Di dalam islam, tempat ibadah seseorang disebut Mihrab.
Biasanya tempat ini digunakan untuk imam solat berjamaah
atau untuk seorang yang ingin menyendiri ketika solat
dan bermunajat kepada-Nya.
Makna asli dari kata Mihrab adalah tempat atau medan
perang. Lalu mengapa tempat solat disebut sebagai medan
perang?
Ternyata, posisi kita ketika solat seperti posisi sedang
berperang. Karena ada dua unsur dalam diri kita yang
saling tarik menarik. Di satu sisi ada hawa nafsu yang
menarik kita untuk lalai dan memikirkan hal-hal duniawi.
Dan disisi lain ada ruh yang menarik kita untuk terbang
mendekat kepada Allah swt.
Salah satu filosofi dari takbir di awal solat adalah
untuk menegaskan pada jiwa kita, “Wahai jiwa yang
mengajak kepada keburukan, aku akan mampu melawanmu
dengan Nama Allah yang Maha Besar.”
Karena itulah kita diperintahkan untuk meminta
pertolongan dengan solat.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan shalat.” (QS.Al-Baqarah:45)
Karena kemenangan ketika solat menentukan kemenangan
kita untuk menaklukkan jiwa diluar solat. Sementara
untuk menang didalam solat bukanlah hal yang mudah.
Allah Melanjutkan Firman-Nya,
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-
orang yang khusyuk.” (QS.Al-Baqarah:45)
Memenangkan pertarungan diri ketika solat itu sungguh
berat. Diperlukan latihan yang serius untuk
mendapatkannya. Kecuali bagi orang-orang yang telah
meraih kekhusyu’an. Bagi mereka tidak ada momen yang
lebih dirindukan melebihi pertemuan dengan Sang Kekasih
ketika solat.
Maka logika Al-Qur’an menjelaskan, bahwa siapa yang bisa
menaklukkan diri dalam solatnya maka ia telah
menyelesaikan berbagai masalah diluar solatnya. Bukankah
Allah Berfirman,
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar.” (QS.Al-Ankabut:45)
Jika kita telah mampu menaklukkan diri dengan tidak
melakukan kesalahan dan keburukan maka berapa masalah
yang telah terselesaikan dengannya. Bukankah sebagian
besar masalah dalam hidup ini disebabkan karena
kesalahan kita sendiri?