Sepekan sebelum jatuh tempo penambahan level utang Amerika, para pejabat senior ekonomi dunia telah memperingatkan dampak negatif dari kebangkrutan negara ini. Christine Lagarde, Kepala Dana Moneter Internasional memperingatkan bila Amerika tidak menambah level utangnya hingga tanggal 17 Oktober, ekonomi dunia akan memasuki periode berbahaya. Para pejabat ekonomi dunia menyatakan bahwa dampak pengumuman kebangkrutan Amerika akan lebih dirasakan oleh negara-negara miskin di dunia.
Masih ada waktu 6 hari lagi bagi pemerintah AS untuk menggolkan tambahan level utang mereka. Bila Gedung Putih dan Kongres tidak mencapai kesepakatan, maka negara yang memiliki 20 persen produk domestik bruto ini secara resmi akan mengumumkan kebangrutannya dan dampaknya akan menyeret banyak negara ke arah yang sama.
Saat ini, negara-negara asing menjadi pemilik lebih dari 2 triliun dolar surat utang AS. Selama beberapa puluh tahun belakangan ini, AS mengelola ekonominya dengan mendapat dana dari negara asing lewat penjualan surat utangnya dan membayarkan bunganya kepada pihak asing. Bila terjadi masalah dalam proses ini, maka Amerika akan memasuki periode resesi ekonomi parah dan membahayakan perputaran uang di negara ini.
Di sisi lain, Amerika merupakan pasar terbesar produk-produk dunia. Bila terjadi resesi ekonomi dan menurunnya aktivitas kerja di negara ini, maka banyak pengekspor barang ke AS akan merugi. Cina dan Jerman termasuk negara yang bergantung pada ekspor produknya ke Amerika. Begitu juga negara-negara sedang berkembang yang menjual minyak akan kehilangan devisa ketika AS memasuki periode resesi ekonomi
Pasar saham AS seperti Wall Street yang berfungsi sebagai penentu harga saham di pelbagai kawasan dunia akan mengalami goncangan hebat bila pemerintah Amerika mengalami kebangkrutan. Pada saat yang sama, pasar-pasar saham di Eropa dan Asia juga akan mengalami nasib yang sama. Negara-negara yang paling banyak membeli surat utang pemerintah Amerika adalah Cina, Jepang, negara-negara anggota Uni Eropa, Rusia dan negara-negara Arab pengekspor minyak. Negara AS sendiri setiap bulannya harus membayar utang dan bunganya kepada para pembeli surat utangnya.
Dengan mencermati keadaan yang ada, bila pemerintah Amerika tidak memiliki uang untuk membayar utangnya hingga tanggal 17 Oktober, ratusan miliar dolar kekayaan negara-negara di dunia akan lenyap begitu saja. Dengan kata lain, kebangkrutan pemerintah AS membuat para peminjam tiba-tiba kekurangan likuiditas. Kondisi ini sangat berdampak negatif bagi kinerja keuangan banyak negara di dunia.
Berbeda dengan negara-negara seperti Yunani, Irlandia, Portugal dan Cyprus yang utangnya hanya mencapai ratusan miliar dolar, utang AS mencapai puluhan triliun dolar, sehingga lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia, bank-bank Cina, Jepang dan Eropa tidak akan mampu mencegah kebangkrutan AS. Bila ada negara yang ingin melanjutkan pemberian pinjaman kepada pemerintah Amerika, maka negara itu akan menuntut bunga yang sangat tinggi.
Saat ini, kemungkinan besar peringkat kredit Amerika akan mengalami penurunan dan bila Washington ingin mendapatkan pinjaman baru, maka itu bisa didapatkan dengan bunga yang sangat tinggi. Kenyataan ini dengan sendirinya menambah jumlah defisit anggaran dan utang pemerintah AS. Bagaimanapun juga, sikap keras kepala yang terjadi di kalangan politikus AS bukan saja merugikan warga AS, tapi mencakup nasib ratusan juta manusia di seluruh dunia.