Seorang Kristen (ilmuwan dan senantiasa ingin tahu) datang menemui Imam Kazhim as.
Dia berkata, “Sudah tiga puluh tahun saya memohon kepada Tuhanku agar menunjukkan aku ke agama yang paling bagus dan hamba-hambanya yang paling istimewa. Sampai pada suatu malam saya bermimpi ada seseorang mengenalkan saya tentang seorang lelaki yang tinggal di Damaskus. Saya pergi menemuinya dan dia berkata, “Bila engkau menginginkan ilmu Islam, Taurat, Injil dan seluruh kitab samawi serta kabar-kabar, maka pergilah ke Madinah. Di sana tanyakan, siapakah Musa bin Jakfar itu? Ketika engkau sampai dan menemuinya, maka sampaikan bahwa si fulan di Damaskus kirim salam untuk Anda dan dialah yang mengirim saya ke sini. Kemudian belajarlah kepada tentang apa saja yang engkau maukan.”
Seorang kristen ini berkata, “Karena saat ini saya berada di dekat Anda, izinkan saya untuk sungkem kepada Anda [dengan cara seperti yang dilakukan di hadapan para raja dan sedikit menunduk dengan menyembunyikan kedua telapak tangan di antara kedua paha].”
Imam Shadiq, “Aku izinkan engkau untuk duduk tapi tidak untuk sungkem dengan cara ini.”
Lelaki Kristen itu duduk dan berkata, “Apakan Anda mengizinkan saya untuk berbicara dan bertanya?”
Imam Kazhim as berkata, “Iya. Bukannya engkau datang bukan untuk hal ini?”
Lelaki itu berkata, “Iya. Tapi mengapa Anda tidak menjawab salam temanku.”
Imam Kazhim as berkata, “Jawaban untuk temanmu adalah semoga Allah menghidayahinya. Jawaban salam boleh baginya, di saat dia telah menerima agama kami [Islam].
Lelaki Kristen itu berkata, “Sekarang izinkan saya untuk menyampaikan beberapa pertanyaan.”
Imam Kazhim as, “Tanyakan apa saja yang engkau maukan.”
Lelaki Kristen bertanya, “Apa topik nuzulul Quran untuk Muhammad dan apa tujuan dari nuzul tersebut?”
Imam Kazhim as berkata, “Hammim...demi kitab yang terang yang kami turunkan di malam yang penuh berkah. Kami senantiasa sebagai pemberi peringatan.”
Lelaki Kristen: “Apa tafsir batininya ayat-ayat ini?”
Imam Kazhim as: “Kata Ha’mim adalah Muhammad dan kata ini ada dalam sebuah kitab yang diturunkan kepada Nabi Hud dan hurufnya terkurangi. Sedangkan yang dimaksud dengan “kitab yang jelas” adalah Amirul Mukminin Ali dan maksud dari “malam yang penuh berkah” adalah Fathimah.
Dan yang dimaksud dengan kata-kata bahwa pada malam itu setiap perkara akan diatur sesuai dengan hikmah Allah yakni Fathimah adalah sumber segala kebaikan dan kebaikan itu adalah lelaki yang bijak, lelaki yang bijak, dan lelaki yang bijak yakni Imam Hasan dan Imam Husein dan Imam Sajjad dan imam maksum lainnya.
Lelaki Kristen: “Kenalkanlah orang yang pertama dan yang terakhir dari para lelaki ini!”
Imam Kazhim as: “Sifat-sifat mereka semuanya sama dan aku akan mengenalkan yang ketiga [Imam Husein as] dimana Mahdi berasal dari keturunannya. Sifat-sifatnya disebutkan dalam kitab yang diturunkan kepada kalian bila belum diubah, tapi kalian sejak awal telah mengubah kitab tersebut.”
Lelaki Kristen: “Benar apa yang Anda katakan dan tidak ada kebohongan di dalamnya.”
Imam Kazhim as: “Sekarang aku akan mengabarkan sebuah masalah kepadamu dan tidak ada yang tahu dari orang-orang yang membaca kitab samawi kecuali hanya sedikit saja. Katakan kepadaku siapakah nama ibunya Maryam? Pada hari apa dan jam berapa ruhnya Isa ditiupkan ke rahim Maryam?”
Lelaki Kristen: “Saya tidak tahu.”
Imam Kazhim as: “Nama ibunya Maryam adalah Martsa dan bahasa Arabnya adalah Wahibah. Maryam hamil pada hari Jumat waktu Zuhur yaitu ketika Jibril turun dari langit dan tidak ada hari raya yang lebih penting dari hari itu bagi umat Islam. Allah dan Muhammad menganggap hari itu sebagai hari yang bernilai dan memerintahkan agar menjadikan hari itu sebagai hari rayanya.
Adapun hari lahirnya Isa adalah hari Selasa dan pada saat itu hari telah berjalan selama empat jam setengah.
Kemudian beliau berkata: “Sungai apakah yang di sisinya Isa telah lahir?”
Lelaki Kristen: “Saya tidak tahu.”
Imam Kazhim as: “Sungai itu adalah sungat Furat yang di tepinya ada pohon-pohon anggur dan kurma. Tidak ada sungai yang memiliki banyak pohon anggur dan kurma di tepinya selain sungai Furat.”
Imam Kazhim as: “Selama engkau di majlis ini, Allah akan memberimu hidayah.”
Lelaki Kristen: “Siapakah nama ibuku dalam bahasa Arab dan Syiriac?”
Imam Kazhim as: “Nama ibumu dalam bahasa Syiriac adalah Anqaliyah dan dalam bahasa Arabnya Huwamiyah dan nama ayahmu adalah Abdul Masih.”
Lelaki Kristen: “Saya beriman kepada Allah Yang Maha Besar dan saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Dia tidak sebagaimana yang dikenalkan oleh orang-orang Kristen dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah dan dia diutus dengan benar dan dia menerangkan kebenaran untuk ahlinya. Ahli kebatilan berada dalam kesesatan dan penyimpangan. Dia adalah utusan Allah untuk semua penghuni dunia baik kulit merah maupun kulit hitam dan semua manusia adalah sama baginya. Ada sekelompok orang yang mencapai hidayah dan ada sekelompok orang yang tetap dalam kesesatan. Saya bersaksi bahwa wali dan penggantinya telah menjelaskan hikmahnya. Dan para nabi sebelumnya juga telah menjelaskan hikmah yang sempurna dan berusaha dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi segala kebatilan, kesalahan dan ahli kebatilan. Allah pun telah membantu mereka di jalan ketaatan-Nya.”
Kemudian lelaki kristen ini mematahkan dan melepaskan kalung salib emasnya dari lehernya dan berkata kepada Imam Kazhim as, “Zakatnya salib emas ini aku gunakan untuk apa?”
Imam Kazhim as: “Di sini adalah saudara seagamamu yang telah memeluk Islam. Berbuat baiklah kepadanya dan bertetanggaanlah dengannya dan berikan zakat kepadanya dan aku tidak akan membiarkan hak-hakmu dalam Islam.
Lelaki Kristen: “Saya di daerah saya sendiri termasuk orang kaya dan saya memiliki tiga ratus kuda jantan dan betina dan seribu onta dan hak Anda di sisi saya lebih dari hak saya di sisi Anda.”
Imam Kazhim as: “Engkau adalah orang yang dimerdekakan oleh Allah dan Rasul-Nya dan keturunan dan rasmu tetap ada pada tempatnya.”
Sejak saat itu, lelaki Kristen ini secara resmi sebagai seorang muslim dan menjalankan kewajibannya dengan baik dan dia menikah dengan seorang wanita dari suku Bani Fahr dan Imam Kazhim memberikan mahar untuk istri lelaki ini sebanyak lima puluh dinar dari barang wakaf Imam Ali as dan memberikan seorang pembantu untuknya dan memberikan sebuah rumah kepadanya dan dia lelaki ini hidup mengabdi kepada Imam Kazhim as di Madinah sampai ketika beliau diasingkan ke Bagdad. Lelaki Kristen baru masuk Islam ini meninggal dunia dua puluh delapan malam setelah Imam Kazhim as diasingkan.
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.