Majalah Foreign Policy menulis bahwa bantuan Amerika Serikat kepada pemerintah Otorita Ramallah perlu ditinjau ulang. Sadar atau tidak, bantuan tersebut turut memfasilitasi pendudukan Zionis Israel.
Sebagaimana dilaporkan ISNA pada Ahad (5/8), rakyat Palestina membutuhkan program-program untuk mencegah perluasan pembangunan permukiman Zionis dan diskriminasi terhadap mereka.
Israel telah menghancurkan pasukan keamanan Palestina di tahun 2002 pada puncak Intifada Kedua. Tapi sejak tahun 2005, AS dan Uni Eropa melalui dukungan finansial dan teknis, tidak hanya membangun kembali mereka, tetapi juga mempromosikan koordinasi erat antara dinas keamanan Israel dan Palestina.
Tidak mengherankan jika banyak kritikus Palestina menyebut pasukan pemerintah Otorita Ramallah sebagai polisi Israel.
Menurut Foreign Policy, bantuan asing akan mengurangi kewajiban Israel untuk menjamin kesejahteraan penduduk di bawah pendudukannya berdasarkan hukum internasional.
Tahun lalu, ketika anggota Kongres AS pro-Israel menghentikan bantuan kepada Otorita Ramallah sebagai hukuman karena memperjuangkan keanggotaan penuh di PBB, rezim Israel berbicara keras dalam membela bantuan tersebut.
Foreign Policy menambahkan, bantuan internasional tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat Palestina, tapi dana itu sering digunakan untuk keperluan proyek-proyek yang disetujui oleh pasukan pendudukan Israel dan aktif mempromosikan rencana kolonisasi Zionis.
Bantuan juga memiliki dampak negatif terhadap masyarakat sipil Palestina. Sejak tahun 1993 dan Perjanjian Oslo, organisasi non-pemerintah harus menyesuaikan program-program mereka dengan agenda donor daripada memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Tidak ada yang berpendapat bahwa semua bantuan harus dihentikan. Rakyat Palestina butuh untuk bertahan hidup di tanah air mereka dan memenuhi hak dasar seperti pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan. Namun, dengan tidak adanya kerangka kerja politik, bantuan ke Palestina jauh lebih merugikan mereka daripada memberi manfaat.
Menurut Foreign Policy, ada cara untuk membantu rakyat Palestina tinggal di tanah air mereka tanpa merugikan yang perlu dipertimbangkan secara serius. Tetapi intinya, apa yang dibutuhkan rakyat Palestina adalah tekad politik Eropa dan Amerika untuk menghentikan penjajahan Israel. Tanpa itu, rakyat Palestina menghadapi penjajahan dan pengucilan, dan jumlah donor tidak akan membantu mereka. (IRIB Indonesia/RM/MF)