Suatu hari Hasan bin Jiyad bercerita tentang seorang laki-laki yang datang menghampiri Imam Fiqih Abu Hanifah. Laki-laki tersebut datang dan berkata padanya, “Bertahun-tahun aku mengumpulkan uang dan harta. Lalu aku menyimpannya di sebuah tempat tapi aku lupa di mana uang dan hartaku berada. Bisakah engkau membantuku?”
“Permasalahanmu bukan permasalahan ahli Fiqih.” Jawab Abu Hanifah. Lalu setelah itu beliau berpikir sejenak dan berkata pada laki-laki tersebut.
“Shalatlah kamu dari malam sampai subuh tiba! InshaAllah engkau akan mengingat tempat kamu menyimpan uang dan harta-harta mu.”
Laki-laki tersebut pergi dan di malam harinya ia mendirikan shalat. Lalu tanpa waktu lama, tiba-tiba dia mengingat tempat tersebut dan pergi mengambil uang dan harta-hartanya.
Keesokan harinya, laki-laki tersebut pergi menuju Abu Hanifah untuk berterimakasih dan berkata padanya, “Bagaimana bisa engkau mengetahui bahwa dengan perantara hal ini, aku bisa mengingat tempat menyimpan uang-uangku?”
“Karena aku mengetahui bahwa setan tidak akan membiarkanmu shalat dari malam sampai menjelang subuh. Setan akan mengganggumu dengan mengingatkanmu tempat menyimpan uang-uangmu yang terlupa.”
Pembaca yang budiman, dari cerita di atas kita mengetahui bahwasanya setan senantiasa mengganggu kita walaupun kita tengah dalam keadaan shalat. Yang diinginkan setan adalah supaya manusia menjadi temannya di dalam neraka. Yakni manusia menjadi jauh dari Tuhan dan dekat dengan dirinya, itulah tujuan setan. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran, surah an-Nisa ayat 118-120 bahwa setan tidak akan pernah berhenti untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah swt sehingga manusia masuk neraka bersamanya.
Maka dari itu penting kiranya kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap langkah hidup kita serta senantiasa berlindung pada Allah swt setiap waktunya supaya tidak terjerumus dalam godaan setan.