Rasul Saw, Poros Persatuan Umat

Rate this item
(0 votes)

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengecam politik antagonis Zionisme dan Amerika Serikat sebagai akar dari aksi terbaru produksi film yang menistakan kesucian Nabi Muhammad Saw. Ayatullah Khamenei dalam sebuah pernyataannya mengatakan, musuh-musuh Islam sekali lagi menyingkap dendamnya yang mengakar dengan menistakan Nabi Besar Muhammad Saw dan dengan langkah gila dan tercela itu, sekelompok jahat Zionis menunjukkan kemarahan atas cahaya Islam dan al-Quran yang terus berkilau di dunia saat ini.

Rahbar menandaskan, Barat telah menargetkan sosok paling suci dan bercahaya di antara seluruh kesucian dunia ini dengan omong kosong menjijikkan mereka. Di balik gerakan jahat ini, terdapat politik konfrontatif Zionisme dan Amerika Serikat serta para penguasa kekuatan imperialis dunia. Dengan anggapan batilnya, mereka ingin menurunkan posisi nilai-nilai sakral Islami dari pandangan generasi-generasi muda di dunia Islam dan memadamkan sentimen keagamaan mereka.

Menurut Rahbar, aktor utama dari kejahatan ini adalah Zionisme dan pemerintah Amerika Serikat. Jika para politisi Washington jujur dalam mengklaim ketidakterlibatan mereka dalam produksi film anti-Islam itu, maka mereka harus menindak para pelaku kejahatan mengerikan ini dan pendukung finansial mereka, yang telah melukai hati bangsa-bangsa Muslim dunia, dengan hukuman yang setimpal dengan kejahatan tersebut. Beliau menandaskan, umat Islam di seluruh dunia juga harus mengetahui bahwa langkah putus asa musuh-musuh di hadapan Kebangkitan Islam, adalah indikasi besar tentang pentingnya kebangkitan tersebut.

Di bagian lain, Ayatullah Khamenei menilai sikap para politisi Barat yang melakukan penistaan besar terhadap Rasulullah Saw sama sekali tidak berbeda dengan sikap permusuhan. Beliau menegaskan bahwa sikap Barat terhadap penistaan sakralitas Islam itu telah menguak wajah asli kaum arogan dan mengindikasikan permusuhan mereka terhadap Islam dan Nabi Muhammad Saw.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengapresiasi reaksi tegas umat Muslim di berbagai negara dan bahkan di Amerika dan Eropa terhadap film anti-Islam di Amerika Serikat dan karikatur tercela di Perancis. Beliau menilai kemarahan umat Islam di dunia dalam menunjukkan penghormatan mereka kepada Rasulullah dan dalam mengungkapkan kebencian mereka terhadap musuh, merupakan sebuah adegan yang indah yang menampilkan kepasitas massif gerakan umat Islam.

Ayatullah Khamenei menekankan umat Islam untuk tetap waspada dalam menghadapi konspirasi berbahaya musuh yang bertujuan menciptakan perpecahan dan konflik di tubuh umat. Beliau menegaskan, kaum arogan tidak boleh dibiarkan untuk menyelamatkan diri dari kemarahan umat Islam dengan menciptakan perpecahan. Menurut Rahbar, musuh-musuh agama dan kekuatan arogan dunia harus tahu bahwa meski ada perbedaan mazhab, pandangan dan ideologi, namun umat Islam bersatu melawan mereka.

Sementara dalam pidatonya di Akademi Militer Republik Islam Iran, Rahbar menyebut Amerika Serikat sebagai pelestari diktatorisme dan mengajukan sebuah pertanyaan, "Mereka dengan rapor merahnya bagaimana dapat mengklaim diri sebagai penegak demokrasi dan kebebasan?" Berbicara tentang kejahatan terbaru musuh dalam menistakan kesucian Rasulullah Saw, Rahbar menegaskan, "Berlandaskan pada pengenalan politik anti-Islam kaum imperialis dan rezim Zionis Israel, maka wajar jika bangsa-bangsa dunia mengarahkan tudingan kepada Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa. Penguasa di negara-negara tersebut harus mencegah aksi-aksi gila itu, dan membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dalam kejahatan tersebut."

Rahbar menilai aksi itu termasuk pelajaran abadi dalam sejarah dan menjelaskan, para penguasa arogan, di samping tidak mengecam kejahatan itu, juga tidak melaksanakan tugasnya untuk menindak pelaku kejahatan tersebut, bahkan mereka mengklaim tidak terlibat di dalamnya. Beliau menambahkan, "Kami tidak bersikeras untuk membuktikan keterlibatan mereka dalam tindak kejahatan tersebut, akan tetapi gelagat para politisi Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa sendiri yang membuat mereka menjadi tersangka di tengah opini publik dunia dan mereka harus melepaskan diri dari kejahatan besar itu dengan langkah praktis bukan dengan lisan saja."

Menyinggung motif-motif anti-Islam kaum arogan, Rahbar menandaskan, "Karena motif-motif itulah, Barat tidak akan pernah mencegah penistaan terhadap Islam dan sakralitasnya." Ketika membuktikan kebatilan dalih para pejabat Washington dan Barat bahwa pencegahan penistaan terhadap Islam itu bertentangan dengan kebebasan berekspresi, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran ini menjelaskan beberapa poin argumentatif.

Adanya garis merah yang jelas di Barat dalam mencegah segala bentuk serangan terhadap prinsip-prinsip imperialisme, termasuk di antara poin tersebut. "Apakah ada yang percaya bahwa pencegahan aksi penistaan terhadap sakralitas Islam, bertentangan dengan agama di negara-negara yang di dalamnya mempersoalkan prinsip-prinsip imperialisme direaksi dengan kekerasan dan brutalitas?"

Pada bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Di sebagian besar negara Barat, tidak ada orang yang berani menyoal peristiwa Holocaust yang tidak jelas atau menulis artikel tentang politik moral menjijikkan kaum arogan, termasuk homoseksual, bagaimana mungkin dalam masalah-masalah ini tidak ada kebebasan berekspresi, namun penistaan terhadap Islam dan sakralitasnya dibebaskan dengan dalih kebebasan berpendapat?"

Rahbar lebih jauh memaparkan bahwa setiap kasus yang berhubungan dengan kebijakan jahat Zionis yang melanggar prinsip-prinsip etika dan merusak generasi muda, maka kebebasan berekspresi menjadi tidak berarti dan tidak ada yang berani untuk mempublikasikan tindakan arogan Zionis. Menurut Rahbar, tidak ada yang percaya bahwa Amerika Serikat adalah pendukung demokrasi. Mereka mendukung para diktator seperti Hosni Mubarak selama 30 tahun dan Mohammad Reza Pahlavi selama 35 tahun terlepas dari semua kejahatan yang dia lakukan di Iran.

Tidak ada yang percaya bahwa invasi Amerika Serikat ke Irak dan serangan mereka terhadap Saddam Hussein adalah upaya untuk melawan kediktatoran. Mereka sendiri telah menciptakan dan mendukung kediktatoran. Dukungan Barat telah memungkinkan para diktator regional menindas rakyat mereka sendiri. Bagaimana mereka bisa mengklaim mendukung demokrasi? Tidak ada yang akan percaya klaim ini.

Rahbar menilai aksi demonstrasi rakyat di pusat-pusat sosial-politik Amerika Serikat di berbagai belahan dunia merefleksikan kebencian mendalam mereka terhadap politik imperialisme dan Zionisme. Beliau menambahkan, "Sanubari bangsa-bangsa telah dipenuhi dengan kebencian terhadap Amerika Serikat, oleh karena itu ketika satu kasus dan sebuah isu muncul, kebencian dan kegeraman itu akan terluap secara massif."

Organisasi-organisasi yang berafiliasi dengan kekuatan arogan memiliki motivasi untuk menghina Islam dan apa yang dianggap suci dalam Islam. Gelombang besar Kebangkitan Islam telah mendorong mereka untuk melakukan hal-hal konyol seperti itu. Meski demikian, Rahbar menegaskan, "Tidak diragukan lagi bahwa matahari Islam akan bersinar lebih terang dari sebelumnya dalam menghadapi konfrontasi kaum arogan dengan agama Allah Swt ini, dan kemenangan akan berpihak pada umat Islam. Saya berharap Allah Swt akan selalu melimpahkan keberhasilan kepada kita semua."

Read 1907 times