Asyura di Mata Ulama Al-Azhar

Rate this item
(0 votes)

Dalam beberapa waktu terakhir tersebar berita soal penentangan al-Azhar dan kelompok Wahabi dan Salafi terhadap pelaksanaan peringatan Asyura oleh warga Syiah Mesir. Namun bagaimana sebenarnya pendapat al-Azhar terkait peristiwa Asyura dan tragedi di Karbala.

Berikut ini laporan kantor berita ABA Irak dikutip oleh FNA Senin (3/12).

 

Pengorbanan Sama dengan Kemenangan

Syeikh Mahmoud Asyur, seorang ulama terkemuka al-Azhar berpendapat, para penguasa zalim telah menistakan kebebasan manusia dan menentang perintah Allah Swt, dan seruan dan kebangkitan pertama dalam hal ini dilakukan oleh Imam Husein as melawan kezaliman dan orang-orang zalim untuk membenarkan jalan umat Islam dan beliau berkata: "Apakah kalian tidak melihat bahwa kebenaran tidak dtegakkan dan kebatilan tidak dicegah?"

Perilaku orang-orang fasid dan kebungkaman masyarakat di hadapan aksi mereka telah menghancurkan nilai-nilai ilahi dan memperluas nilai-nilai jahiliyah dalam umat Islam dan oleh karena itu Imam Husein as bangkit melawan para kaum zalim.

Kebangkitan Imam Husein as merupakan revolusi, perubahan dan islah terbesar dalam menghancurkan kefasadan. Kebangkitan Imam Husein as mengajarkan kepada kita bahwa pengorbanan setara dengan kemenangan dan darah dapat mengalahkan pedang, meskipun kemenangan tersebut memerlukan waktu.

 

Pengorbanan Adalah Kekuatan Abadi Melawan Kezaliman

Imam Husein as mengetahui kekalahan beliau secara fisik di Karbala, akan tetapi beliau rela menukarnya dengan manfaat maknawi; yaitu kemenangan yang diperoleh dengan darah suci beliau, keluarga dan para sahabat beliau. Darah-darah itu adalah menara yang menjadi pelajaran bagi seluruh insan bebas.

Umat Islam tidak dapat bangkit dari lelap kelalaiannya di hadapan kaum taghut yang berusaha memadamkan semangat perjuangannya, kecuali dengan pengorbanan, karena pengorbanan merupakan kekuatan abadi di hadapan kezaliman dan pengembalian nilai-nilai ilahi dalam kehidupan umat manusia. Oleh karena itu kita harus menghidupkan nilai-nilai kebangkitan huseini dalam diri, keluarga dan masyarakat kita, agar kita dapat menghadapi segala tantangan.

 

Umat Islam Diingatkan Pada Pelajaran Asyura dalam Bulan Muharram

Adapun Syeikh Mansour al-Rifai Ubaid, mantan wakil Syeikh al-Azhar mengatakan, "Siapa pun yang memperingati Muharram, sebenarnya sedang mengingatkan umat Islam pada luka berdarah di bulan ini atas kesyahidan Imam Husein as, dan siapa pun yang memperingati bulan Muharram, maka dia sedang mengingatkan kembali kepada umat Islam tentang pesan kepahlawanan Imam Husein as."

Apa yang terjadi di hari Asyura adalah pelajaran untuk mendidik umat dan manusia serta tazkiyah. Pelajaran terpentingnya adalah kehancuran kaum taghut yang merupakan sebuah nikmat besar seperti yang difirmankan Allah Swt:

 

« فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِینَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِینَ»

 

Dari sini dapat dipahami bahwa Asyura merupakan hari terpenting dan termulia dalam sejarah yang di dalamnya salah satu sibol kezaliman termusnahkan dari muka bumi.

Setelah kesyahidan Imam Husein as, Allah Swt menetapkan kehinaan dan laknat kepada para pembunuh beliau hingga hari kiamat dan hari Asyura adalah hari terbongkarnya (kedok) para penjahat serta hari terbongkarnya seluruh kebengisan mereka di mata umat manusia. Inilah kehancuran hakiki, bukan kematian yang berarti hancurnya jasad.

 

Asyura adalah Ayyamullah

Seraya menjelaskan bahwa Asyura sepenuhnya dari kata islami yang tidak pernah ada di era jahiliyah, Syeikh Ubaid menyinggung ayat:

 

« وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآیَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَکَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَکِّرْهُم بِأَیَّامِ اللَّهِ. إِنَّ فِی ذَلِکَ لَآیَاتٍ لِّکُلِّ صَبَّارٍ شَکُورٍ»

Dan menjelaskan, "Qurtubi dalam tafsir ayat itu menulis bahwa maksud dari ayyamullah adalah nikmat Allah Swt kepada Bani Israil yang diselamatkan dari Firaun. Hasan Basri berpendapat bahwa bagian akhir ayat tersebut juga dapat dikaitkan dengan peristiwa yang sama yaitu hancurnya para kaum taghut yang salah satu buktinya adalah kehancuran Hajjaj bin Yusuf Tsaqafi."

Asyura termasuk ayyamullah, karena kehancuran Firaun hanya salah satu contoh ayyamullah, dan kehancuran Firaun adalah berita kehancurkan para Firaun di setiap masa dalam pertempuran antara kebenaran dan kebatilan.

 

Kesyahidan Imam Husein as, Awal Kehinaan Arab

Doktor Mahmoud Sabih, peneliti sejarah Ahlul Bait as berpendapat, "Asyura adalah hari pelajaran untuk kehancuran kaum zalim"

Peneliti sejarah Ahlul Bait as ini menyatakan, bahwa kesyahidan Imam Husein as adalah dimulainya kehinaan bagi kaum Arab dan Muslim seraya emngatakan, "Amr bin Ba'jah mengatakan; kehinaan pertama Arab adalah pembunuhan terhadap Husein bin Ali bin Abi Thalib (as) dan klaim Ubaidillah bin Ziyad."

Dijelaskannya, "Rasulullah Saw telah memberikan kabar bahwa umat beliau akan diuji dengan Ahlul Bait beliau (as) dan Ammarah bin Yahya bin Khaled bin Arfatah mengatakan; kami pada hari terbunuhnya Husein bin Ali (as) bertemu dengan Khaled bin Arfatah dan dia berkata kami mendengar dari Rasulullah Saw bahwa setelahku kalian (umat Islam) akan diuji dengan Ahlul Baitku (keluarga), dan sekarang umat Islam telah diuji, kaum arab dan Muslim telah terhinakan, penaklukan wilayah-wilayah non-Islam terhenti, serta serangan musuh terhadap umat Islam semakin meningkat."

Read 2519 times