Pemimpin Al-Qaeda Afghanistan merencanakan kebangkitan kekuatannya jika negara tersebut ditinggalkan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat, demikian ungkap para pejabat Washington.
 
Farouq Al-Qahtani Al-Qatari dilaporkan telah mempererat hubungan lokal dan menggalang sejumlah militan berpengalaman untuk melatih para pejuang generasi baru.
 
Para pejabat militer dan intelijen AS mengklaim mereka telah meningkatkan serangan drone dan jet terhadap pemimpin Al-Qaeda itu dan para pengikutnya di provinsi di bagian timur pegunungan Kunar dan Nuristan.
 
Tujuannya adalah untuk mencegah pembentukan kamp-kamp pelatihan besar yang pernah merekrut ratusan militan sebelum perang pimpinan AS di Afghanistan dimulai.
 
Para pejabat mengatakan kampanye kontra terorisme merupakan utama pemerintahan Obama untuk mempertahankan pasukan di Afghanistan setelah 2014.
 
Ketua Komite Intelijen DPR Mike Rogers mengatakan jumlah anggota Al-Qaeda di Afghanistan meningkat namun tidak jauh lebih tinggi daripada beberapa ratus.
 
"Saya pikir sebagian besar sedang menunggu AS untuk sepenuhnya keluar pada tahun 2014," katanya.
 
Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Selasa (25/2/2014), telah berunding dengan mitranya asal Afghanistan Hamid Karzai guna membahas penandatanganan Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA).
 
Karzai bersikeras tidak menandatangani kesepakatan itu sebelum AS memenuhi sejumlah persyaratan, termasuk penghentian operasi malam hari ke rumah-rumah warga Afghanistan, serangan udara ke wilayah permukiman, dan juga pengadilan terhadap pasukan AS yang melakukan kejahatan.
 
Selain itu, Karzai menegaskan bahwa kehadiran pasukan AS dan NATO tidak memulihkan keamanan dan kondisi Afghanistan belum keluar dari krisis.
 
Militer AS menegaskan bahwa setiap pasukannya harus dihukum dalam wilayah jurisdiksi AS.
 
Kemacetan kesepakatan BSA juga mengancam keberadaan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Anders Fogh Rasmussen, Sekjen NATO menyatakan tidak dapat mempertahankan pasukannya di Afghanistan tanpa penandatanganan BSA.