Dua orang lelaki dalam kondisi jengkel dan protes menemui Imam Ali as dan berkata, "Wahai Ali! Selesaikanlah masalah kami karena Engkau mampu mengatasi segala urusan..."
Imam Ali as berkata, "Apa masalahnya? Katakan agar kuketahui!"
Lelaki yang satu berkata, "Lelaki ini adalah budakku. Di pertengahan jalan menuju Kufah dia telah membangkang perintahku dan aku menghukumnya. Sekarang dia tidak mau mendengarkan ucapanku dan menganggap dirinya sebagai majikanku."
Lelaki yang lainnya berkata, "Wahai Abu al-Hasan! lelaki ini berbohong. Aku adalah majikannya, namun dia membangkang perintahku!"
Imam Ali memerintahkan keduanya untuk bersumpah dan berkata jujur. keduanya pun bersumpah dan masing-masing menganggap yang lain sebagai budaknya. Melihat kondisi semacam ini, Imam Ali memerintahkan Qanbar agar membuat dua lubang di dinding kemudian memerintahkan kedua lelaki tersebut untuk memasukkan kepalanya di lubang dinding yang ada. Lalu beliau berkata, "Hai Qanbar! Ambilkan pedangku!"
Qanbar berkata, "Tuan! Pedang untuk apa?!"
Imam Ali berkata, "Aku ingin memenggal kepala budak dari badannya!"
Tiba-tiba salah satu dari kedua lelaki itu ketakutan dan mengeluarkan kepalanya dari lubang dinding. Namun lelaki yang satunya tidak bergerak sama sekali. Imam Ali as berkata, "Hai lelaki! Engkau tadi mengatakan bahwa engkau sebagai majikannya?"
Sang budak berkata, "Iya. Dia telah memukulku dan aku melakukan yang demikian ini karena untuk membalas dendam."
Kemudian Imam Ali kepada sang majikan berkata, "Masalahnya sudah selesai. Kerjakanlah urusan kalian dan jangan lupa bahwa antara budak dan majikan, masing-masing memiliki hak di pundak yang lainnya; untuk itu, salinglah menyayangi satu sama lainnya!" (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ali as