Juwaibir adalah salah satu Ashhah
Shuffah; seorang lelaki pendek,
berkulit hitam, dengan penambilan
gembel. Suatu hari Rasulullah Saw
kepada Juwaibir berkata, “Mengapa
Engkau tidak menikah dan merapikan
hidupmu?”
Juwaibir berkata, “Wahai Rasulullah!
Saya adalah lelaki miskin, jelek, dan
beperawakan buruk. Siapa yang mau
menikahkan putrinya kepada saya?!”
Rasulullah Saw berkata, “Allah Swt
telah mengganti nilai seseorang
melalui Islam. Banyak orang di masa
jahiliyah termasuk orang-orang yang
terhormat dan Islam telah menurunkan
nilai mereka dan sebaliknya, banyak
orang yang hina dan tidak seberapa
dan Islam telah memberikan nilai
kepada mereka.”
Kemudian beliau berkata, “Pergi
temuilah Ziyad bin Lubaid salah
seorang saudagar kaya dan berpengaruh
Madinah dan pinanglah putrinya!”
Juwaibir yang keheranan, dengan rasa
tidak percaya pergi mendatangi Ziyad
dan menyampaikan keinginan Rasulullah
Saw. Ziyad berkata, “Adat istiadat
kami adalah menikahkan putri-putri
kami dengan lelaki sesama suku dan
yang selevel dengan kami.”
Kabar ini sampai ke telinga
Rasulullah Saw. Rasulullah Saw
berkata, “Semua umat Islam selevel
dan sederajat kecuali mereka yang
lebih bertakwa.”
Ziyad berkata, “Terserah Anda. Kami
akan melaksanakan apa saja yang Anda
perintahkan.”
Kemudian Ziyad membeli sebuah rumah
yang bagus untuk Juwaibir dan
putrinya dan mengadakan acara
pernikahan besar-besaran. Juwaibir
tidak percaya bahwa suatu hari
dirinya akan mendapatkan semua posisi
ini. Oleh karenanya, sebagai rasa
syukur atas nikmat besar ini dia
berpuasa selama tiga hari dan
beribadah.
Kemudian Juwaibir termasuk bagian
dari sahabat Rasulullah dan
senantiasa berada di samping beliau
sampai pada akhirnya dia mencapai
syahadah di salah satu perang dan dia
telah mencapai cita-citanya.