Kisah Abu Nawas; Melarang Ruku Dan Shalat

Rate this item
(0 votes)
Kisah Abu Nawas; Melarang Ruku Dan Shalat

 

Suatu hari, baginda raja Harun Al Rasyid sangat murka kepada Abu Nawas, ia ingin sekali menghukum berat Abu Nawas bahkan memancungnya. Bagaimana tidak, Baginda menerima informasi bahwasanya Abu Nawas telah berani menyebar fitnah melarang rukuk dan sujud di dalam ibadah shalat dan menuduh baginda raja sebagai orang yang suka fitnah.

Baginda yang sudah sangat marah kemudian memerintahkan pengawal istana untuk menangkap Abu Nawas dan menghadirkan dia ke istana untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Setelah Abu Nawas diseret keistana, baginda kemudian bertanya kepadanya,

“Wahai Abu Nawas, apakah benar engkau berpendapat rukuk dan sujud tidak diperlukan di dalam shalat?” Tanya baginda.

“Benar, Baginda Raja !” Jawab Abu Nawas dengan santai.

Meski baginda ingin sekali memancung Abu Nawas karena jawabannya itu, beliau masih berupaya sabar dan kembali mengajukan pertanyaan lain kepada Abu Nawas,

“Benarkah engkau berkata kepada orang-orang bahwa aku adalah orang yang suka fitnah?” Tanya baginda.

“Benar Paduka !”  Jawab Abu Nawas kembali dengan santai.

Kali ini baginda tidak bisa lagi membendung amarahnya, dengan sangat marah baginda berkata kepada Abu Nawas,

“Wahai Abu Nawas, Engkau pantas dihukum mati karena telah melanggar Syariat Islam dan menyebarkan fitnah tentang junjunganmu !”  Kata baginda geram.

“Tunggu dulu baginda !!, janganlah tergesa-gesa mengambil keputusan. Izinkan hamba sedikit membela diri” Pinta Abu Nawas.

“Baiklah, jelaskan sekarang!” Kata baginda.

“Memang hamba akui dua pendapat tadi. Akan tetapi sepertinya, kedua pendapat hamba tersebut datang kepada paduka dalam keadaan tidak lengkap dan seolah-olah hamba bersalah dan melanggar syariat Islam, hamba merasa difitnah.” Jelas Abu Nawas.

“Wahai Abu Nawas, apa maksudmu? Kenapa engkau membela diri jika mengaku bersalah?” Tanya baginda.

Abu Nawas kemudian segera memberikan penjelasan rinci,

“Ampun Paduka yang mulia, Hamba memang melarang rukuk dan sujud dalam shalat, tapi bukanlah shalat lima waktu atau shalat lainnya, melainkan shalat jenazah. Memang pada waktu itu hamba sedang menjelaskan shalat jenazah.” Jelas Abu Nawas.

Baginda Raja Harun Al Rasyid mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Abu Nawas. Meski sebelumnya emosinya mulai muncul, namun raja membenarkan apa yang menjadi pendapat Abu Nawas tersebut.

“Lalu bagaimana tentang pernyataanmu tentangku yang suka fitnah?” Tanya baginda.

“Oh, jika hal tersebut kebetulan pada saat itu hambasedang menjelaskan tentang Surat Al-Anfal ayat 28 yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya:

“dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

“Nah,baginda sebagai seorang raja yang memiliki harta banyak dan sebagai seorang ayah yang menyayangi anak-anak baginda, baginda termasuk orang-orang yang menyukai fitnah (cobaan/ujian) itu, karena baginda menyayangi harta dan anak-anak baginda.” Lanjut Abu Nawas.

Mendengar penjelasan Abu Nawas, baginda merasa malu. karena kata-kata Abu Nawas tersebut bukan hanya untuk pembelaan diri semata, melainkan sebuah sindiran dan teguran terhadapnya yang selama ini terlalu larut dalam kesenangan dunia semata. padahal kenikmatan yang ia dapatkan itu adalah ujian dari Allah SWT.

Baginda raja akhirnya meminta maaf kepada Abu Nawas karena telah berburuk sangka kepadanya. Hal itu terjadi karena beberapa orang pegawai kerajaan tidak senang melihat kedekatan Abu Nawas dengan baginda. Oleh sebab itu mereka sengaja menyampaikan informasi yang salah agar Abu Nawas celaka.

Read 1029 times