Umumnya, seseorang akan berbahagia saat menyambut kelahiran manusia ke dunia. Hal ini tak terikat dengan keyakinan seseorang. Siapa pun mereka, akan bahagia menyambut kelahiran sosok manusia. Artinya, kebahagiaan atas kelahiran manusia adalah perihal yang wajar dan lumrah, yang hampir ada di setiap diri kita.
Kalau kelahiran manusia biasa saja kita turut berbahagia, lalu bagaimana dengan kelahiran sosok manusia agung sekaliber Nabi Muhammad Saw. Tentu, kita sebagai umatnya, secara fitrah akan berbahagia atas kelahirannya ke dunia ini. Dan kebahagian itu biasanya kita curahkan dalam bentuk puji-pujian untuknya.
Namun, sebagian ulama, terutama ulama Wahabi membid’ahkan perbuatan itu. Mereka melarang perayaan maulid nabi tersebut dengan alasan tidak tercantum di dalam syariat Islam. Meski begitu, di sisi lain, tak sedikit para ulama yang membolehkan memperingati maulid nabi. Bahkan mereka meyakini keutamaannya, seperti yang diutarakan oleh Syekh Ali Jumu’ah.
Senada dengan pemikiran Mufti Mesir tersebut, Syamsudin Al-Jazari, ulama besar Sunni juga membolehkan hal yang sama. Pernyataan itu ia tuangkan di dalam kitabnya yang berjudul ‘Arfu Ta’rif bi Maulid As-Syarif.
وقد بلغنا عن النبی نکتة: إذا کان أبو لهب الکافر الذی نزل القرآن بذمه جوزی فی النار بفرحه لیلة مولد النبی، فما حال المسلم الموحد من أمة محمد [الذی] یُسَرُّ بمولده ویبذل ما تصل إلیه قدرته فی محبته، لعمری إنما یکون جزاؤه من الله الکریم أن یدخله بفضله جنات النعیم.
Telah sampai pesan dari nabi ke kita, jika Abu Lahab yang kafir, yang sudah dikecam di dalam Al-Quran saja, lantaran bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad, ia mendapatkan pahala, lalu bagaimana dengan seorang Muslim yang bertauhid dari umatnya yang juga bergembira atas kelahirannya, dan dengan kekuatannya, meraka melakukan itu (peringatan maulid nabi) di atas kecintaannya kepada Baginda Nabi Saw?
Aku bersaksi atas jiwaku bahwa dengan keutamaan-Nya, Allah akan memberikan pahala baginya (Muslim) dengan cara memasukkannya ke dalam surga.[1]
Dari ungkapan ulama tersebut makin memantapkan hati kita, bahwa memperingati maulid nabi merupakan perihal yang memiliki keutamaan yang luar biasa di sisi Allah, apalagi dibarengi dengan kecintaan kepada baginda Nabi Saw, dan semangat untuk terus meneladani jejak kehidupannya.
[1] ‘Arfu Ta’rif bi Maulid As-Syarif, Syamsudin Al-Jazari, hal. 22, penerbit: Darul Hadis al-Kitaniah.