Ketua parlemen Suriah Mohammad Jihad al-Laham menekankan solusi politik untuk menyelesaikan krisis Suriah, dan mengatakan hanya kotak suara yang akan menentukan masa depan negara itu.
 
Dalam pidatonya di Konferensi Uni Antar Parlemen Negara Islam (IIPU) di Tehran, Iran, Selasa (18/2), Jihad al-Laham menambahkan, Suriah sedang menghadapi sebuah perang internasional, di mana negara-negara tetangga juga terlibat dalam konfrontasi itu.
 
"Mereka berperang melawan rakyat Suriah dengan dukungan Barat dan Amerika Serikat. Mereka telah menghancurkan infrasturktur negeri kami," ujarnya.
 
Padahal, lanjut Jihad al-Laham, ketika pertama kali mendirikan IIPU, kita sepakat untuk tidak mengintervensi urusan negara lain, tapi sekarang negara-negara anggota IIPU siang malam melakukan kejahatan di Suriah.
 
"Beberapa negara anggota IIPU mencampuri urusan negeri kami dengan mendukung kelompok pemberontak dan militan. Langkah itu bertentangan dengan Piagam PBB dan juga Piagam Organisasi Kerjasama Islam (OKI)," tegas Jihad al-Laham.
 
Menurutnya, intervensi itu dilakukan dengan cara mengirim anasir-anasir militan dan menyebarluaskan faham Takfiri untuk berperang dengan rakyat Suriah dan pemerintah Damaskus.
 
"Berdasarkan data Barat, sekitar 40 ribu militan dari 83 negara dunia telah dikirim ke Suriah, padahal IIPU dituntut untuk berkomitmen terhadap promosi nilai-nilai luhur Islam dan dialog peradaban," kritik Jihad al-Laham.
 
Ketua parlemen Suriah memprotes pengucuran dana miliaran dolar oleh negara-negara Muslim untuk membunuh umat Islam di Suriah. "Mereka mengerahkan kelompok-kelompok militan terhadap negara-negara Muslim," protesnya