Syahid Soleimani, Mujahid Islam yang Tangguh

Rate this item
(0 votes)
Syahid Soleimani, Mujahid Islam yang Tangguh

 

Letnan Jenderal Qasem Soleimani gugur syahid dalam serangan udara pasukan teroris AS di Irak. Sekarang semua pelosok Iran dan negara-negara lain berbicara tentang dia. Mayoritas warga Iran memakai pakaian hitam dan berduka atas kepergiannya.

Sebuah media asing menulis bahwa hampir seluruh pernyataan para pejabat tinggi Iran dan divisi-divisi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyebut Letjen Soleimani sebagai "Prajurit Wilayatul Faqih." Setelah mengalahkan teroris Daesh, Letjen Soleimani dalam sepucuk surat kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar) Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menyebut dirinya sebagai "Putra dan prajuritmu."

Ia tunduk pada wali faqih dan selalu siap menjalankan perintah panglima tertinggi. Haji Qasem – begitu sapaan akrabnya – sangat mengagumi Ayatullah Khamenei, matanya berkaca-kaca setiap kali bertemu, dan sebuah senyum yang tulus memancar di wajahnya. Ketegasan dan keberanian terlihat jelas di raut wajah Haji Qasem.

Sebuah foto yang diabadikan media menunjukkan bahwa Letjen Soleimani menggunakan tangan kanannya memberikan hormat militer kepada Rahbar dan meletakkan tangan kiri di dadanya sebagai bentuk kecintaan kepada wali faqih. Ini mungkin terlihat aneh di lingkungan militer, tapi ini menunjukkan penghormatan dan kecintaan, dan rasa rendah diri Haji Qasem di hadapan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran. Foto ini sudah dilihat banyak orang, dibagikan, dan akhirnya menjadi viral.

Setelah Imam Khomaini ra wafat, Ayatullah Khamenei – sebagai rahbar dan wali faqih – memegang teguh cita-cita Imam, menolak kompromi terhadap kezaliman, dan selalu mewaspadai konspirasi kekuatan-kekuatan Barat. Ayatullah Khamenei saat ini dikenal sebagai seorang pemimpin dengan tekad baja dan tegas, di mana mampu mematahkan kekuatan-kekuatan arogan dunia.

Rahbar adalah tokoh penyeru persatuan dan solidaritas umat Islam serta pembela kepentingan Dunia Islam di hadapan kekuatan agresor. Ia telah meningkatkan rasa percaya diri bangsa-bangsa Muslim, mengarahkan jalannya Kebangkitan Islam di wilayah Timur Tengah dan dunia, serta mengabarkan mereka tentang lahirnya sebuah Timur Tengah baru, yang akan menjadi milik Islam. Rahbar bersama Imam Khomeini ra memperlihatkan sebuah keteladanan yang sukses dalam kepemimpinan agama untuk melawan pemikiran materialisme Barat.


Haji Qasem Soleimani mengenal baik pemimpinnya dan ia ingin agar orang lain juga mengenalnya (Rahbar) dengan tepat. Pada sebuah kesempatan, Syahid Soleimani menuturkan, "Tegaknya Iran Islami dan eksistensinya bergantung pada kepemimpinannya. Wahai masyarakat, dengarlah bahwa aku bukan anggota partai atau kubu manapun, dan aku tidak tertarik pada pihak manapun kecuali kepada orang yang mengabdi untuk Islam dan revolusi.

Ketahuilah! Demi Allah aku mengenal para ulama Syiah dari dekat. Aku sudah meneliti hal ini selama 14 tahun. Aku mengenal para ulama Lebanon, para ulama Pakistan, para ulama negara-negara Teluk Persia baik Sunni maupun Syiah. Demi Allah, pemimpin para ulama tersebut dari Iran dan dari selain Iran adalah tokoh besar sejarah ini yaitu Ayatullah al-Uzdma Sayid Ali Khamenei."

Al-Quran menganggap wilayah (otoritas) sebagai milik Allah Swt semata, dan posisi kepemimpinan ini juga diberikan kepada Rasulullah Saw dan Ahlul Bait. Setiap Muslim membutuhkan wali dan pemimpin untuk mencapai kehidupan yang baik dan mulia. Di masa Rasulullah, teladan dan pemimpin kaum Muslim adalah beliau sendiri dan setelah beliau wafat, kedudukan ini dipegang oleh Ahlul Bait Nabi, dan kemudian oleh ulama dan marja' yang memenuhi syarat.

Di masa keghaiban Imam Mahdi as, para marja' adalah hujjah dan tempat rujukan bagi manusia. Imam Mahdi as berkata, "Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dan peristiwa yang terjadi, maka merujuklah kepada perawi hadis dan fuqaha', karena sesungguhnya mereka khalifah dan hujjahku terhadap kalian dan aku adalah hujjah Allah atas kalian."

Imam Ali Ridha as berkata, "Jika Allah tidak menetapkan seorang pemimpin yang amanah untuk mengawal dan menjaga garis kepemimpinan (imamah), maka agama secara perlahan akan musnah, sunnah Rasulullah dan hukum-hukum Ilahi diselewengkan, para penebar bid'ah menambah sesuatu dalam agama, sementara para ateis mengurangi sesuatu dari agama, dan akhirnya kebenaran menjadi kabur bagi kaum Muslim."

Syahid Qasem Soleimani adalah sosok yang ramah, dicintai oleh rakyat Iran dan bangsa-bangsa lain, ia adalah seorang komandan sekaligus seorang prajurit yang rendah hati. Kehidupannya dihabiskan untuk berbuat kebaikan dan memandang dunia ini sebagai ladang untuk beramal.

Ia adalah alumni madrasah pemikiran Imam Khomeini ra, ia memiliki kearifan dan kebijaksanaan, serta menolak kekakuan pikiran. Untuk itu, Haji Qasemi menghabiskan usianya untuk memerangi kekakuan pikiran dan takfiri Daesh.


Letjen Soleimani menerima lencana tinggi Zulfiqar dari Rahbar. Lencana dan pangkat militer ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri di kalangan personil militer. Lencana ini memiliki banyak jenis sesuai dengan bentuk pengorbanan dan profesionalitas prajurit.

"Jihad di jalan Allah Swt tidak dapat diganjar dan dikompensasi dengan baik dengan apapun di dunia ini. Upaya seseorang di jalan Allah tidak bisa dihargai dan dikompensasi dengan apapun yang (bersifat) duniawi," kata Rahbar dalam pidatonya pada upacara penyematan lencana Zulfiqar kepada Letjen Soleimani.

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran." (QS: At-Taubah, ayat 111)

Ganjaran bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah Swt adalah surga dan keridhaan-Nya.

Rahbar menjelaskan, apa yang kita berikan – termasuk rasa terima kasih kami, lencana kehormatan, perintah, dan tanda pangkat – adalah hal-hal yang patut diperhatikan berdasarkan kaca mata duniawi, tetapi dari segi spiritual dan perhitungan Ilahi, mereka tidak penting.

"Syukurlah, kalian semua telah melakukan upaya dan usaha ini. Allah Swt telah memberikan taufik kepada saudara kita yang sangat tersayang Tuan Qasem Soleimani. Dia berkali-kali mempertaruhkan hidupnya untuk membela Islam, untuk menggagalkan invasi musuh, dan dia melakukannya di jalan Allah, untuk-Nya, dan murni demi Allah Swt," ujarnya.

"Dia telah melakukan upaya besar. Saya berharap Allah Swt akan membalas dan memberkatinya, Dia akan membantunya menjalani kehidupan yang bahagia dan bahwa dia akan gugur syahid di akhir hidupnya. Namun, tentu saja tidak sekarang. Republik Islam membutuhkan jasanya selama bertahun-tahun yang akan datang, tetapi saya berharap jasanya akan berakhir dengan kesyahidan, Insya Allah," lanjut Rahbar.


Syahid Soleimani memiliki kepribadian yang unik, penyayang, memiliki tekad baja, pekerja keras, sangat disiplin, pintar, taat agama, dan pakar strategi. Hal ini membuat Rahbar sangat menyayanginya dan menaruh perhatian besar kepadanya.

Pesan Rahbar mengenai kesyahidan Letjen Soleimani, memiliki kemiripan dengan pesan Imam Ali as ketika berduka atas kepergian sahabat setianya, Malik Ashtar.

"Setelah perjuangannya selama bertahun-tahun, keikhlasan, dan keberaniannya di medan perang menghadapi para setan dan penjahat dunia, dan kerinduannya sekian lama untuk menjemput kesyahidan di jalan Allah swt, akhirnya Soleimani yang terhormat mencapai kedudukan mulia ini. Darah sucinya tumpah di tangan pihak yang paling dibenci umat manusia di muka bumi," kata Rahbar dalam pesannya.

Komandan Pasukan Quds Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, gugur syahid dalam serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan teroris AS di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat lalu.

Read 1242 times