Kesenjangan yang besar antara kaya dan miskin merupakan salah satu pemicu ketidakpuasan di masyarakat. Semakin besar kesenjangan sosial di antara anggota masyarakat, kondisi hidup bagi kalangan miskin kian sulit. Jika rasa empati dan persaudaraan di sebuah komunitas semakin pudar, kaum papa selain menderita akibat kemiskinan, juga didera penderitaan perasaan yang besar. Sebaliknya jika mereka disayang dan diperhatikan oleh kalangan mampu, maka penderitaan hidup mereka semakin ringan.
Syariat Islam yang bertumpu pada prinsip keadilan sosial berusaha keras mengatur hubungan dan interaksi sosial. Salah satu hukum Islam untuk menciptakan kesetaraan di antara manusia adalah puasa. Puasa menciptakan kondisi di mana mereka yang kaya dengan memahami penderitaan serta posisi orang miskin, menyadari sepenuhnya tekanan ekonomi dan kesulitan sosial mereka. Dengan demikian orang kaya akan berusaha meringankan penderitaan saudara mereka yang kurang mampu. Upaya ajaran Islam ini akan berhasil menghapus iklim ketidakpuasan dan penderitaan serta menciptakan semangat persaudaraan dan konvergensi.
Hasil nyata dari puasa adalah menumbuhkan perasaan menyelami penderitaan orang miskin. Orang kaya bisa saja lalai akan penderitaan orang miskin dan bagaimana rasanya kelaparan. Melalui puasa, orang kaya akan terbebas dari kealpaan dan senantiasa mengingat penderitaan orang-orang miskin, sehingga mereka tak segan-segan mengulurkan tangan membantu mereka serta memenuhi kebutuhan saudara mereka tersebut.
Ada sebuah riwayat dari Imam Sadiq as yang mengisahkan pertanyaan Hisyam bin Hakam akan sebab diwajibkannya puasa. Imam Sadiq as menjawab, ÔÇ£Puasa diwajibkan karena untuk menyetarakan antara orang kaya dan miskin. Penyetaraan ini dari sisi, orang kaya dapat merasakan lapar dan mereka akan memenuhi hak-hak orang miskin. Hal ini dikarenakan orang kaya selalu dapat memenuhi seluruh keinginannya. Allah ingin menyaksikan persamaan di antara hamba-Nya dan membuat orang kaya dapat mencicipi rasanya lapar, supaya mereka menyayangi orang miskin.ÔÇØ
Para pemuka agama di berbagai riwayat dan doa menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan muwasah (kepedulian/bantuan). Muwasah adalah membagi rizki yang diperoleh kepada sesama saudara Muslim. Oleh karena itu, bulan suci Ramadhan disebut sebagai bulan muwasah (peduli), supaya orang Muslim memiliki rasa peduli kepada saudara Muslim yang lainnya dan berbuat baik kepada mereka. Dengan melatih sifat mulia ini, masyarakat Muslim akan terbebas dari kebencian orang miskin kepada orang kaya dan semua anggota masyarakat hidup dalam penuh persaudaraan serta mencicipi nikmat Ilahi. Dorongan memberi buka puasa di budaya Islam, membantu orang miskin dan menggelar jamuan bagi semua orang yang kini telah menjadi budaya, merupakan indikasi lain dari kasih sayang di masyarakat Islam.
Salah satu buah dari ibadah puasa adalah menumbuhkan kepedulian dan merasakan penderitaan orang miskin. Sejatinya rasa lapar dan haus orang yang berpuasa membuat mereka merasakan pula apa yang dialami oleh orang miskin. Dengan demikian orang kaya akan semakin dekat dengan orang miskin dan mereka bersedia berbuat baik serta menginfakkan hartanya. Yang kemudian terjadi adalah sebuah masyarakat akan belajar saling membantu kepada sesamanya.
Orang kaya yang selalu tercukupi kebutuhannya dan belum pernah merasakan rasa lapar, di bulan Ramadhan akan terbebas dari kealpaan dan ketidakpedulian terhadap kondisi orang miskin. Rasulullah Saw di khutbahnya sebelum memasuki bulan Ramadhan telah mengisyaratkan poin ini. Beliau bersabda, ÔÇ£Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya...ÔÇØ
Rasulullah Saw saat menjelaskan keutamaan bulan Syaban dan Ramadhan bersabda, ÔÇ£Bulan Syaban adalah bulanku dan Ramadhan, bulah Allah Swt yang merupakan musim semi bagi orang fakir dan miskin.ÔÇØ Oleh karena itu, salah satu ritual beliau di bulan ini adalah memberi sedekah dan infak kepada orang miskin. Imam Sadiq as dalam sebuah sabdanya berkata, ÔÇ£Mereka yang bersedekah di bulan Ramadhan, Allah Swt akan menghapus 70 musibah dan kesulitan orang tersebut.ÔÇØ Oleh karena itu, pengikut sejati Rasulullah di bulan Ramadhan berusaha menjadikan bulan ini sebagai musim semi bagi orang-orang yang membutuhkan. Mereka berlomba-lomba membantu sesamanya yang membutuhkan dan menghapus penderitaan dari wajah kaum papa.
Puasa membangkitkan empati terhadap penderitaan orang miskin. Orang yang berpuasa dengan menahan rasa lapar dan haus yang bersifat sementara, telah mengembangkan rasa kasih sayang dan lebih baik menyadari kondisi orang miskin. Selain itu, perjalanan hidupnya pun akan berubah dan mereka tidak akan lagi memonopoli hak-hak kaum miskin.
Bantuan tulus kepada mereka yang membutuhkan dapat menjadi ampunan dosa dan menutupi kekurangan manusia. Di sebuah riwayat dari Imam Ali as disebutkan, ÔÇ£Di antara sarana ampunan dosa besar adalah membantu manusia yang kesusahan dan memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka.ÔÇØ Imam Sadiq as dalam sebuah riwayat bersabda, ÔÇ£Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Dawud as bahwa Aku akan memasukkan seorang hamba ke surga hanya dengan satu kebaikan yang dikerjakannya. Nabi Dawud as kemudian bertanya, apakah kebaikan yang telah dikerjakan hamba tersebut? Allah berfirman, kebaikan tersebut adalah menggembirakan hati seorang mukmin, meski hanya dengan memberi sebuah kurma.ÔÇØ
Bulan Ramadhan dan berpuasa memiliki dampak beragam bagi Muslim. Bulan Ramadhan, di samping sisi spiritual khususnya, juga memperluas semangat saling membantu dan bekerjasama dengan kaum papa. Salah satu hikmah paling mencolok puasa adalah bantuan dan bersahabat dengan orang-orang miskin, kaum papa, anak yatim dan mereka yang kelaparan. Karena manusia dengan berpuasa dan merasakan lapar serta dahaga, dapat menyelami perasaan kaum ini lebih baik. Jika demikian manusia pun akan lebih berusaha untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak mampu.
Di bulan Ramadhan sangat dianjurkan untuk berbuat baik, memberi makan serta infak kepada orang miskin. Di sisi lain, rasa lapar dan dahaga orang yang berpuasa membuat mereka memahami lebih baik kondisi yang dialami orang miskin. Dengan demikian orang kaya akan semakin dekat dengan si miskin dan perasaannya semakin sensitif. Orang kaya akan semakin terdorong berbuat baik dan bersedekah serta masyarakat akan belajar membantu sesama anggotanya. Imam Hasan Askari ditanya, mengapa puasa itu wajib? Beliau menjawab, supaya orang yang mampu dapat merasakan rasa lapar dan memperhatikan orang-orang miskin.
Arnoud van Doorn, masuk Islam di tahun 2013. Setelah merasakan ajaran-ajaran Ilahi, ia semakin tertarik dengan Islam dan ajarannya. Selama beberapa tahun ia berpuasa bersama orang Muslim lainnya dan melewati bulan Ramadhan bersama-sama. Ramadhan dan berpuasa merupakan pengalaman menakjubkan bagi van Doorn.
Ia mengungkapkan pengalaman pertamanya saat berpuasa. Ia mengatakan, ÔÇ£Bagi Saya, Ramadhan pertama sama halnya dengan pengungkapan kemampuan dan kekuatan seseorang dalam menghadapi kesulitan serta melatih kesabaran. Ini merupakan poin yang belum pernah Saya sadari sebelumnya. Di bulan Ramadhan Anda akan mengecap perasaan yang hanya Anda dengar dari orang lain atau Anda baca di buku-buku, misalnya bagaimana perasaan kolektif orang Muslim terkait rasa lapar, dahaga dan berbuka puasa. Namun sekarang Saya mengalami perasaan ini.ÔÇØ
Namun demikian bulan Ramadhan bukan sekedar pengalaman menahan rasa haus dan lapar. Dengan perut kosong, van Doorn memikirkan dunia, mereka yang tidak mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Terkait hal ini ia berkata, ÔÇ£Kami berpuasa dan setelah beberapa jam, kami lantas berbuka. Saat itu, kami menyadari orang-orang di seluruh dunia yang menderita kelaparan dan tidak memiliki harapan menemukan sesuatu untuk memenuhi perut mereka. Sejatinya puasa menumbuhkan rasa empati terhadap orang miskin dan saya berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka.ÔÇØ