Bulan Ramadhan memiliki banyak manfaat untuk kehidupan pribadi dan sosial seseorang. Manfaat terpenting puasa adalah untuk membangun ketakwaan seperti disinggung pada ayat 183 surat al-Baqarah.
Takwa Ilahi akan tampak ketika seseorang mencapai keyakinan agama pada tingkat yang bisa diterima. Keyakinan agama ini dapat tumbuh lebih baik dengan mengerjakan puasa dan amal ibadah lainnya di bulan Ramadhan.
Kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang dan keahlian dalam mengaktualisasikannya. Kepercayaan diri sangat penting dalam mengembangkan kepribadian setiap individu dan memacunya mencapai kemajuan, kesempurnaan, dan kemuliaan. Individu yang tidak punya rasa percaya diri akan menghadapi banyak masalah dalam hidupnya.
Lalu apa yang dimaksud dengan keyakinan agama? Kepercayaan diri yang tumbuh atas dasar nilai-nilai luhur agama disebut rasa percaya diri religius. Individu yang memiliki keyakinan agama, percaya bahwa Allah Swt mengawasi seluruh makhluk-Nya dan menyerahkan berbagai sarana untuk dimanfaatkan oleh manusia secara optimal.
Orang yang telah mencapai derajat yakin, tidak akan pernah tunduk kepada siapa pun kecuali di hadapan Sang Pencipta.
Ramadhan adalah bulan spiritual serta bulan untuk memperkuat iman dan keyakinan agama. Bulan ini menyediakan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk memperkuat keyakinan agama.
Salah satu cara memperkuat keyakinan agama adalah memiliki kekuatan dalam memikul kesulitan dan menjalani ujian demi mencapai derajat tertentu. Puasa Ramadhan merupakan sebuah latihan ketahanan dalam meninggalkan hal-hal yang dilarang di sepanjang hari.
Dengan berpuasa, seseorang bisa belajar bahwa untuk mencapai kebahagiaan dan keberuntungan, ia harus menutup mata dari kenikmatan duniawi yang bersifat temporal. Puasa akan memperbesar tekad manusia dalam menghadapi persoalan hidup dan memperkuat rasa percaya dirinya.
Puasa akan memperkuat keyakinan agama dan iman. Dengan meninggalkan makan dan minum serta beberapa pekerjaan lain demi mencari keridhaan Allah, seseorang telah membuktikan bahwa keyakinan agama telah tumbuh kuat dalam dirinya. Iman dan keyakinan kepada Allah merupakan batu sandaran yang kokoh, di mana memberikan ketenangan kepada seseorang. "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS: Ar-Ra'ad ayat 28)
Salah satu kegiatan umat Islam di bulan Ramadhan adalah mempererat interaksi dengan al-Quran. Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk memperbanyak membaca al-Quran di bulan ini. Imam Muhammad al-Baqir as juga berkata, "Segala sesuatu ada musim seminya dan musim semi al-Quran adalah bulan Ramadhan."
Membaca al-Quran akan memberikan ketenangan dan menumbuhkan keyakinan agama. Ayat-ayat Ilahi ini menjelaskan bahwa nasib seseorang ditentukan oleh dirinya dan ia pribadi adalah penentu kebahagiaan dan kesengsaraan dirinya. "Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya." (QS: Al-Muddathir ayat 38)
Untuk itu, seorang Muslim harus berusaha secara sadar untuk melangkah di jalan hidayah dan kesuksesan. Dari sisi lain, Allah berjanji akan melipatgandakan pahala atas perbuatan baik seseorang. Kabar gembira ini disampaikan dalam surat al-An'am ayat 160.
"Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)."
Seorang Muslim – berdasarkan ayat-ayat al-Quran – meyakini bahwa kebahagiaan dan kesengsaraannya ditentukan oleh dirinya sendiri. Jika memilih jalan yang lurus, ia akan memperoleh banyak pahala dan keberuntungan. Jelas, orang yang berakal akan memilih jalan hidayah demi mencapai kebahagiaan dan keberuntungan.
Al-Quran memperingatkan bahwa kesalahan seseorang tidak bisa dilimpahkan ke tangan orang lain, tetapi tanggung jawab akan dipikul oleh masing-masing individu.
"Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain…" (QS: Al-Isra ayat 15)
Dalam Islam, manusia memiliki potensi untuk menjadi khalifah Allah di muka bumi dengan catatan ia yakin akan kemampuannya itu dan memanfaatkannya di jalan yang lurus.
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Mengenai pentingnya mengenal potensi diri, Imam Ali as berkata, "Manusia pintar adalah orang yang mengetahui kadar dirinya, sementara manusia bodoh adalah orang yang tidak mengetahui nilai dirinya."
Jadi untuk mencapai derajat yakin dalam Islam, manusia perlu mengetahui kedudukan tingginya di alam penciptaan ini. Dengan demikian, ia akan berusaha maksimal untuk mencapai posisi sebagai khalifah Allah di muka bumi. Dia mengetahui bahwa sejak awal penciptaan, Tuhan telah memperkenalkan manusia sebagai khalifah di muka bumi kepada para malaikat, dan sekarang saatnya manusia membuktikan kepercayaan yang diberikan Allah ini kepada semua makhluk lain.
Di sisi lain, Islam memperingatkan manusia bahwa dosa akan menurunkan nilai kemanusiaannya dan orang yang ingin mencapai derajat yakin, ia harus menjauhi pekerjaan yang mengundang murka Tuhan. Imam Ali as berkata, "Orang yang memiliki jiwa mulia dan suci, tidak akan mengotorinya dengan dosa."
Bulan Ramadhan merupakan kesempatan terbaik untuk memperbaiki diri, meninggalkan dosa, dan memohon ampunan. Rasulullah Saw bersabda, "Syaitan-syaitan dibelenggu di bulan ini."
Orang yang ingin mencapai derajat yakin, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan terbaik ini untuk melatih diri meninggalkan dosa, yang bisa meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaannya. Ia akan berusaha mencapai derajat yakin dengan berpuasa, memperbanyak ibadah, dan memohon ampunan.
Manusia harus percaya dan bertawakkal kepada Allah Swt jika ingin mencapai derajat yakin. "Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS: At-Talaq ayat 3)
Orang yang memandang Allah Yang Maha Kuasa sebagai pelindung dan pembelanya, ia yakin akan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dengan mengandalkan kemampuan yang diberikan Tuhan dan mampu mengantarkan dirinya pada kebahagiaan dan kesempurnaan duniawi dan ukhrawi.