Kisah Abu Nawas; Cara Mudah Berkebun

Rate this item
(0 votes)
Kisah Abu Nawas; Cara Mudah Berkebun

 

Sudah beberapa kali Abu Nawas membuat baginda raja hampir celaka. Akan tetapi ia selalu dapat meloloskan diri dari jeratan hukuman yang mengancamnya. Karena sudah tidak ada cara lain yang tepan untuk menghukum Abu Nawas, baginda pun menggunakan kekuasaan absolutnya untuk memenjarakan Abu Nawas meski tanpa alasan alasan yang jelas.

Suatu hari cuaca sangat cerah, Abu Nawas dan istrinya pergi berkebun di ladang milik mereka yang tidak jauh dari rumah.

Sambil menyeka keringat yang mulai membasahi kening dan sekujur tubuhnya, Abu Nawas berkata pada istrinya,

“Wahai Istriku !! Kita sudah mencangkul dari pagi, hingga siang hari begini, tapi baru sepertiga bagian saja yang bisa kita cangkul!!”

Istrinya hanya tersenyum sambil menjawab,

“Iya suamiku!! Kita harus lebih bekerja keras agar dua hari lagi kita dapat menanam bibit kentang Kita.”

Abu Nawas dan istrinya tidak tahu kalau pengawal kerajaan sedang mencarinya. Terdengar suara teriakan para pengawal yang berteriak-teriak memanggilnya semakin dekat dengan kebunnya.

Alangkah terkejutnya ia ketika ia mendekat, tiba-tiba ia langsung ditangkap oleh para pengawal layaknya seorang penjahat.

“Hai apa-apaan ini lepaskan Aku, apa salahku?” Kata Abu Nawas sambil berontak berusaha melawan.

Para pengawal tidak memperdulikan dan segera mengikat tangan Abu Nawas. Sedangkan istri Abu Nawas hanya bisa menagis melihat suaminya dibawa oleh para pengawal itu tanpa mengetahui penyebabnya.

Akhirnya Abu Nawas ditangkap dan dibawa kepenjara kerajaan.

Setelah menempuh perjalanan panjang, sampailah mereka ke penjara kerajaan. Segera Abu Nawas dijebloskan dalam penjara yang sempit dan gelap.

Abu Nawas hanya bisa merenungi nasibnya sambil berpikir bagaimana caranya supaya ia dapat keluar dari penjara itu. Ia teringat istrinya dirumah, kasihan istrinya tentu ia merasa sedih dan bingung atas kejadian yang menimpanya kini. Abu Nawas juga teringat ladangnya yang belum selesai ia tanami kentang, dan membayangkan betapa repotnya sang istri mengurus ladang seorang diri.

Setelah beberapa hari dipenjara, Abu Nawas menemukan ide. Segera ia menulis surat untuk istrinya di rumah, dan isi surat itu berbunyi,

“Istriku tercinta,

Jangan bersedih dengan keadaanku sekarang ini, Aku baik-baik saja. Kamu jangan kuatir bagaimana kamu menghidupi dirimu sendirian.

Istriku tercinta,

Ketahuilah kalau Kita masih punya simpanan harta karun yang berupa emas, permata dan berlian. Semua itu Aku kubur di ladang milik kita. Cobalah Kau gali pasti Kau akan menemukannya. Gunakanlah untuk mencukupi kebutuhan keluarga kita selama aku masih di sini.”

Setelah selesai menuliskan surat tersebut, Abu Nawas meminta penjaga untuk mengantarkan surat itu kepada istrinya. Penjaga yang dititipi surat itu penasaran dan membuka surat Abu Nawas untuk istrinya tersebut. Setelah mengetahui isi surat tersebut, sang penjaga melaporkan kepada baginda.

Begitu membaca surat Abu Nawas untuk istrinya tersebut, tanpa menunggu lama ia memerintahkan beberapa pengawalnya untuk pergi ke ladang Abu Nawas. Para pengawal tersebut diperintahkan untuk menggali ladang  milik Abu Nawas dan mengambil harta karun yang dimaksud Abu Nawas.

Baca juga: Kisah Abu Nawas; Menjebak Pencuri

Tidak berapa lama kemudian sampailah para pengawal itu di ladang Abu Nawas. Tanpa permisi mereka langsung menggali ladang tersebut. Istri Abu Nawas merasa sangat heran melihat banyak pengawal kerajaan yang menggali ladang kentangnya.

Sudah seluruh tanah di ladang milik Abu Nawas digali tapi tidak ada harta karun yang dijumpai. Akhirnya para pengawal itu memutuskan untuk menghentikan penggalian dan kembali ke kerajaan untuk melaporkannya pada baginda.

Istri Abu Nawas merasa heran, benarkah para pengawal itu sudah sangat baik membantunya mencangkul ladang selama suaminya dipenjara.

Abu Nawas yang mendengar kejadian itu, tertawa terpingkal-pingkal, ia kemudian kembali menulis surat untuk istrinya dan sesuai dugaan Abu Nawas, kembali surat itu diserahkan kepada baginda terlebih dahulu.

Adapun isi dari surat kedua Abu Nawas,

“Istriku tercinta,

Baginda Raja sudah sangat baik mengirimkan para pengawalnya untuk membantu kita mengolah tanah di ladang. Sekarang ladang kita sudah dicangkul semua.

Sekarang kamu tentu lebih mudah menanam kentang, tidak usah repot lagi mencangkul ladang sebegitu luas.

Sabarlah istriku, Aku akan cepat pulang karena baginda adalah orang yang bijaksana. Beliau tahu kalau aku tidak beralah. Pasti sebentar lagi Aku akan dibebaskan.”

Setelah membaca isi surat Abu Nawas, baginda merasa malu kepada dirinya sendiri.

Sebagai seorang Sultan yang berkuasa tidak sepantasnyalah beliau penjarakan Abu Nawas dengan alasan yang tidak jelas, meski beliau sangat ingin. Beliau sadar akan kekeliruannya itu, kemudian memerintahkan pengawalnya untuk membebaskan Abu Nawas dari penjara.

Read 977 times