Hadis Akhlak Ushul Kafi: Hasud

Rate this item
(0 votes)

Hasud

 

1. Imam Shadiq as berkata, "Sesungguhnya hasud memakan iman sebagaimana api memakan kayu bakar."[1]

 

2. Rasulullah Saw bersabda, "Hampir saja hasud mengalahkan Qadha dan Qadar."[2]

 

3. Imam Shadiq as berkata, "Penyakit agama adalah hasud."[3]

 

4. Imam Shadiq as berkata, "Seorang mukmin melakukan ghibthah dan tidak hasud, sementara orang munafik sebaliknya, justru melakukan hasud dan tidak ghibthah."[4]

 

Penjelasan:

Sifat hasud itu terjadi ketika Allah memberikan nikmat kepada saudara seagamamu dan engkau tidak ingin nikmat itu ada padanya, merasa tersiksa melihat nikmat itu dan berusaha untuk menghilangkannya darinya, baik nikmat yang seperti itu sampai kepadamu atau tidak. Sementara ghibthah engkau tidak punya urusan dengan nikmat yang diberikan kepada saudara seagamamu dan pada saat yang sama berharap mendapat nikmat yang seperti itu untuk dirimu.

 

Hasud menurut pandangan akal dan syariat sangat tercela. Karena hasud merupakan penyakit hati. Seseorang menginginkan keburukan saudaranya dan tersiksa dengan nikmat yang dimilikinya. Tapi yang paling buruk adalah dalam hasud ada bentuk protes akan keadilan ilahi dan sistem terbaik yang diciptakan di alam ini untuk manusia. Rasa tersiksa dalam diri orang yang hasud terkadang membuat panca inderanya bermasalah dan jiwanya sakit. Dengan demikian, perbuatan hasud itu musuh setiap orang. Sementara ghibthah atau persaingan sehat merupakan perbuatan yang dipuji dan baik. Dalam banyak ayat dan hadis terkadang diungkapkan dengan kata perlombaan seperti ayat "... dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba."[5] (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.

Read 2397 times