Terorisme di Suriah dan Senjata Sejumlah Negara

Rate this item
(0 votes)

Bashar al-Jaafari, wakil tetap Suriah di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyeru keserisuan dalam memerangi terorisme yang merajalela di Suriah. Al-Jaafari Rabu (28/5) saat sidang Dewan Keamanan PBB untuk mengkaji kondisi politik dan keamanan Suriah melemparkan kritikan dan protes terkait sikap dualisme sejumlah anggota PBB dalam menyikapi kelompok teroris di Suriah. Ia menekankan, Dewan Keamanan harus bersikap tegas terhadap para pendukung terorisme di Damaskus.

 

Seraya menjelaskan bahwa negara-negara pro teroris dengan idelogi "Tujuan akan dapat membenarkan alat" mulai memanfaatkan terorisme sebagai sarananya demi mensukseskan kebijakan luar negeri mereka. Sikap ini sangat kentara dalam pidato Presiden AS, Barack Obama pada hari Rabu saat menjelaskan kebijakan luar negeri Gedung Putih.

 

Obama saat menyampaikan pidatonya di akademi militer West Point dengan gamblang menyatakan komitmennya untuk memperkokoh dukungannya terhadap kubu anti Suriah. Calr Levin, senator Demokrat dan ketua Komisi Angkatan Bersenjata di Senat AS mengusulkan undang-undang yang membolehkan militer AS memberi jasa pelatihan dan perlengkapan militer kepada anggota kelompok anti Damaskus. Undang-undang ini akan memungkinkan Chuck Hagel, menteri pertahanan AS memberikan peralatan militer dan pelatihan yang diperlukan kepada anggota kubu anti Suriah yang dipilih Washington.

 

Krisis yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun di Suriah memiliki keterkaitan erat dengan kebijakan ambisius "Tujuan akan dapat membenarkan alat". Dukungan terorganisir front Arab-Barat terhadap teroris di Suriah mengindikasikan pemanfaatan milisi bersenjata sebagai alat untuk mencapai ambisi mereka, yakni menggulingkan Bashar al-Assad. Dalam koridor ambisi busuk inilah, Barack Obama dalam pidatonya secara terang-terangan mengungkapkan bantuan negara ini kepada kelompok teroris di Suriah.

 

Poin penting dan patut untuk direnungkan adalah pengelompokan milisi bersenjata di Suriah menjadi kelompok moderat dan radikal. Amerika Serikat ketika mendukung kelompok anti Suriah yang mereka klaim sebagai kelompok moderat, seluruh kelompok teroris yang mengganas di Damaskus memasuki serta menjalankan aksinya atas lampu hijau yang diberikan oleh front Arab-Barat.

 

Terkait isu Suriah, perang melawan terorisme telah menjadi isu politik dan politisasi kasus memerangi terorisme sekedar tindakan untuk mencari-cari alasan. Contohnya, Amerika dalam satu kurun waktu dengan alasan menumpas al-Qaeda dengan lancang telah mengirim pasukan ke kawasan dan dewasa ini dengan berbagai dalih, Washington malah mengirim anggota al-Qaeda ke Suriah. Saat ini pula, Amerika menggulirkan isu pembagian kelompok teroris menjadi moderat dan radikal demi menjustifikasi bantuan logistik dan finansial kepada teroris.

 

Padahal berdasarkan resolusi 1373 Dewan Keamanan PBB, dilarang keras memberi dukungan, khususnya bantuan finansial kepada kelompok teroris di Suriah. Strategi saat ini sejumlah anggota Dewan Keamanan PBB khususnya AS dalam mendukung kelompok teroris di Suriah telah merusak citra dan kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi dunia yang mengemban misi menghapus segala bentuk ancaman, menjaga perdamaian dan keamanan dunia internasional.

Read 1209 times