Menjauhkan Anak dari Narkoba, Bagaimana Caranya?

Rate this item
(0 votes)
Menjauhkan Anak dari Narkoba, Bagaimana Caranya?

Dilansir dari Drug Abuse, masa remaja adalah masa paling rentan dan memiliki risiko penyalahgunaan narkoba paling tinggi. Ketika anak memasuki usia remaja, mereka akan menghadapi tantangan sosial dan situasi akademik yang baru.

Meski buah hati Anda tidak pernah terlihat menggunakan narkoba atau minum alkohol, mencegah pengaruh buruk dari teman sebaya mereka untuk menggunakan narkoba adalah hal yang sulit. Lebih berbahaya lagi, jika lingkungan bermain dan bergaul anak sudah disusupi penjual dan pecandu narkoba.

Seperti yang terjadi di Kendari baru-baru ini misalnya, di mana sekitar 50 pelajar diketahui mengkonsumsi obat penenang. Mungkin mereka sekedar korban salah pergaulan, atau tidak kuasa menolak ajakan rekan-rekannya. Namun akibat solidaritas dan keingintahuan itu, beberapa harus dirawat di rumah sakit.

Dilansir dari Drug Abuse, masa remaja adalah masa paling rentan dan memiliki risiko penyalahgunaan narkoba paling tinggi. Ketika anak memasuki usia remaja, mereka akan menghadapi tantangan sosial dan situasi akademik yang baru.

Sering kali pada masa ini mereka ingin coba-coba, seperti mencoba untuk merokok dan minum alkohol untuk pertama kalinya. Ketika memasuki SMA, remaja memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar. Salah satunya adalah rasa penasaran untuk mencoba narkoba, yang beredar di kalangan remaja dan cukup mudah didapat bila ia bergaul dengan orang-orang yang salah.

 

Lalu, Bagaimana Caranya Menjauhkan Anak dari Narkoba?

Ada beberapa cara agar remaja Anda dapat menjauhi narkoba meski mendapat tekanan dari teman-teman dekatnya, seperti dilansir WebMD, yaitu:

Buat hubungan yang saling menyayangi
Tom Hedrick, salah satu pendiri The Partnership for a Drug-Free America, mengatakan, pengaruh orangtua lebih kuat dari apa yang kebanyakan Anda sadari. Larangan dan hukuman seringnya malah jadi senjata makan tuan.

Cara yang lebih efektif adalah membuat remaja menaruh rasa hormat dan sayang pada Anda, sehingga mereka tak tega untuk mencoba narkoba karena tak mau mengecewakan orangtua. Bukan karena takut dimarahi.

“Membuat remaja tidak ingin mengecewakan orangtua adalah perlindungan penting untuk remaja dari penggunaan narkoba,” ujar Hedrick.

Habiskan waktu bersama
Pada saat yang sama, remaja ingin jadi sosok yang mandiri tapi juga ingin didampingi orangtua. Benjamin Siegel, M.D., dokter anak dan anggota komite American Academy of Pediatrics, mengatakan bahwa meski anak Anda ingin menunjukkan kemandiriannya, Anda tetap dibutuhkan sebagai orangtua.

Luangkan waktu Anda untuk mendengar cerita dari anak Anda. Mungkin akan membutuhkan effort yang besar, tapi harus Anda lakukan. “Semakin Anda mengerti apa yang mereka ingin lakukan, orangtua akan lebih mudah menjadi orang yang dipercaya untuk menumpahkan uneg-uneg mereka,” tutur Siegel.

Tegakkan peraturan
Anda dapat membuat peraturan di rumah untuk diberikan kepada remaja Anda, meskipun mungkin ia tidak akan suka. Ada beberapa aturan yang bisa Anda buat agar anak Anda terhindar dari narkoba adalah:

Luangkan waktu bicara kepada Anda. Para remaja mengakui bahwa mereka ingin tahu apa yang orangtua mereka pikirkan dan bagaimana mereka dapat membantu membuat keputusan.
Berikan hukuman. Para remaja yang melanggar aturan ingin tahu apa yang akan terjadi. Jika tidak ada konsekuensinya, berarti peraturan Anda tidak berarti apa-apa.
Batasi kunjungan larut malam. Terlalu sering diizinkan tak pulang ke rumah dapat membuat anak Anda merasa terlalu bebas untuk dikendalikan.
Tunggu mereka pulang saat mereka pulang terlambat. Menyadari mereka ditunggu ayah atau ibu, atau keduanya, selama beberapa jam saat mereka pulang telat, membuat banyak remaja berpikir dua kali apa yang akan mereka hadapi ketika pulang ke rumah nanti.
Dorong anak Anda untuk berpendapat
Rachel Fleissner, M.D. dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry mengatakan agar para orangtua dapat membesarkan anak untuk berani berpendapat, bahkan jika pendapatnya bertentangan dengan pendapat orangtua. Anak yang mampu berpendapat telah berlatih untuk berbicara dengan pikirannya sendiri.

Latih kemampuan menjalin hubungan
Siegel mengatakan bahwa anak-anak perlu teman. Menjalin hubungan sangat penting untuk perkembangan mereka, dan orangtua memiliki peran dalam proses ini. Siegel menyarankan agar anak selalu diajak berbicara, sehingga dapat membantu perkembangan kemampuannya dalam berteman.

Cari tahu dan beri perhatian tentang tekanan teman-teman sebayanya
Beberapa anak dapat terpengaruh oleh teman dekatnya yang bertindak di luar batas. Jika anak Anda terpengaruh, tantangan Anda adalah untuk menyatakan sudut pandang Anda tanpa mengkritisi temannya.

Beberapa situasi dapat menjadi dramatis, karena menurut Fleissner, bisa saja keluarga si anak benar-benar melarang anaknya berteman dengan temannya yang merusak. Awalnya si anak mungkin tidak suka, tapi kemudian si anak akan berterima kasih kepada orangtuanya karena terhindar dari hal-hal yang buruk.

Bayangkan Anda ada di posisi anak
Untuk membantu anak Anda keluar dari tekanan dan pengaruh buruk teman-temannya, Anda dapat memvisualisasikan bagaimana jika Anda yang berada di posisi tersebut. Anda dapat membantunya melepaskan diri dengan memberi saran-saran, “Bagaimana kalau begini saja?”, terkait dengan tekanan yang didapatkan dari teman sebayanya.

Bantu anak belajar dari kesalahan
Tidak peduli apa yang Anda lakukan atau katakan, anak Anda mungkin masih merasa gagal. Anda dan anak Anda mungkin akan sama-sama sedih.

Fleissner mengatakan orangtua harus siap untuk membantu anaknya bila melakukan kesalahan dan membantunya untuk bangkit. Ini merupakan waktu yang tepat untuk membantu anak melihat bagaimana ia membuat keputusan.

Siegel setuju dengan apa yang dikatakan Fleissner. “Orangtua harus bertanya kepada anak tentang apa yang dapat mendorong ia menjadi dan merasa lebih baik,” ujar Siegel.

Orangtua tidak dapat ikut serta dalam setiap tantangan sosial yang akan dihadapi anaknya. Anak-anak yang tahu mereka disayangi orangtuanya, yang menghargai pendapat mereka, dan yang sudah dilatih berpikir kritis, memiliki kesempatan lebih besar untuk mengatakan “Tidak, terima kasih” kepada temannya yang memberikan tekanan untuk menggunakan narkoba. 

Read 1733 times