Mengapa Tempat Solat Disebut Mihrab (Medan Perang)?

Rate this item
(0 votes)
Mengapa Tempat Solat Disebut Mihrab (Medan Perang)?

Di dalam islam, tempat ibadah seseorang disebut Mihrab.

Biasanya tempat ini digunakan untuk imam solat berjamaah

atau untuk seorang yang ingin menyendiri ketika solat

dan bermunajat kepada-Nya.

Makna asli dari kata Mihrab adalah tempat atau medan

perang. Lalu mengapa tempat solat disebut sebagai medan

perang?

Ternyata, posisi kita ketika solat seperti posisi sedang

berperang. Karena ada dua unsur dalam diri kita yang

saling tarik menarik. Di satu sisi ada hawa nafsu yang

menarik kita untuk lalai dan memikirkan hal-hal duniawi.

Dan disisi lain ada ruh yang menarik kita untuk terbang

mendekat kepada Allah swt.

Salah satu filosofi dari takbir di awal solat adalah

untuk menegaskan pada jiwa kita, “Wahai jiwa yang

mengajak kepada keburukan, aku akan mampu melawanmu

dengan Nama Allah yang Maha Besar.”

Karena itulah kita diperintahkan untuk meminta

pertolongan dengan solat.

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar

dan shalat.” (QS.Al-Baqarah:45)

Karena kemenangan ketika solat menentukan kemenangan

kita untuk menaklukkan jiwa diluar solat. Sementara

untuk menang didalam solat bukanlah hal yang mudah.

Allah Melanjutkan Firman-Nya,

وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-

orang yang khusyuk.” (QS.Al-Baqarah:45)

Memenangkan pertarungan diri ketika solat itu sungguh

berat. Diperlukan latihan yang serius untuk

mendapatkannya. Kecuali bagi orang-orang yang telah

meraih kekhusyu’an. Bagi mereka tidak ada momen yang

lebih dirindukan melebihi pertemuan dengan Sang Kekasih

ketika solat.

Maka logika Al-Qur’an menjelaskan, bahwa siapa yang bisa

menaklukkan diri dalam solatnya maka ia telah

menyelesaikan berbagai masalah diluar solatnya. Bukankah

Allah Berfirman,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji

dan mungkar.” (QS.Al-Ankabut:45)

Jika kita telah mampu menaklukkan diri dengan tidak

melakukan kesalahan dan keburukan maka berapa masalah

yang telah terselesaikan dengannya. Bukankah sebagian

besar masalah dalam hidup ini disebabkan karena

kesalahan kita sendiri?

Read 1882 times