengaruh di Kongres yang meminta Barack Obama mengambil langkah-langkah pengamanan untuk mencegah meluasnya perang di Suriah. Dan Gedung Putih pun menyetujui usulan tersebut.
Muhammad al-Mumani, menteri penerangan dan informasi Yordania juga mengisyaratkan misi unit-unit militer Amerika dan menyatakan bahwa militer AS di Yordania nantinya akan memperkuat kemampuan militer Amman. Hal ini sangat sensitif bagi Yordania mengingat eskalasi krisis di Suriah.Menurut para pengamat, penempatan unit lapis baja Amerika di Yordania menunjukkan kian meluasnya krisis Suriah, bahkan fenomena ini telah menjadi krisis regional.
Amerika Serikat mulai mengkhawatirkan kondisi sekutunya di kawasan dan mulai melakukan langkah antisipasi guna menghadapi kondisi mendatang di kawasan. Peningkatan kehadiran pasukan Amerika di Yordania juga dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
Terkait isu nuklir Republik Islam Iran, lawatan Hagel ke Palestina pendudukan juga sangat penting. Apalagi mengingat penekankan Israel untuk menekan lebih hebat lagi sektor ekonomi Iran serta opsi militer yang dicanangkan oleh Tel Aviv dan garis merah terhadap kebijakan nuklir Tehran. Tahun lalu, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu dan Presiden AS, Barack Obama terlibat friksi serius dalam masalah ini.
Oleh karena itu, mengingat transformasi terbaru khususnya perundingan Almaty antara Iran dan Kelompok 5+1 serta prakarsa yang diajukan Iran, sepertinya Hagel di lawatannya ini ketika bertemu dengan petinggi Israel akan membahas usulan Iran tersebut dan langkah-langkah yang bakal ditempuh AS serta sekutunya menghadapi program nuklir damai Republik Islam Iran.