Walikota wilayah Al Khalis di Provinsi Diyala, Irak mengatakan, dengan memperhatikan bukti-bukti yang ada, orang-orang bayaran kelompok teroris Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS) adalah pelaku serangan ke sebuah masjid di Timur Laut Baquba, Jumat (22/8) yang menewaskan 30 jamaah shalat.
Stasiun televisi Alalam (23/8) mengutip situs berita Irak, Sumaria News, melaporkan, Udai Al Khadran, Walikota Al Khalis menjelaskan, "Sebagian politikus Irak, di tribun-tribun media berusaha menciptakan ketegangan di negara ini dengan maksud untuk mencapai kepentingan-kepentingan pribadi yang lebih besar."
Al Khadran menambahkan, "Informasi-informasi yang sampai ke tangan Kantor Walikota Al Khalis terkait para pelaku pembunuhan di Masjid Musab bin Omair di desa Bani Wais, 55 kilometer Timur Laut Baquba, menunjukkan bahwa para pelaku adalah anasir-anasir bertopeng yang menggunakan senjata BKC. Setelah melakukan aksinya para pelaku melarikan diri ke wilayah dekat Mansuriat Al Jabal, wilayah yang diduduki kelompok teroris DIIS."
"Para penjahat yang terlibat dalam aksi teror ini adalah orang-orang bayaran kelompok teroris DIIS dan dengan melakukan kejahatan ini mereka berusaha menyebarkan fitnah mazhab," lanjutnya.
Al Khadran menuduh sebagian politikus Irak memanfaatkan media untuk mencapai tujuan pribadi tanpa memperhatikan dampak negatifnya bagi kepentingan nasional. "Wilayah Hamreen, lokasi desa Bani Wais berada, adalah tempat tinggal sejumlah suku dari berbagai kelompok. Mereka selalu hidup berdampingan dengan damai dan semuanya ikut serta dalam pasukan sukarelawan rakyat," katanya.
Menurutnya, serangan yang terjadi Jumat (22/8) dilakukan untuk membuka kesempatan pecahnya fitnah mazhab di Irak, namun fitnah ini gagal karena disikapi dengan kebijakan yang rasional.
Ia juga memprotes standar ganda yang diterapkan sebagian politikus Provinsi Diyala dalam mengecam aksi-aksi teror. Dalam serangan bersenjata ke Masjid Musab bin Omair, Diyala lebih dari 30 jamaah masjid itu tewas.
 
Moqtada Sadr, Pemimpin Gerakan Sadr, Sabtu (23/8) dalam statemennya menegaskan bahwa jejak para Takfiri terlihat jelas dalam aksi kejahatan ini.