Ayatullah Ja’far Subhani

Rate this item
(1 Vote)
Ayatullah Ja’far Subhani

Ayatullah Ja’far Subhani

 

Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

 

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Al-Imran:103)

 

Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh kepada tali (agama) Allah. Perumpamaan bangsa yang terbagi dan terpecah belah adalah seperti seseorang yang jatuh ke dalam sumur, yang membuat Allah SWT menggunakan istilah ‘tali’ dan tidak menggunakan istilah selain ini. Oleh karena itu seseorang yang telah masuk ke dalam sumur tersebut hanya dapat diselamatkan dengan berpegang pada tali yang telah dijulurkan kedalam lubang sumur.

 

Hal yang perlu digaris bawahi bahwa Al-Qur'an telah berulang-ulang memuji dan memerintahkan umat akan persatuan dan kerukunan, dan melarang umat dari perpecahan. Al-Qur'an telah mencela perpecahan dengan pertimbangan akan terjadinya bencana mengerikan sebagai konsequensinya.

 

قُلۡ هُوَ ٱلۡقَادِرُ عَلَىٰٓ أَن يَبۡعَثَ عَلَيۡكُمۡ عَذَابٗا مِّن فَوۡقِكُمۡ أَوۡ مِن تَحۡتِ أَرۡجُلِكُمۡ أَوۡ يَلۡبِسَكُمۡ شِيَعٗا وَيُذِيقَ بَعۡضَكُم بَأۡسَ بَعۡضٍۗ

“Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain” (QS. Al-An’am: 65)

 

Dengan demikian, semua umat Islam harus merujuk ke Al-Qur'an, bertindak sesuai dengan perintah Allah SWT didalamnya, dengan bersatu dan menahan diri dari sesuatu yang menyebabkan perpecahan. Apalagi pada zaman sekarang ini, di mana orang-orang kafir dan kekuatan arogan bersekongkol untuk menyebabkan perselisihan di kalangan umat Islam, dan mereka telah memimpin untuk menumpahkan darah satu sama lain untuk demi mencapai tujuan jahat mereka, mendominasi negara-negara Islam dan menjarahnya, yang mana kekayaan alam di negara itu adalah rahmat yang diberikan Allah SWT. Dengan demikian, mereka mencoba untuk membuat tempat yang aman bagi tentara penjajah yang telah menginvasi Palestina dan Yerusalem.

 

Fenomena Takfir (menuduh orang lain sesat) adalah tindakan tercela dan tidak senonoh; Karena semua umat Islam menyembah satu Tuhan dan percaya pada kenabian Nabi dan hari Hari Kiamat, ini cukup untuk menganggap mereka sebagai Muslim, bahkan jika mereka tidak percaya pada salah satu mazhab dalam Islam. Di ranjang sebelum wafat, Imam Asy'ari mengumpulkan semua muridnya dan mengatakan kepada mereka: “Saya bersaksi bahwa saya tidak pernah menuduh (amalan) muslim yang lain dengan bid'ah, karena mereka semua menyembah satu Tuhan dan semua di bawah bendera Islam. Kita juga wajib menghormati perasaan dan keyakinan yang lain. Kita tidak boleh memperlakukan mereka dengan cara yang menyebabkan perpecahan dan yang dapat menabur benih permusuhan dan dendam, karena hal ini telah menjadi praktek umum keturunan yang saleh diantara kita, yang hidup berdampingan dalam damai dan aman. Tuduhan mengutuk sahabat nabi yang salah dilontarkan terhadap Syiah adalah palsu dan tidak berdasar. Syiah dengan keras menyangkal tuduhan tersebut. Dalam sikap mereka terhadap para sahabat nabi, mereka mencontoh Imam Ali bin Hussein yang berdoa kepada Allah:

 

"اللهم وأصحاب محمّد خاصة، الذين أحسنوا الصحبة، والذين أبلوا البلاء الحسن في نصره، وکانفوه، وأسرعوا إلی وفادته، وسابقوا إلی دعوته”

“Ya Allah, pujian kepada sahabat Nabi Muhammad SAW yang terpilih, yaitu mereka yang menjadi teman yang baik dan yang telah diberikan ujian dalam membantu dan mendukung Dia (Nabi SAW), dan mereka yang bersegera untuk menghargai kehadiran dan kenabiannya”

 

 

 

Salam Perdamaian untuk Anda Sekalian beserta rahmat Allah dan berkah-Nya.

 

Hauzah Ilmiyah Kota Suci Qom

 

Ja'far Subhani

Read 2961 times