Tanggal 31 Shahrivar 1359 Hs menorehkan sejarah penting bagi Republik Islam Iran, karena tanggal itu menjadi hari pertama dimulainya invasi militer rezim Baath di Irak terhadap Iran.
Sejak itu, setiap tanggal 31 Shahrivar hingga 6 Mehr (21-27 September) diperingati sebagai momentum awal perlawanan rakyat Iran dalam membela Revolusi Islam yang baru seumur jagung dari serangan asing.
Delapan tahun masa-masa sulit Pertahanan Suci mengingatkan saat-saat penting perlawanan suatu bangsa terhadap agresi musuh rezim Baath. Dari sudut pandang ini, era pertahanan suci menjadi modal sosial dan budaya yang berharga dan dukungan yang kuat menghadapi konspirasi dan agresi musuh.
Perang yang dipaksakan rezim Saddam terhadap Iran terjadi pada 21 September 1980 berlangsung sekitar 19 bulan setelah kemenangan Revolusi Islam. Rezim Saddam mendapat dukungan dari Timur dan Barat dalam agresinya terhadap Iran. Mereka membuka berbagai senjata pemusnah massal, bahkan senjata kimia. Banyak kota menjadi sasaran rudal Saddam yang menyebabkan ribuan orang tak bersalah terbunuh.
Ketangguhan bangsa Iran selama 8 tahun perang yang dipaksakan rezim Baath tidak bisa dilepaskan dari keyakinan terhadap kekuatan dalam negeri, terutama pada pemudanya yang rela berkorban membela bangsa dan negara dari serangan musuh.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan pencapaian era pertahanan suci dengan menunjukkan poin penting dalam salah satunya pidatonya,"... Terlepas dari biaya material dan spiritual yang tinggi dari perang yang dipaksakan ini, tetapi pencapaian bangsa Iran selama delapan tahun pertahanan suci selain biayanya, sangat besar. ....Pengalaman delapan tahun perang pertahanan suci menunjukkan bangsa ini berjuang melawan kekuatan agresor yang didukung adidaya global. .. Perlawanan bangsa Iran dalam perang delapan tahun Pertahanan Suci ini memberikan pengaruh terhadap banyak tokoh aktif di negara-negara Muslim dan lainnya yang sangat percaya pada pertahanan dalam negeri,".
Selama delapan tahun perang yang dipaksakan, semangat solidaritas dan kebanggaan nasional memotivasi para pemuda untuk melawan musuh dengan keberanian dan kekuatan nasionalnya.
Bangsa Iran menjadikan persatuan dan integritas nasional sebagai kekuatan utama melawan musuh. Semua pihak, dari tentara, IRGC, Basij, dan polisi, dan masyarakat umum berdiri kokoh melawan agresor yang mencatat epik, keberanian, dan pengorbanan terbesar dalam sejarah stabilitas Iran melawan musuh.
Selama perang yang dipaksakan, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menjadi pendukung utama rezim Baath di Irak dalam agresi militer ke Iran. Meskipun periode ini merupakan masa penindasan terhadap bangsa Iran, namun akhirnya kesulitan dan ancaman menyebabkan perlawanan besar yang memperkuat bangsa Iran melawan musuh dan mengubah tahun-tahun perang yang dipaksakan menjadi titik balik bagi Iran untuk memiliki kekuatan militer kuat.
Selama tahun-tahun setelah perang yang dipaksakan, Republik Islam Iran mampu mencapai kesuksesan yang signifikan di bidang militer, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar kemajuan ini karena pengorbanan para pejuang delapan tahun pertahanan suci yang telah menempatkan Iran dalam deretan kekuatan yang diperhitungan di tingkat dunia.
Teknologi yang digunakan di biedang militer memiliki pengaruh penting dalam bidang pertahanan dan pertahanan nasional. Oleh karena itu, otoritas berbasis pengetahuan merupakan faktor yang efektif untuk pertahanan dan pencegahan yang efektif.
Dalam hal ini, untuk menjaga daya tangkal terhadap ancaman, Republik Islam Iran telah mempertimbangkan dua tujuan strategis.
Pertama, penguatan industri pertahanan di sektor-sektor yang dibutuhkan, khususnya di bidang kemampuan pertahanan rudal, yang menjadi kepentingan strategis dalam pembahasan defense deterrence.
Kedua, penempatan staf dan pelatihan personel khusus dan penggunaan mekanisme pelatihan lanjutan serta memberikan insentif yang diperlukan untuk mempercepat gerakan ke arah ini.
Angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam delapan tahun perang yang diberlakukan menggunakan fasilitas yang tersedia dan kemampuan pasukan domestik yang kreatif dan khusus, demi menciptakan struktur yang kuat dan menonjol di bidang industri pertahanan.
Selama delapan tahun perlawanan hingga meraih kemenangan, Republik Islam menunjukkan bahwa negara ini tidak akan kompromis dengan siapa pun yang mengancam keamanan nasionalnya. Dengan pendekatan ini, Iran terus meningkatkan kekuatan pencegahan militernya yang sebanding dengan ancaman yang ada.(