Ayatullah Sayyid Ali Sistani
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Pertanyaan:
Ayatullah Sayyid Ali Sistani
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Kami berharap agar jutaan umat Islam saat ini diarahkan kepada dua isu terpenting:
Apakah seseorang yang bersaksi dengan imannya atas keesaan Allah SWT, dan Kenabian Nabi Muhammad bin Abdullah (SAW), mengerjakan sholat dengan menghadapi kiblat dan mengikuti salah satu dari delapan mazhab (Hanafi, Shafi'i, Maliki, Hanbali , Ja'fari, Zaidi, Abazi dan Zahiri) maka dia dianggap sebagai Muslim? Dan apakah hidupnya, kehormatan dan hartanya juga dihormati (dijaga)?
Jawaban:
Dengan Menyebut Asma Allah SWT Yang Maha Agung
Barang siapa yang bersaksi dengan imannya atas keesaan Allah SWT, dan bersaksi atas Kenabian Nabi Muhammad bin Abdullah (SAW), tidak membuat pernyataan yang bertentangan dengan imannya, dan tidak menunjukkan permusuhan terhadap Ahlu Bait Nabi (SAW) maka dia dianggap sebagai Muslim.
Wa alaikum salam Wr.Wb.
Seorang Muslim lainnya juga bertanya kepada Ayatullah Sayyid Ali Sistani tentang sikap Muslim Syiah terhadap Muslim Sunni
Kantor resmi pengeluaran fatwa telah memberikan jawaban sebagai berikut:
Dari sudut pandang madzhab Syiah, Muslim Sunni dengan semua ajaran Islam berlaku untuk mereka. Pernikahan mereka diperbolehkan, mereka dapat menerima warisan dari muslim Syiah; muslim Syiah juga mewarisi dari mereka (kecuali untuk kaum Khawarij dan Nasibi), hidup mereka, kehormatan dan harta bendanya juga harus dijaga (dihormati). Tekait tuduhan bahwa Syiah menggap sesat para pengikut Perang Badar, atau Baiat Ridwan, dan orang-orang yang telah meninggalkan (rumah mereka) dan memberi bantuan kepada kaum Muhajirin dan Ansar, begitu juga para pemimpin mazhab Islam dan pengikut mereka, adalah kebohongan belaka.