Dewasa ini depresi sulit dihindari dalam kehidupan manusia modern. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa depresi menjadi salah satu penyebab utama berbagai penyakit dan gangguan mental. Meski demikian, sebagian orang dengan mudah mampu menghadapinya.Tapi sebagian orang lainnya tidak mampu menghadapinya, dan membiarkan depresi mengganggu kehidupannya. Akibatnya muncul berbagai masalah besar yang menimpa kehidupan mereka.
Lalu, mengapa demikian ? Faktor apa yang menyebabkan sebagian orang mampu menghadapi depresi yang menimpanya, tapi sebagian lainnya tidak. Pada acara ini kita akan mengupas mengenai faktor-faktor tersebut.
Penelitian yang dilakukan para psikolog memperlihatkan adanya hubungan langsung antara kesehatan fisik, mental dan spiritual dengan keyakinan beragama dan interaksi dengan Allah Swt. Penurunan depresi, peningkatan daya tahan tubuh terhadap berbagai jenis penyakit, dan juga kestabilan tekanan darah adalah termasuk dampak-dampak positif doa dan munajat. Sebuah riset yang dilakukan oleh Universitas Louisville, AS terhadap perempuan penderita kanker di tahun 2001, menunjukkan kesimpulan menarik. Mereka menemukan bahwa perempuan dengan motivasi spiritual yang tinggi memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat dibanding orang-orang yang mengabaikan spiritualitas.
Alexis Carrel, ahli bedah dan pakar biologi Perancis dalam bukunya yang berjudul "Man, the Unknown (1935)" menulis, "Doa dan munajat memiliki pengaruh unik terhadap anggota badan kita. Kondisi ini pada awalnya tidak begitu menyita perhatian, namun ketika proses itu berlanjut, maka tidak ada kenikmatan yang sebanding dengannya. Manusia pasrah di hadapan Tuhan ketika mereka larut dalam doa. Mereka memohon rahmat dan kasih sayang Tuhan...."
Doa merupakan salah satu cara untuk memohon bantuan dari Allah swt. Doa dan munajat adalah interaksi berkelanjutan dan terus-menerus antara manusia dengan pencipta alam semesta. Ketenangan jiwa merupakan salah satu dampak positif dari interaksi tersebut. Padahal ketenangan jiwa merupakan kebutuhan seluruh manusia. Apalagi di dunia modern saat ini terutama di Barat, ketika kebanyakan orang menderita masalah psikologis seperti depresi. Islam sangat menekankan masalah doa yang merupakan media menjalin hubungan mental dan spiritual dengan Yang Maha Kuasa. Dalam al-Quran surat al-Gafir ayat 60, Allah Swt berfirman, "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina."
Dalam kondisi sulit dan terhimpit problematika kehidupan, doa membantu manusia meringankan beban hidupnya. Rasulullah Saw bersabda, "Doa adalah senjatanya orang-orang mukmin." Selain itu, dalam surat Ar-Ra'd ayat 28, Allah Swt berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
Selain doa, Islam juga mengajarkan shalat yang merupakan ibadah ritual sekaligus cara terbaik untuk meredakan depresi. Dewasa ini, ilmu medis menunjukkan bahwa kebahagiaan manusia dipengaruhi oleh perubahan susunan kimia dalam tubuh manusia. Contoh, emosi tanpa sebab yang biasa muncul pada pagi hari disebabkan perubahan atau banyak dan sedikitnya sejumlah komposisi kimia pada darah.Meningkatnya cortisol dalam tubuh manusia dapat membuat manusia bahagia. Hormon itu bertambah saat pagi hari. Jika seseorang bangun tidur pada pagi hari, ia akan merasakan keceriaan tersendiri yang tentunya akan berpengaruh dalam kehidupannya. Untuk itu, para psikolog berkeyakinan bahwa ibadah dan shalat di pagi hari akan membantu manusia tampil ceria dan bahagia sepanjang hari. Di samping itu, shalat dan ibadah yang merupakan perjalanan spiritual, juga berperan penting dalam kebahagiaan manusia.
Pada intinya, kewajiban shalat Subuh mendorong seseorang bangun di pagi hari. Melalui bangun pagi, manusia akan merasakan keceriaan sepanjang hari. Apalagi aktivitas pertama pada pagi hari dimulai dengan beribadah kepada Allah Swt. Banyak penemuan ilmiah yang berhubungan dengan shalat Subuh. Selain itu, banyak riwayat yang membicarakan dampak shalat dalam kesehatan dan kebahagiaan jiwa. Para psikolog menyebut bangun pagi dan ibadah pada saat itu sebagai salah satu faktor yang mengantisipasi gangguan mental.
Sejumlah psikolog meyakini bangun pagi dan beribadah saat itu sebagai salah satu cara mengantisipasi depresi. Al-Quran juga menekankan doa dan ibadah pada pagi hari. Ibadah pada pagi hari sangat bermanfaat, bahkan dapat menyebabkan berkurangnya gangguan mental. Shalat membangunkan setiap orang yang tidak lalai kepada Allah Swt, pada pagi hari. Pada hakekatnya, seseorang ketika bangun pagi dan beribadah, dapat mengurangi tekanan jiwanya dan membangkitkan keceriaan sepanjang hari. Pada pagi hari, seseorang melakukan kontak ibadah kepada Allah Swt dan memenuhi kebutuhan spiritualnya, sehingga ia memulai harinya dengan rasa tawakal dan percaya diri. Imam Ali as bersabda, "Allah Swt setiap kali menghendaki kebaikan bagi hambanya, menuntunnya untuk mengurangi tidur, makan dan berbicara."
Selain Shalat, Islam juga menganjurkan untuk membaca al-Quran sebagaicara menghadapi depresi. Dalam al-Quran surat al-Isra ayat 82, Allah swt berfirman, "Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."
Di antara masalah penting yang dikaji kalangan psikolog adalah kepribadian yang stabil dan labil. Depresi menyebabkan orang berkepribadian labil, mempunyai sikap yang berubah-rubah dan tidak memiliki kekuatan dalam mengambil sikap yang tetap. Sejumlah psikolog mengungkapkan bahwa shalat dapat mengatasi penyakit seperti ini, bahkan dapat dikatakan sebagai obat yang paling ampuh untuk mengatasi masalah ini.
Dr Majid Malek Mohammadi mengatakan, "Salah satu karakter menonjol orang yang mengerjakan shalat adalah patuh terhadap ajaran agama dan berjalan di garis yang lurus. Dengan mengulangi zikir-zikir dalam shalatnya yang dikerjakan setiap hari, ia mengingat kembali serangkaian keyakinannya. Dampaknya, ia akan memiliki pribadi yang tangguh. Untuk itu, shalat yang dilakukan berulang-ulang dapat mengokohkan kepribadian dan keseimbangan mental. "
Islam mengajarkan berbagai cara untuk menghadapi depresi akibat berbagai masalah dalam kehidupan. Selain keimanan dan tawakal kepada Allah swt, ada juga cara lain seperti membaca al-Quran dan merenungi isinya, berdoa, dan shalat sebagai cara untuk mengatasi depresi. Tidak hanya itu, agama Islam juga memberikan cara lain untuk meredakan depresi seperti hubungan yang baik dengan keluarga dan berakhlak mulia kepada masyarakat.
Secara psikologis orang yang memiliki ikatan hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat lebih mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Untuk itu, ia dengan mudah mampu mengatasi depresi yang menimpanya. Saking pentingnya masalah ini, agama Islam begitu menekankan hubungan sosial yang baik. Bahkan sebagian besar ibadah yang dilakukan manusia selain berdimensi individu justru sebagian besar berdimensi sosial. Hubungan sosial yang baik selain menciptakan ketentraman bagi individu dan orang lain.