Salah satu yang merupakan bagian dari akhlak tercela adalah prasangka yang buruk. Banyak ayat dan riwayat yang menyinggung masalah tersebut sebagai sebuah peringatan akan buruknya dampak sosial dari berprasangka buruk. Al-Quran menjelasakan bahwa berprasangka buruk itu sama dengan dosa.
Nabi Muhammad saw bersabda berkatan hal tersebut: ketika kalian berprasangka buruk kepada saudara-saudara kalian maka sesungguhnya kalian telah berprasangka buruk kepada Allah swt. Karena Allah swt berfirman “Jauhilah kebanyakan berprasangka..”
Dari hadits ini kita melihat bahwa sungguh Allah tidak menyukai berprasangka buruk. Maka dari itu nabi yang mulia saw, ketika kita berprasangka buruk kepada saudara-saudara kita maka sama saja kita berprasangka buruk kepada Allah swt. Semoga kita dijauhkan dari sikap demikian.
Khalifah Ali ra berkata:
الرجل السوء لا یظن باحد خیرا، لانه لا یراه الا بوصف نفسه.
Ar-rajulus su’u la yadzunnu bi ahadin khairan; liannahu la yuraahu illa bi wasfin nafsihi. Yang artinya seorang yang berkahlak buruk tidak pernah berprasangka baik kepada siapapun; karena ia selalu menganggap orang lain sama seperti dirinya.
Dampak-dampak dari berprasangka buruk
1. Siapa saja yang berprasangka buruk maka ia akan berpikiran buruk pula.
2. Siapa saja yang berprsangka buruk maka ia akan berpikiran bahwa orang lain adalah pengkhianat bagi dirinya padahal orang lain tidak ada yang berkhianat kepada dia.
3. Orang yang selalu berpikiran buruk maka ia tidak akan mendapatkan teman. Dalam artian teman-teman yang dulu ia punya akan pergi meninggalkannya.
4. Karena prasangka buruknya maka ia tidak akan percaya kepada orang lain dan orang lain pun dikarenakan akhlak buruknya maka mereka tidak akan percaya kepadanya.
5. Siapa saja yang selalu berprasangka buruk maka ia selalu kabur dari oran lain dan merasa was-was dengan kehadiran mereka.
Dampak-dampak di atas adalah perkataan sayidina Ali bin Abi Thalib ra sebagai nasehat untuk diri kita sehingga kita bisa bermuhasabah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.