Bulan Ramadhan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan sedang menjamu kita. Bulan ini menyimpan banyak keutamaan seperti yang dijelaskan dalam banyak hadis dari Rasulullah Saw dan para imam maksum as.
Dalam hal ini, Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad as berkata, "Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan ilhami kami untuk memahami keutamaan Ramadhan dan mengagungkan kemuliaannya."
Sangat penting untuk mengkaji dan memahami keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan. Individu yang punya pemahaman yang benar tentang keutamaan Ramadhan, tentu ia akan mengisi bulan ini dengan amal-ibadah yang tulus.
Salah satu keutamaan Ramadhan adalah nilai spiritual dan kedudukan istimewanya di sisi Allah Swt. Dia menjadikan bulan ini ibarat mata air yang jernih agar kaum Muslim membersihkan diri di dalamnya, menghapus dosa-dosanya, dan kembali ke jalan Allah. Jadi, Ramadhan adalah bulan untuk membersihkan diri dan meraih ketakwaan.
Rasulullah Saw bersabda, "Seandainya umatku mengetahui apa yang terdapat dalam bulan Ramadhan, maka niscaya mereka akan berharap satu tahun itu Ramadhan penuh."
Keutamaan lain Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran. Kitab-kitab samawi; al-Quran, Taurat, Injil, Zabur, dan Shuhuf diturunkan pada bulan Ramadhan.
Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Seluruh al-Quran turun secara serentak pada bulan Ramadhan di Baitul Ma'mur, kemudian selama 20 tahun turun secara bertahap kepada Rasulullah. Shuhuf Ibrahim turun pada malam pertama Ramadhan, Taurat pada hari keenam Ramadhan, Injil pada hari ke-13 Ramadhan, dan Zabur pada hari ke-18 Ramadhan."
Keutamaan bulan Ramadhan tak terhitung jumlahnya. Diriwayatkan dari Imam Ali Ridha as bahwa kebajikan di bulan Ramadhan diterima, dosa-dosa diampuni, orang yang membaca satu ayat al-Quran di bulan ini pahalanya sama seperti mengkhatamkan al-Quran di bulan-bulan lain… Ramadhan adalah bulan berkah, rahmat, dan ampunan, bulan kembali ke sisi Allah. Orang yang tidak diampuni di bulan ini, di bulan mana lagi dia mengharapkan ampunan? Mintalah kepada Allah agar puasa kalian diterima di bulan ini, tidak menjadikan Ramadhan ini sebagai puasa terakhir kalian, memberikan kalian karunia untuk ketaatan, dan menjauhkan kalian dari maksiat. Sesungguhnya Allah adalah tempat terbaik untuk meminta."
Di bulan ini, Allah Swt telah membelenggu syaitan agar tidak mengganggu orang-orang mukmin. Oleh sebab itu, jiwa manusia terasa lebih tenang dan mereka dapat memanfaatkan kesempatan emas ini untuk mencapai derajat takwa.
Allah memberikan keutamaan khusus kepada bulan Ramadhan agar kaum Muslim bisa mencapai derajat spiritual yang tinggi. Larangan-larangan yang berlaku di bulan ini digantikan dengan pahala yang besar.
Tidak hanya pahala ibadah yang dilipatgandakan di bulan ini, tetapi tidur dan nafas orang yang berpuasa juga dihitung sebagai ibadah dan tasbih. Rasulullah Saw bersabda, "Di bulan ini, nafas kalian dihitung sebagai tasbih dan tidur kalian ibadah…"
Keistimewaan dan perhatian khusus dari Allah Swt ini sama sekali tidak bisa ditemukan di bulan-bulan lain.
Berpuasa di bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan dan berkah. Puasa akan melembutkan jiwa manusia, memperkuat tekad, dan menyeimbangkan naluri.
Manusia akan mencapai derajat spiritual yang tinggi dan kesucian ketika mereka mampu mengendalikan hawa nafsunya dan mengontrol nalurinya. Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan kesempatan terbaik untuk menyingkirkan semua rintangan, yang menghambat manusia mencapai derajat takwa.
Allah Swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS: Al-Baqarah ayat 183)
Ketika ditanya oleh seorang sahabatnya tentang keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan, Imam Ali Ridha as berkata, "Manusia diperintahkan berpuasa agar bisa merasakan perihnya rasa lapar dan dahaga, dan kemudian merasakan pedihnya rasa lapar dan dahaga di hari kiamat. Rasulullah dalam khutbah Sya'baniyah bersabda, 'Di bulan ini, diri kita merasakan lapar dan dahaga yang akan mengingatkan kita akan rasa lapar dan dahaga di hari kiamat kelak.' Dengan mengingat hal ini, manusia akan bersiap untuk hari kiamat dan berusaha lebih keras untuk meraih keridhaan Tuhan."
Rasulullah Saw juga memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang berpuasa yaitu, "Ramadhan adalah sebuah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya pembebasan dari api neraka."
Jamaah shalat tarawih Ramadhan 1440 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Tugas pokok kaum Muslim selama Ramadhan adalah memperbaiki dan mensucikan diri. Salah satu cara tazkiyatun nafs adalah menjauhi diri dari banyak bicara. Orang yang banyak bicara biasanya akan terseret ke dalam dosa seperti ghibah, mencela, berdusta, dan lain-lain.
Ketika Rasulullah mendengar seorang wanita mencaci-maki budaknya, ia meminta seseorang untuk membawakan makanan. Kepada wanita itu, Rasul berkata, "Makanlah." Ia memprotes, "Saya sedang berpuasa Ya Rasulullah." Rasul menjawab, "Bagaimana mungkin engkau berpuasa, tetapi engkau mencaci-maki budakmu. Berpuasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, alangkah banyaknya yang lapar dan alangkah sedikitnya yang berpuasa."
Orang yang sedang berpuasa harus menjaga ucapannya dan berbicara seperlunya sehingga tidak terjebak dalam perkara, yang bisa membatalkan puasa. Ada baiknya fokus pada kegiatan tafakkur yang tergolong ibadah. Rasulullah Saw bersabda, "Tafakkur satu jam lebih baik daripada ibadah 70 tahun."
Lukman al-Hakim dalam sebuah wasiat kepada anaknya berkata, "Jika berbicara itu adalah perak, maka diam adalah emas. Banyak orang yang menyesal karena perkatannya, tetapi jarang orang menyesal karena diam."
Para ulama yakin bahwa para pesuluk tidak akan mencapai tujuannya jika tidak menjaga lisan dan mengurangi bicara, meskipun ia telah melakukan banyak latihan fisik dan mengerjakan ibadah.
Dengan banyak berbicara, manusia akan kehilangan kekuatan berpikir, tetapi ia bisa berkonsentrasi penuh ketika memilih diam, pemikirannya akan berkembang, dan pintu-pintu hikmah terbuka. Jika puasa Ramadhan dibarengi dengan tafakkur dan mengurangi bicara, tentu pelakunya akan mencapai derajat yang tinggi.
Imam Ali Ridha as berkata, “Diam adalah salah satu pintu hikmah, ia akan mendatangkan kecintaan dan membimbing manusia kepada setiap kebaikan."