Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, sampai sekarang masalah-masalah mendasar soal jurang pemisah antara pandangan Iran dan Kelompok 5+1 masih perlu diperhatikan.
Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran dalam wawancaranya dengan IRIB News (9/11) menjelaskan tentang isi perundingan segitiga Iran, Amerika Serikat dan Uni Eropa di Muscat, Oman. Ia menuturkan, "Masalah-masalah yang sampai sekarang masih menjadi pertentangan adalah tingkat program pengayaan uranium (bukan esensi program pengayaan uranium itu sendiri) dan metode pencabutan sanksi."
Zarif menambahkan, "Terkait pencabutan sanksi dan tingkat program pengayaan uranium serta proses industrialisasi pengayaan uranium, sampai saat ini masih ada beda pandangan, meskipun sebagian usulan yang disampaikan bergerak maju ke arah solusi."
Menurut Menlu Iran, pasca peundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 di New York, solusi masalah lebih menjadi pusat perhatian ketimbang perbedaan-perbedaan, dan beberapa solusi yanng disampaikan, sudah disepakati oleh kedua belah pihak.
Zarif menegaskan bahwa aktivitas nuklir Iran sepenuhnya damai. "Dengan maksud agar masalah terselesaikan, opsi terbaik bagi Kelompok 5+1 adalah mencapai sebuah solusi berdasarkan perundingan," katanya.
Berdasarkan fatwa Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, senjata nuklir tidak memiliki tempat di Iran. "Jika Barat tidak punya tujuan lain dan tidak mengejar ambisi politik, kemungkinan dicapainya sebuah solusi yang dapat meyakinkan mereka bahwa aktivitas nuklir Iran sepenuhnya damai, masih terbuka," ujar Zarif.
Menlu Iran berharap, Tehran dan Kelompok 5+1 dengan metode-metode teknis yang ada dapat mencapai kata sepakat soal solusi ini.