Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut persatuan dan pembentukan umat yang satu sebagai kebutuhan mendesak dunia Islam.
 
Seperti dilaporkan bidang penerangan Kantor Rahbar, Ayatullah Khamenei Selasa (27/5) bertepatan dengan peringatan Hari Pengangkatan Rasulullah Saw (Bi'tsat) dalam pertemuannya dengan para pejabat pemerintah, tamu peserta musabaqah internasional tilawatil quran (MTQ), para duta besar negara Islam serta warga menekankan bahwa salah satu tujuan utama pengobaran friksi di antara umat Muslim dan penyebaran Iranphobia serta Syiahphobia adalah upaya front arogan menutupi kesulitan yang dihadapinya dan mempertahankan rezim ilegal Israel.
 
Rahbar menambahkan, diharapkan umat muslim khususnya cendikiawan Muslim mampu memahami dengan benar front musuh Islam ini dengan kewaspadaan tinggi dan menyadari dengan benar realita ini.
 
Ayatullah Khamenei menilai kebutuhan mendesak dunia Islam saat ini adalah mengedepankan ideologi, pemikiran dan mengenali hakikat sebenarnya front musuh umat Islam serta menggalang persatuan dan menghindari friksi akidah serta sektarian.
 
"Dewasa ini bendera kejayaan Islam mulai berkibar dan identitas keislaman lebih kuat tumbuh dan berkembang di antara umat Muslim dunia ketimbang masa lalu. Dan bangsa Iran dengan itikad baik dan kepercayaan tinggi terhadap janji kemenangan dari Allah tengah meniti kemajuan dan melewati berbagai kendala yang menghadang. Bangsa Iran juga tengah mendobrak satu demi satu pertahanan musuh dan terus bergerak dalam melawan kezaliman, kebodohan dan ketidakadilan," tandas Rahbar.
 
Rahbar seraya mengisyaratkan interpretasi keliru dan sangat dangkal terhadap ajaran Islam dan al-Quran mengatakan, "Tidak adanya pandangan yang benar dan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam serta al-Quran telah menyebabkan sejumlah kelompok dewasan ini mengatasnamakan Islam dan menzalimi saudara mereka sendiri serta membantai umat Islam lainnya. bahkan di negara-negara Afrika, dengan mengatasnamakan Islam, kelompok ini menculik anak-anak gadis tak berdosa," tegas Rahbar.
 
Lebih lanjut Rahbar mengatakan, dewasa ini musuh bangkit memusuhi Islam secara terang-terangan dan sarana terpenting mereka adalah menciptakan perpecahan akidah dan perang Sunni-Syiah. Jika akal sehat dan pemikiran mendalam dimanfaatkan, maka dengan jelas keterlibatan musuh serta motif mereka dapat disaksikan, sehingga umat Islam tidak terjebak ke dalam propaganda musuh.
 
Seraya menekankan mesin-mesin politik Barat sebagai penyebar kebodohan (jahiliyah), padahal misi utama Nabi Muhammad Saw adalah mencabut kebodohan keakar-akarnya, Rahbar menandaskan, "Ketidakadilan, diskriminasi, pengabaian kehormatan manusia, membesar-besarkan isu gender dan propaganda luas model pakaian berlebih-lebihan perempuan adalah pemandangan dari kebudayaan merusak Barat yang sejatinya merupakan bentuk dari kemunduran ke arah era jahiliyah, namun dengan metode dan sarana yang lebih modern."
 
Seraya mengisyaratkan upaya untuk menumpas kebangkitan Islam, Rahbar mengatakan, "Meski aksi penumpasan ini di sejumlah wilayah tampaknya gagal, namun realitanya adalah kebangkitan Islam bukan sesuatu yang dapat dimusnahkan."
 
Rahbar menyebut kunci keberhasilan dan kemenangan Republik Islam Iran dalam berbagai fase dan perjuangan ekonomi, politik, sosial dan internasional adalah kepercayaan dan itikad baik terhadap janji kemenangan yang telah diberikan Allah Swt. "ini adalah jalan yang ditempuh bangsa Iran dan di masa mendatang kondisi ini tidak akan berubah," papar Rahbar.