Mengejar Berkah Ramadhan (2)

Rate this item
(0 votes)
Mengejar Berkah Ramadhan (2)

Ramadhan adalah bulan manifestasi al-Quran dan bulan berinteraksi dengan kitab suci ini. Di bulan ini, setiap individu berlomba untuk memperbanyak membaca al-Quran dan meraih pahala yang berlipat ganda. Kaum Muslim juga menggelar kegiatan tadarus dan mengkhatamkan al-Quran berkali-kali selama Ramadhan.

Setiap kali dibaca, al-Quran selalu memberikan sesuatu yang baru kepada manusia dan menyegarkan jiwa mereka. Ini sudah menjadi ciri khas kitab wahyu Ilahi.

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah..." (QS: Az-Zumar ayat 23)

Daya tarik al-Quran sangat menakjubkan di mana membuat jiwa dan raga manusia tak ingin lepas darinya. Kent Craig, peneliti Kristen Inggris menganggap daya tarik al-Quran sebagai medan magnet, sementara hati manusia ibarat serbuk besi. Dia percaya bahwa jika hati manusia sudah berada di medan magnet al-Quran, daya tarik medan itu membuat mereka tidak akan terlepas lagi.

Tampaknya ada hubungan khusus antara al-Quran dan Ramadhan. Di bulan ini, manusia berusaha menanamkan benih-benih pendidikan al-Quran di dalam kalbunya dan kemudian menjadikannya sebagai hidangan untuk ruh mereka. Ramadhan disebut musim semi al-Quran, karena ia menghadirkan kesegaran dan kehidupan baru bagi jiwa manusia. Imam Ali as berkata, "Pelajarilah al-Quran, karena ia adalah musim semi hati."

Selama Ramadhan, para pecinta al-Quran meningkatkan interaksinya dengan kitab suci ini dan menghidupkan kembali hati mereka dengan membaca dan memahami maknanya. Ibarat musim semi; sebuah musim bangkitnya kembali alam dan pepohonan, membaca al-Quran dan merenungkan isinya selama bulan Ramadhan, akan menyegarkan kembali jiwa dan hati manusia, karena jiwa mereka selaras dengan al-Quran dan ayat-ayat Allah akan menarik hati orang-orang yang potensial.

Ramadhan memiliki keutamaan terbesar karena al-Quran turun di bulan suci ini. Ia diturunkan ke dalam hati Rasulullah di bulan Ramadhan dan beliau memperoleh sebuah pengetahuan global tentang isi seluruh kitab suci ini.

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)..." (QS: Al-Baqarah, ayat 185)

Surat Ad-Dukhan juga menjelaskan bahwa al-Quran diturunkan pada satu malam yang diberkahi. "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi…" (QS: Ad-Dukhan ayat 3).

Dalam hal ini, ayat pertama surat al-Qadr memberikan keterangan yang lebih jelas tentang proses penurunan al-Quran dan menyebut malam yang diberkahi itu sebagai Lailatul Qadr, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan dan terdapat di bulan Ramadhan. "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al -Quran) pada malam kemuliaan…"


Ada dua pendapat mengenai proses penurunan kitab suci ini. Sebagian ulama menyatakan al-Quran diturunkan satu waktu (sekaligus/serentak) pada malam Lailatul Qadr. Sebagian lain menyebutkan al-Quran diturunkan secara bertahap di sepanjang 23 tahun periode risalah Nabi Muhammad Saw. Ia diturunkan pada berbagai kesempatan dan tempat selama periode kenabian.

Al-Quran yang turun kepada Rasulullah Saw adalah kitab petunjuk dan panduan ideal untuk kehidupan manusia, di mana nilai-nilainya tidak terikat oleh waktu dan tempat tertentu. Ia adalah satu-satunya kitab langit yang berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat manusia.

Dengan kata lain, al-Quran ibarat matahari yang memancarkan cahayanya setiap detik dan menyinari setiap sudut di bumi ini, sementara manusia dapat memanfaatkan pancaran cahayanya sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas mereka.    

Al-Quran mengandung program langit untuk kehidupan luhur manusia dan membimbing mereka ke arah kebahagiaan. Seperti di era permulaan Islam, ia mampu menjawab tentangan dan kebutuhan manusia, pada masa modern al-Quran juga tetap aktual dan siap menjawab kebutuhan-kebutuhan manusia. Allah menurunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia serta jalan untuk mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan.

Al-Quran adalah wahyu abadi yang diturunkan untuk agama yang sempurna ini bagi umat manusia. Ia adalah solusi untuk persoalan-persoalan manusia. Rasulullah Saw bersabda, "Jika kegelisahan dan fitnah laksana potongan malam yang amat pekat datang menghampiri kalian, dan kalian tidak menemukan solusi dalam memecahkan masalah, maka berlindunglah kepada al-Quran dan jadikanlah petunjuk-petunjuknya yang menyelamatkan sebagai parameter perbuatan." (Biharul Anwar, jilid 92, hal 17)

Nuansa spiritual sangat terasa di bulan Ramadhan, yang tercipta dari kegiatan ibadah, tadarus di masjid-masjid, kehidupan yang rukun, dan kegiatan sosial membantu kaum fakir-miskin. Semua kegiatan ini dengan sendirinya akan memperbesar rasa simpati dan kasih sayang antar-sesama.

Mengikuti shalat berjamaah, ceramah agama, dan pesantren kilat, serta menggelar tadarus di masjid dan rumah-rumah, merupakan agenda utama Ramadhan yang bisa mendekatkan kita kepada Allah. Melalui kegiatan ini, setiap individu dapat menciptakan perubahan dalam pikiran dan perilakunya.

Oleh sebab itu, Ramadhan dianggap sebagai salah satu angin sepoi-sepoi (angin lembut) yang dihembuskan oleh Tuhan dan kita harus menempatkan diri di bawah hembusannya jikan ingin memperoleh manfaat. Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya Tuhan menghembuskan tiupan (jamuan) bagi kalian pada hari-hari hidup kalian, maka mendekatlah kepadanya, boleh jadi hembusan itu akan mengenaimu, sehingga kalian tidak akan pernah sengsara selamanya."


Al-Quran telah menyeru orang-orang yang beriman untuk berpuasa sehingga mereka menjadi pribadi yang bertakwa. Surat al-Baqarah ayat 183 menjelaskan bahwa tujuan dari puasa adalah untuk mencapai ketakwaaan dan penggunaan kata La'alla (supaya/agar) untuk menegaskan bahwa puasa tidak hanya bermakna takwa, tapi juga sebuah latihan untuk membentuk dan menumbuhkan ketakwaan itu sendiri. Menurut Islam, salah satu cara untuk mencapai ketakwaaan yang sempurna adalah melatih diri dengan puasa.

Dalam al-Quran, syarat untuk menjadi penghuni surga dan menikmati semua kesempurnaan lain adalah menyandang predikat takwa. Dalam banyak ayat, al-Quran menganggap surga dan nikmat-nikmatnya sebagai milik orang-orang yang bertakwa; mereka yang meninggalkan semua larangan dan melangkah di jalan kesempurnaan kemanusiaan.

Dari sisi lain, al-Quran mengajak orang-orang Mukmin untuk berbuat baik dan membantu fakir-miskin. Seruan ini memperoleh banyak sambutan selama bulan Ramadhan dan mereka berlomba-lomba untuk membantu warga yang kurang mampu dan berbagi keberkahan di bulan ini.

Dengan demikian, bulan Ramadhan adalah momentum untuk memperbaiki diri dan memperoleh rahmat, berkah, dan ampunan Tuhan dengan mengerjakan semua kebaikan. Ia adalah kesempatan emas untuk memperbanyak membaca al-Quran dan merenungi ayat-ayatnya.

Pesan al-Quran adalah sebuah pesan universal untuk semua suku bangsa. Kitab ini mengajak mereka kepada kebaikan, persahabatan, dan kesucian serta meninggalkan keburukan, egoisme, dan arogansi di semua aspek kehidupan baik individu dan sosial maupun budaya, politik, dan ekonomi. Ia adalah sebaik-baiknya tempat berlindung.

Turunnya al-Quran di bulan Ramadhan membuktikan kapasitas khusus bulan ini untuk menerima kehadiran wahyu Ilahi. Seperti kitab-kitab samawi lainnya juga diturunkan di bulan Ramadhan. Dalam sebuah riwayat, Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Taurat diturunkan pada malam keenam bulan Ramadhan, Injil diturunkan pada 12 Ramadhan, Zabur pada malam ke-18 Ramadhan, dan al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadr." (

Read 1020 times